SOLO, KOMPAS.com — Kereta api uap Jaladara buatan tahun 1887, yang sedang dalam perbaikan karena rusak ketel uapnya mulai awal tahun 2013, akan beroperasi menyusuri rute rel di pinggir Jalan Slamet Riyadi, Solo.
"Mudah-mudahan awal tahun 2013 sudah jadi dan bisa dioperasikan kembali seperti semula," kata Sri Astuti, Wakil Kadaop VI Yogyakarta, di sela-sela pemancangan tugu bangunan benda cagar budaya (BCB) di Stasiun Kereta Api Jebres, Solo, Jumat (14/12/2012).
Ia mengatakan kereta api uap kuno Jaladara dalam pengoperasiannya perlu perlakuan khusus dan tidak sembarangan orang bisa mengoperasikan. Untuk bahan bakar kayunya juga tidak asal menggunakan kayu jati, tetapi harus benar-benar memilih kayu jati yang sudah tua.
Executive Vice President Pusat Pelestarian dan Benda Bersejarah PT KAI Ella Ubaidi mengatakan, pengoperasian kereta uap kuno tersebut dimaksudkan untuk membantu promosi pariwisata budaya di Kota Solo.
"Di Solo ini kan banyak peninggalan-peninggalan benda bersejarah dan budaya di masa lalu, maka akan sangat bagus jika dilengkapi dengan pengoperasian kereta uap kuno ini, untuk pariwisata. Untuk itu dalam mengoperasikan harus diatur dengan baik karena ini barang langka," katanya.
Lokomotif uap kuno ini, lanjut Ella, sejarahnya ditemukan di Cepu, yang dulunya digunakan untuk menarik kayu jati dan minyak itu sebelumnya disimpan di Museum Kereta Api Ambarawa. Setelah dilakukan perbaikan baru dibawa ke Solo.
"Kereta api ini, ada dua yang satu sekarang berada di Solo dan satunya berada di Belanda. Saya pernah melihat kembaran kereta api uap ini berada di Belanda. Banyak orang terkagum-kagum kereta uap ini masih bisa dioperasikan sehingga tidak mengherankan jika menjadi daya tarik tersendiri," kata Ella.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.