Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuansa Arab di Condet

Kompas.com - 17/10/2012, 08:04 WIB

Oleh Nur Hidayati

Kedai bibit parfum berderet-deret di ujung jalan yang relatif sempit. Padat dan meriah. Di antara botol-botol parfum yang cantik terpajang pula berwarna-warni jambangan ”shisha”, alat isap ”rokok” Arab. Itulah penanda perjalanan sudah sampai di Condet.

Kedai-kedai bibit parfum—yang masih harus diracik untuk jadi parfum—bisa disebut sebagai ciri khas hampir setiap kampung Arab di Pulau Jawa. Mulai dari kampung Arab di Ampel, Surabaya; Pasar Kliwon, Solo; hingga kampung Arab Condet, Jakarta Timur.

”Memang tradisi orang Arab meracik sendiri parfum mereka,” kata Thoha, pemilik kedai bibit parfum di Condet

Pria berdarah campuran Betawi-Arab ini bercerita, di Timur Tengah parfum dari Eropa dan Amerika tak cocok begitu saja dipakai karena perbedaan iklim yang ekstrem. Di Arab, bibit parfum diramu untuk memperkuat aroma parfum agar lebih tahan dengan iklim panas.

Minyak gaharu dan cendana dari Indonesia termasuk bahan terpenting untuk racikan parfum di kawasan Timur Tengah. Kebiasaan meramu parfum ini pun terbawa di kalangan warga keturunan Arab di Indonesia.

Di Condet, Thoha menjelaskan, meskipun toko-toko parfum berjajar, masing-masing punya pelanggan karena parfum hasil ramuan satu toko dengan toko lainnya tak akan sama. Di toko-toko ini, racikan yang cocok dan disukai seorang pelanggan akan dicatat si pengelola toko dan disimpan seperti ”resep” khusus untuk si pelanggan.

”Komposisi bahan dan takarannya saya catat, khusus untuk dia. Enggak akan saya kasih ke pembeli lain. Orang kan enggak suka baunya sama dengan orang lain,” ujar Thoha. Rupanya, meracik parfum mirip seperti menjahitkan baju, sesuai ”ukuran” aroma badan masing-masing.

Ganti aroma

Setelah aroma wewangian menggoda di ujung jalan masuk ke Condet, aroma bumbu masakan ganti menggoda selera ketika kaki melangkah lebih dalam ke Condet. Mengunjungi kawasan ini tak akan ”sah” tanpa menyempatkan menikmati kuliner bercitarasa Timur Tengah yang mendominasi Condet saat ini.

Begitu banyak pilihan, mulai dari nasi kebuli di rumah makan Puas dan Layla, hingga nasi kabsah di Resto Al Mukalla. Menu nasi ala Timur Tengah ini menyuguhkan nasi yang dimasak bersama daging kambing dan kaya bumbu.

Bila ingin menikmati kelezatan asli daging kambing–tanpa banyak bumbu—sajian di rumah makan Sate Tegal Abu Salim bisa jadi pilihan. ”Daging kambing yang empuk, tanpa bau amis itu tergantung kambing yang dipilih dan cara potong sejak penyembelihan,” ujar Lili Ahmad Al Kaff, pemilik rumah makan tersebut.

Mula-mula dipilihlah kambing yang masih muda, sekitar usia 4-5 bulan. Kemudian kambing dipotong dengan memperhatikan irisan uratnya. Daging kambing juga tidak boleh dicuci setelah disembelih, melainkan hanya dilap bersih. Justru karena tak terpercik air sebelum proses memasak itulah aroma daging tak menyengat atau prengus.

Selain menyajikan aneka menu, Sate Tegal Abu Salim juga seperti toko makanan swalayan, berbagai jenis kue dan penganan khas Timur Tengah ada di sana dari roti maryam yang gurih hingga kue kaad yang legit dan berwangi rempah. Tak ketinggalan, tersedia pula susu kambing, versi orisinal ataupun dengan tambahan madu.

Jangan khawatir, bukan hanya dagingnya yang tak beraroma amis, susu yang diperah dengan benar juga sama sekali tak menyisakan aroma kambing. ”Proses memerahnya harus bersih. Kalau ada bulu jatuh ke susu, bisa langsung jadi prengus,” kata Lili yang pindah dari Tegal, Jawa Tengah, ke Condet dan membuka rumah makan di kawasan ini sejak 25 tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com