Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Bali: Bandara Buleleng Harus Jadi

Kompas.com - 03/12/2012, 14:57 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan pembangunan bandar udara di Kabupaten Buleleng harus jadi karena pengaruhnya besar untuk keseimbangan ekonomi di Pulau Dewata.

"Pokoknya harus jadi, entah di timur atau barat sepanjang memenuhi teknis penerbangan," katanya saat menemui perwakilan warga Kabupaten Buleleng, di Denpasar, Minggu (2/12/2012).

Menurut dia, Bali memerlukan bandara alternatif di luar Bandara Ngurah Rai karena akan kewalahan jika jumlah wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata mencapai lebih dari lima juta.

"Perluasan bandara saat ini hanya terminalnya dan tidak mungkin ada perluasan ’runway’ atau landasan pacu," ujarnya.

Ia menyampaikan, dengan rata-rata kunjungan wisatawan asing sekitar 2,8-3 juta setahun ditambah dengan kunjungan wisatawan domestik sekitar 7 juta, bandara sudah padat. Apalagi kalau nanti jumlah wisatawan asing dan nusantara menjadi 15 juta setahun.

Pastika mengharapkan berbagai kalangan jangan ribut-ribut dulu dan cepat alergi dengan kehadiran investor.

"Penyakit kita ini seringkali langsung bilang ’no’ dengan investor sehingga orang asing memandang daerah kita tidak kondusif," ujarnya.

Tidak dimungkiri pandangan seperti itu karena tidak sedikit investor yang hanya menyedot kekayaan dari Bali lalu hasilnya dibawa keluar.

"Istilahnya mereka hanya membangun di Bali, bukan membangun Bali," ujarnya.

Mantan Kapolda Bali ini mengatakan sudah sempat berbicara langsung dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan tentang pembangunan bandara di Buleleng, termasuk agar pembiayaannya bisa dibiayai oleh konsorsium BUMN dan pemerintah daerah.

"Saya sendiri sebenarnya tidak setuju jika memakai investor asing. Tetapi kalau mau cepat, ya harus pakai investor," katanya.

Ia mengharapkan ke depan pihak-pihak yang tidak berkompeten di bidang penerbangan jangan terlalu banyak berkomentar karena dikhawatirkan hal tersebut akan membuat investor menjadi takut.

Ia mengatakan sebelumnya sudah ada investor India yang tertarik membiayai pembangunan bandara di Buleleng dengan bernuansakan Hindu, namun diurungkan melihat ramainya komentar penolakan dari komponen masyarakat Bali.

Data PT Angkasa Pura I menyebutkan bahwa hingga November 2012  jumlah penumpang mencapai 12.771.874 yang terdiri dari 6.594.830 penumpang domestik dan 6.177.044 penumpang internasional.

"Pemerintah pusat sudah melakukan studi kelayakan di 10 lokasi paling potensial untuk sebuah bandara baru di Bali. Sepuluh lokasi itu di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Buleleng," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng Arya Sukerta di Singaraja.

Namun akhirnya pemerintah pusat menganggap Kabupaten Buleleng yang paling layak, tepatnya berada di kawasan Gerokgak, bandara itu rencananya dibangun.

Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan Gerokgak sebagai kawasan konservasi, Sangsit sebagai kawasan permukiman, dan Kubu Tambahan sebagai kawasan perluasan objek wisata pantai.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay di Nusa Dua beberapa waktu lalu menyatakan bahwa hasil studi kelayakan di Gerokgak sudah tepat.

"Namun ada proses yang harus dilaksanakan sebelum memulai pembangunan," katanya di sela-sela pertemuan Menteri Transportasi se-ASEAN.

Ia juga meminta Pemkab Buleleng menyediakan lahan seluas 160 hektare. "Apakah di Buleleng ada lahan datar seluas 160 hektare?" katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com