Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 22/10/2012, 15:03 WIB
EditorI Made Asdhiana

BELITUNG, KOMPAS.com - Wisata berbasis ekologi makin berkembang di Pulau Belitung, Bangka Belitung. Selain menarik wisatawan, wisata ini juga dimaksudkan untuk meredam kerusakan lingkungan di pulau yang tengah mengembangkan pariwisata sebagai andalan tersebut.

Wisata berbasis ekologi mulai tumbuh di Belitung sejak tiga tahun terakhir. Salah satu yang berkembang adalah Taman Wisata Ekologi dan Konservasi Pulau Kepayang sebagai obyek wisata berbasis konservasi terumbu karang serta penyu. Minggu (21/10/2012), taman wisata seluas sekitar 5 hektar itu terlihat ramai dikunjungi wisatawan mancanegara dan domestik.

Beberapa lokasi wisata berbasis ekologi lain yang tengah dalam pengembangan di Belitung adalah Batu Mentas dengan unggulan konservasi tarsius belitung (sejenis kera kecil ekor panjang), Selat Nasik dengan unggulan konservasi mangrove (hutan bakau), dan Taman Wisata Alam Tirta Merudang Indah sebagai wisata berbasis konservasi hutan rawa. Selain itu, Taman Wisata Alam Tirta Merudang Indah yang akan dibuka akhir tahun ini dibangun di atas hutan rawa yang dahulu banyak ditebangi untuk pembakaran kaolin.

”Kami berusaha melestarikan pohon yang dulu banyak di Belitung, tetapi kini kian langka, seperti pelawan, samak, sisilan, rasau, dan gelam. Juga beberapa satwa yang kami biarkan liar di sekitar hutan, seperti monyet, lutung, dan tupai tengkerawak,” kata pemilik Taman Wisata Alam Tirta Merudang Indah, Hadi Wibowo.

Pengembangan Taman Wisata Ekologi dan Konservasi Pulau Kepayang dilakukan oleh Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB) sejak 2009. KPLB mengembangkan wisata ekologi Batu Mentas dan Selat Nasik pula. Ketiganya di kawasan pesisir Pulau Belitung.

Koordinator KPLB Budi Setiawan mengatakan, selain menggerakkan ekonomi masyarakat, wisata ekologis di pesisir dimaksudkan untuk melindungi kawasan itu dari kerusakan lingkungan, terutama dari penangkapan ikan tak ramah lingkungan serta ancaman tambang timah lepas pantai yang menggunakan kapal isap. Ancaman ekologis di pesisir Belitung kini semakin besar dengan akan masuknya kapal isap itu.

”Jika kawasan pesisir ini sudah tersambung sebagai daerah wisata dan konservasi, yang juga menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar, diharapkan rencana masuknya kapal isap di kawasan ini dapat dibatalkan,” katanya.

Menurut Budi, pengunjung ke taman wisata itu mencapai sekitar 25.000 orang setiap tahun. Sekitar 150 orang di antaranya, setiap bulan—terutama wisatawan asing yang memiliki minat tinggi terhadap wisata ekologi—menginap di lokasi itu. (IRE)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Berapa Lama Puasa di Mesir? Durasinya Bertambah Setiap Hari

    Berapa Lama Puasa di Mesir? Durasinya Bertambah Setiap Hari

    Jalan Jalan
    Naik Jet Pikachu Bisa Terbang ke Jepang dan Indonesia, Cek Rutenya

    Naik Jet Pikachu Bisa Terbang ke Jepang dan Indonesia, Cek Rutenya

    Travel Update
    Ramai di Media Sosial, Ini 4 Perbedaan KRL dan Kereta Api Jarak Jauh

    Ramai di Media Sosial, Ini 4 Perbedaan KRL dan Kereta Api Jarak Jauh

    Travel Tips
    Cara Menghitung Pajak Impor Barang dari Luar Negeri, Cek Simulasinya

    Cara Menghitung Pajak Impor Barang dari Luar Negeri, Cek Simulasinya

    Travel Tips
    4 Tempat Wisata di Pekalongan Gratiskan Tiket Masuk pada 1 April 2023

    4 Tempat Wisata di Pekalongan Gratiskan Tiket Masuk pada 1 April 2023

    Travel Update
    Wisata ke Pantai Tanjung Bendera NTT, Bisa Berkuda dan Jelajah Sabana

    Wisata ke Pantai Tanjung Bendera NTT, Bisa Berkuda dan Jelajah Sabana

    Jalan Jalan
    Menparekraf: Mudik Lebaran 2023 Momen Pergerakan Wisatawan Terbesar

    Menparekraf: Mudik Lebaran 2023 Momen Pergerakan Wisatawan Terbesar

    Travel Update
    Mudik Lewat Jalan Tol Trans Jawa, Bisa Mampir ke 9 Masjid Ini

    Mudik Lewat Jalan Tol Trans Jawa, Bisa Mampir ke 9 Masjid Ini

    Jalan Jalan
    Mau Liburan ke Hong Kong? Jangan Lupa Lakukan 3 Kegiatan Seru Ini

    Mau Liburan ke Hong Kong? Jangan Lupa Lakukan 3 Kegiatan Seru Ini

    BrandzView
    Pendakian Gunung Prau Buka Selama Ramadhan 2023, Cek Jadwalnya

    Pendakian Gunung Prau Buka Selama Ramadhan 2023, Cek Jadwalnya

    Travel Update
    10 IP Asal Indonesia Siap Pamerkan Produk Lisensi Lokal di Hong Kong

    10 IP Asal Indonesia Siap Pamerkan Produk Lisensi Lokal di Hong Kong

    Travel Update
    5 Masjid di Jalur Trans Sumatera yang Bisa Dikunjungi Saat Mudik

    5 Masjid di Jalur Trans Sumatera yang Bisa Dikunjungi Saat Mudik

    Jalan Jalan
    Jadi Masjid Tertua di Indonesia, Ketahui 6 Fakta Masjid Saka Tunggal 

    Jadi Masjid Tertua di Indonesia, Ketahui 6 Fakta Masjid Saka Tunggal 

    Jalan Jalan
    Istana Kekaisaran Jepang Buka Lagi, Bisa Lihat Sakura Mekar di Jalan Inui

    Istana Kekaisaran Jepang Buka Lagi, Bisa Lihat Sakura Mekar di Jalan Inui

    Hotel Story
    Promosikan Bangunan Ikonik Tanah Air lewat Game, Menparekraf Beri Apresiasi pada PUBG Mobile Indonesia

    Promosikan Bangunan Ikonik Tanah Air lewat Game, Menparekraf Beri Apresiasi pada PUBG Mobile Indonesia

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+