Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takpala, "Gunung" Pemersatu Alor

Kompas.com - 05/11/2012, 12:18 WIB

Oleh Kornelis Kewa Ama

Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini memiliki sejarah tua sebagai pemersatu semua suku di Alor. Takpala berarti gunung sumber kekuatan dan pemersatu bagi suku-suku di Alor.

Jalan menanjak dengan kemiringan 40 derajat dan berlubang. Aspal terkelupas membentuk cekungan-cekungan kecil. Kiri-kanan jalan terdapat rumah–rumah penduduk dari bahan lokal, setengah beton. Warga cukup ramah menegur tamu yang lewat. Mereka paham, yang datang adalah turis, ke kampung adat Takpala.

Menjangkaui kampung adat itu tak sulit. Perjalanan dari Kalabahi, (ibu kota kabupaten), cukup membutuhkan waktu sekitar 30 menit, sepeda motor atau roda empat. Pada Km 10 dari Kalabahi, terdapat sebuah papan di pinggir kanan jalan bertuliskan, ”Masuk Kampung Tradisional Takpala, 200 meter”.

Tiga suku besar

Ada tiga suku besar menghuni kampung adat Takpala, yakni Aweny, berposisi sebagai raja. Aweny memiliki beberapa suku kecil antara lain Kafelkay, Lema, dan Kafolakani. Suku Marang sebagai juru bicara adat dengan dua marga yakni Atama dan Yetimau. Suku Kapitang (ahli perang) dengan marga Heitingkai.

Penjaga kampung adat Takpala, Martinus Kafelkai, di Takpala, Alor, Jumat (28/9/2012), mengatakan, kampung adat Takpala sebagai lambang kebesaran dari suku ”Abuy” selaku koordinator suku-suku di Pulau Alor. Karena itu Takpala oleh warga setempat disebut ”gunung besar”.

Suku yang berada dalam naungan Takpala memiliki 52 bahasa daerah atau 52 suku. Bahasa daerah berbeda satu sama lain. Tetapi di antara 52 bahasa daerah, salah satunya adalah bahasa Lamaholot (Kabupaten Flores Timur, Lembata, dan sebagian besar Kabupaten Alor). Cakupan pemakai bahasa daerah Lamaholot hampir 30 persen dari seluruh wilayah Alor.

Ketika Kompas tiba di kampung itu, ada dua turis asing yang sudah tiga hari menginap di lokasi ini. Warga menyediakan satu unit rumah, khusus untuk tamu, tanpa dipungut biaya. Keduanya bernama Steven dan Johan, berkebangsaan Skotlandia. Steven mengaku pernah datang ke kampung itu tahun 2010 dan menginap bersama warga selama lima hari.

”Saya datang untuk selam di selat Pantar. Teman saya, Johan, saya ajak dari Bali. Kebetulan dia juga ingin selam sehingga kami sama-sama ke Alor. Kemarin kami sudah selam, hari ini kami ke kampung Takpala,” papar Steven.

Dulu, setiap tamu agung terutama raja dari kerajaan tetangga yang berkunjung ke Alor, dijemput dan dikawal Kapitang. Mereka memiliki kemampuan berperang yang dinilai tangguh, cerdas, dan pantang menyerah.

Kini, setiap tamu dapat diterima setiap anggota suku di kampung itu. Tidak ada petugas khusus menjaga. Di situ belum ada retribusi. Persis di sudut kampung terdapat tulisan, ”Inilah kampung tradisional Takpala, silakan masuk”.

Belasan warga desa sibuk mengaspal jalan sepanjang 750 meter menuju kampung itu. Para pengunjung terpaksa memarkir kendaraan sekitar 70 meter dari kampung. Jalan itu dibiayai APBD Alor 2012 dengan nilai Rp 350 juta.

Sumber kekuatan

Kampung adat ini diyakini sebagai sumber kekuatan bagi suku-suku yang bernaung di dalamnya. Kekuatan magis masih dianut masyarakat. Di sana tersimpan sejumlah alat tradisional seperti busur, parang, tombak, dan anak panah yang diyakini bisa terbang sendiri menghalau musuh yang menyerang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com