Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Berwisata ke Negeri Atas Laut...

Kompas.com - 22/10/2012, 13:41 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com — Jika menginginkan suasana perkampungan yang berbeda, Torosiaje salah satu pilihan tepat. Kampung ini sungguh berbeda dari kampung lainnya. Barangkali inilah satu-satunya kampung yang benar-benar berada di atas laut. Ya, di atas laut karena dua dusun yang ada di Desa Torosiaje benar-benar didirikan di atas laut.

Desa Torosiaje merupakan desa perkampungan Suku Bajo yang terletak di Kecamatan Popayato, Kabupaten Gorontalo. Kisah terbentuknya perkampungan Torosiaje cukup panjang. Keberadaan orang Bajo di Torosiaje sudah ada sejak tahun 1901. Ketika itu mereka hanya menambatkan perahu di bawah pohon bakau, dan kini telah menjelma menjadi satu desa dengan lebih dari 200 rumah. Semuanya dibangun di atas tiang pancang yang ditanam di dasar laut.

Untuk mencapai Desa Torosiaje, pengunjung harus menggunakan ojek perahu yang sudah siap sedia di ujung dermaga sepanjang 300 meter yang ada di darat. Cukup membayar Rp 2.000 per orang, jarak tempuh 15 menit menuju perkampungan akan diantar oleh para tukang ojek. Sebuah pintu gerbang bertuliskan "Welcome to Torosiaje" yang berada di ujung perkampungan siap menyambut pengunjung.

Pintu gerbang ini sebenarnya berada di belakang perkampungan karena Kampung Torosiaje yang berbentuk formasi huruf 'U" tersebut menghadap ke laut lepas. Ada lebih dari 200 bangunan rumah penduduk yang tertata dalam formasi itu.

Selain rumah penduduk, di Torosiaje juga sudah didirikan fasilitas umum seperti puskesmas, penginapan, masjid, wartel, balai desa serta SD dan TK. Sekali lagi, semuanya dibangun di atas laut. Untuk menghubungkan semua bangunan tersebut, dibangunlah jalan berupa jembatan kayu beratap yang mengitari semua desa dengan panjang total mencapai 4.000 meter.

Sebagai sebuah desa wisata, penduduk Torosiaje telah terbiasa dalam menyambut kedatangan tamu. Mereka dengan ramah akan menyapa setiap tamu yang datang. Bukan itu saja, bahkan rumah mereka siap menjadi hunian bagi tamu, lengkap dengan sajian menu laut.

Seperti yang Kompas.com rasakan ketika menyambangi desa ini beberapa waktu yang lalu. Walau tersedia penginapan, Kompas.com sengaja memilih rumah penduduk untuk merasakan langsung kehidupan warga Torosiaje. Suku Bajo menganggap bahwa laut adalah tanah leluhur mereka. Oleh karena itu, tak heran jika hampir seluruh aktivitas keseharian mereka tak terpisahkan dari laut. Para lelaki Torosiaje setiap hari harus turun ke laut, mencari ikan dengan perahu-perahu khas mereka yang disebut leppa atau soppe.

Pemandangan ini menjadi sesuatu yang menarik buat pengunjung. Bahkan, jika mau, pengunjung dapat ikut mencari ikan dengan mereka. Demikian pula anak-anak Torosiaje, sepulang sekolah mereka biasanya ikut mencari ikan. Walau hanya memancing dari depan rumah, alam telah mengajarkan kepada mereka kecakapan mencari ikan. Ikan dengan sangat melimpah tersedia di Torosiaje. Tak perlu jauh-jauh, bahkan di kolong rumah pun, dengan sangat mudah, pengunjung bisa melihat langsung ikan-ikan berkeliaran bebas.

Sementara para lelaki mencari ikan, biasanya para perempuan Torosiaje mengisi waktu mereka dengan mengolah ikan hasil tangkapan. Torosiaje terkenal dengan produksi ikan asinnya. Tugas para perempuanlah menjemur ikan asing tersebut. Sempatkanlah berkeliling Kampung Torosiaje dari arah laut. Sewalah perahu dengan biaya yang sangat murah, Rp 100.000, untuk seharian, dan nantikanlah matahari terbenam yang tak kalah indahnya dengan matahari terbit.

Letak geografis Torosiaje memungkinkan pengunjung bisa menikmati sunrise sama indahnya dengan sunset. Desa Torosiaje dapat dicapai melalui Kota Gorontalo dengan jarak tempuh sekitar 7 jam berkendara. Tersedia bus regulaer yang melewati jalan Trans-Sulawesi. Turunlah di ibu kota Popayato. Dari sana, Torosiaje berjarak 7 km. Menggunakan angkutan umum, dermaga darat Torosiaje bisa dicapai lebih kurang 15 menit.

Jika Anda penyuka alam bawah laut, jangan lupa membawa alat snorkeling karena perairan Torosiaje begitu jernih. Karang-karang indah di perairan dangkal terlihat dengan sangat jelas. Anak-anak Torosiaje siap sedia menemani ber-snorkeling karena lahan bermain mereka adalah laut.

Sembari menunggu kedatangan sunset, mampirlah sejenak di pantai yang ada di samping kiri perkampungan Torosiaje. Belilah ikan segar dari nelayan yang ada di luar, dan nikmati bakar ikan di saat sunset dengan latar perkampungan Torosiaje yang seolah mengapung di atas laut.

Jika malam tiba, tersedia dua penginapan yang siap menampung pengunjung. Satu milik pemerintah daerah, satu lagi milik warga desa yang mereka kelola bersama. Tak perlu biaya mahal, cukup Rp 150.000 per kamar. Jika mau lebih murah lagi, penduduk Torosiaje biasanya juga menyewakan kamar mereka dengan harga Rp 50.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com