Direktur Utama PDAU Kabupaten Kuningan Rafian Joni mengakui Waduk Darma tergolong lambat. Sekalipun potensinya besar dengan bentang alam yang menarik dan didukung cuaca yang sejuk, kawasan wisata ini bisa dibilang masih dikelola ”seadanya”.
Persis seperti diungkapkan Enci, panggung wisata Waduk Darma memang sepi-sepi saja. Kondisi itu membuat pilihan wisata di Waduk Darma menjadi terbatas. ”Saya paling suka berkeliling naik perahu saja di waduk. Bisa berhenti dulu membeli ikan di jaring apung di tengah waduk dan lihat-lihat pemandangan. Kalau anak-anak sih main-main aja di taman,” kata Sri Ayu Ningsih (31), ibu dua anak yang Minggu itu mengajak adik dan anak perempuannya berwisata ke Darma.
Berusaha bangkit
Untuk membangkitkan kembali gairah wisata di Waduk Darma perlu biaya besar. Pemkab Kuningan tahun ini menganggarkan Rp 1 miliar untuk memperbaiki jalur pejalan kaki (pedestrian), tempat bermain anak-anak, serta jalur terbuka untuk kafe dan restoran.
Dalam desain PDAU Kabupaten Kuningan, di Waduk Darma akan dibangun sebuah hotel dan resor besar dengan nilai investasi Rp 60 miliar. Proyek diperkirakan selesai lima tahun ke depan. Targetnya menjadikan Waduk Darma pusat wisata dan olahraga air di Indonesia.
Kesadaran untuk menggerakkan wisata Waduk Darma didasari kenyataan bahwa Kuningan kini mengandalkan pendapatannya pada pariwisata dan konservasi alam. Posisinya sebagai lahan tangkapan air di pantura membuat kabupaten tersebut bergantung banyak pada wisata. Waduk Darma yang indah dan damai jadi pintu awal menuju ke arah sana. Selamat berwisata!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.