Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Jeli Menjual Wisata

Kompas.com - 01/09/2012, 16:41 WIB
Abun Sanda

Penulis

HANOI, KOMPAS.com -- Vietnam bisa disebut sebagai salah satu negara yang amat cerdas menjadikan wisata sebagai industri penghasil devisa. Negara yang pernah tercabik-cabik karena perang berkepanjangan dengan Amerika Serikat ini jeli melihat peluang mengail wisatawan asing.

Lihatlah, bekas terowongan bertingkat-tingkat yang di antaranya terdapat di (bekas) Vietnam Selatan, kini menjadi obyek wisata yang sangat menarik. Mausoleum Ho Chi Minh dan bekas kediaman Ho Cho Minh bisa dijadikan obyek wisata yang menawan.

Atau lihatlah, bagaimana peninggalan-peninggalan sejarah, seperti kuil, sekolah dan gereja berusia delapan ratus tahun, dirawat tuntas. Lalu jalan menuju obyek wisata dimuluskan. Jadilah obyek itu menjadi tujuan wisata yang atraktif. Vietnam dipuja karena itu.

Dulu, banyak warga dunia yang menyangka Vietnam mungkin hanya bisa "menjual" Ha Long Bay yang memang kelas dunia. Namun ternyata dugaan itu meleset. Vietnam ternyata bisa menjadikan peninggalan-peninggalan sejarah, bahkan peninggalan perang sebagai obyek wisata menarik. Tidak heran kini Vietnam menjadi salah satu negara yang menekankan wisata sebagai andalan meraih devisa. Ia mampu menarik hampir sepuluh juta wisatawan asing setiap tahun.

Sebetulnya, dibanding Vietnam, Indonesia memiliki jauh lebih banyak obyek wisata yang fantastis, dan benar-benar kelas dunia. Bali, Candi Borobudur, Raja Ampat, Danau Toba, Tana Toraja, Danau Kelimutu, Pulau Komodo, sekadar menyebut beberapa obyek wisata yang luar biasa dahsyatnya. Akan tetapi wisatawan asing yang datang tidak sampai sepuluh juta orang. Jauh di bawah Singapura, sebuah negara dengan luas hampir sama luas wilayah DKI Jakarta.

Kita perlu belajar banyak dari negara lain. Bukankah soal ini, di antaranya menyangkut bagaimana mengemas obyek wisata itu dan bagaimana "ngecapnya" di forum dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com