Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Makau Kota Sejarah

Kompas.com - 16/11/2012, 13:34 WIB

Di Museum Maritim, terdapat sajian lengkap soal kapal-kapal Portugis yang tiba kali pertama di Makau, juga ada kehidupan pelaut China di masa lalu. Makau adalah kota yang selalu dilanda badai topan selama Juli-September. Upaya pemerintah melindungi warganya dari serangan topan bisa dilihat di museum ini. Di sini terdapat sejumlah alat pemantau dan foto-foto dahsyatnya bencana topan.

Bangunan-bangunan lama dan bersejarah ternyata hingga saat ini masih terawat dengan baik di Makau. Seperti halnya Museum Rumah Taipa, kompleks sejumlah rumah asli Portugis awal abad ke-20. Rumah ini menampilkan furnitur gaya campuran Barat dan China. Bahkan, ada rumah tua besar untuk pesta reuni orang-orang Portugis kalau ke Makau.

Tak heran, mudah sekali dijumpai kuil-kuil Tao dari zaman Dinasti Ming, gereja-gereja bergaya Baroque dari abad ke-18, benteng besar di bukit dari abad ke-17, rumah-rumah pesisir China bergaya klasik, teater tertua di Asia, dan mercuasuar pertama bergaya Barat.

Menurut sejarah, Makau, kota kecil di tepi pantai di hilir Sungai Pearl dari Guangzhou (Kanton), adalah pelabuhan bagian dari jalan sutra yang ramai disinggahi kapal-kapal dari Eropa. Sekarang ini, Makau, kota berpenduduk sekitar 500.000 orang, menjadi daerah istimewa (special administrative region) dari China, seperti halnya Hongkong.

Makau terbagi empat wilayah, yaitu Coloane, kampung tua di Makau; Taipa adalah lokasi bandara Makau; Makau Peninsula yang menjadi area favorit para wisatawan; serta Cotai, daerah yang terkenal dengan kasino dan kehidupan malamnya. Cotai dan Makau Peninsula sebagian daratannya hasil reklamasi pantai dalam 20 tahun terakhir ini.

Portugis kali pertama tiba pada 1550 atau 400 tahun silam di desa pesisir yang disebut A-Ma, oleh penduduk setempat berarti penghormatan kepada Dewi Laut. Kuilnya menghadap pintu masuk pelabuhan, belakangan menjadi pintu gerbang terkemuka antara China, Jepang, India, dan Eropa.

Dari segi bisnis, Makau dikenal sebagai tempat judi dan perdagangan candu sebelum tahun 1841. Sesudahnya, candu sudah meredup, tetapi perjudian dan kasino menjadi daya tarik perkembangan kota kecil Makau. Bahkan, Makau dikenal sebagai Las Vegas-nya Asia yang terbesar di dunia. Bertolak dari tujuan itu, tak heran Makau kini gencar menarik wisatawan untuk berkunjung.

Data orang Indonesia yang berkunjung ke Makau juga mengalami peningkatan, dari 200.000 sampai 225.000 wisatawan per tahun, kemungkinan terus bertambah seiring kemudahan menjangkau Makau dari Jakarta dengan penerbangan lebih kurang delapan jam, transit melalui Kuala Lumpur, Malaysia. Jumlah ini belum termasuk kunjungan wisatawan negara lain yang dalam setengah tahun bisa mencapai 800.000 turis asing.

Manajer Komunikasi AirAsia Indonesia, Audrey Progastama Petriny menyatakan, AirAsia juga telah menerapkan layanan fly-thru untuk destinasi internasional dari Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung menuju Guangzhou, Shenzhen, Makau, dan Hongkong.

Kelebihan utama layanan fly-thru adalah bagasi penumpang yang akan diproses langsung menuju destinasi terakhir. Artinya, penumpang tidak harus melakukan proses pemindahan bagasi dari destinasi awal ke destinasi berikutnya. Penumpang pun juga terbebas dari urusan imigrasi.

”Layanan ini memungkinkan penumpang menikmati proses check in dengan mudah dan cepat, ditambah dengan adanya fitur self check in melalui website AirAsia (web check in). Mereka juga akan menghemat biaya untuk aplikasi visa di lokasi transit,” kata Audrey Progastama. (WINARTO HERUSANSONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com