Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negeri Kemenyan dan Pesta Panen Ikan

Kompas.com - 16/01/2013, 15:15 WIB

KOMPAS.com - Kemenyan, identik dengan ritual bernuansa klenik. Begitu anggapan banyak orang. Siapa sangka, daerah Tapanuli di Sumatera Utara, merupakan penghasil kemenyan terkenal di dunia pada abad ke-5 masehi dan bahkan jauh sebelumnya.

Di masa lampau, Timur Tengah, Eropa, dan China menjadi negara-negara tujuan pengiriman kemenyan dari Pelabuhan Barus, Sumatera Utara. Kamga, host program “Explore Indonesia” di Kompas TV, memulai eksplorasi di Provinsi Sumatera Utara dengan mendatangi salah satu daerah penghasil kemenyan terbesar di Indonesia, bahkan dunia tersebut.

Kabupaten Humbang Hasundutan, 284 kilometer dari Ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan, menjadi daerah tujuan perjalanan Kamga. Humbang Hasundutan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara, yang juga daerah penghasil kemenyan terbesar.

Humbang Hasundutan, yang beribukota di Dolok Sanggul, dapat dicapai dengan menggunakan pesawat perintis. Pesawat berangkat dari Bandara Polonia di Medan menuju ke Bandara Silangit di kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Perjalanan lewat udara membutuhkan waktu selama kurang lebih 40 menit, lalu dilanjutkan dengan menggunakan mobil selama 10 menit ke wilayah Humbang Hasundutan.

Di kabupaten yang biasa disingkat Humbamas, Kamga trekking di hutan Hutajulu untuk memanen kemenyan bersama petani setempat. Kemenyan berasal dari getah yang diambil dengan menyadap bagian batang pohon.

Kamga melihat aktivitas penambang_kayu untuk bahan arang di lahan gambut - Dok. Kompas TV
Kamga melihat aktivitas penambang kayu untuk bahan arang di lahan gambut. (Dok. Kompas TV)

Petani kemenyan biasa memanen di hutan, seorang diri. Untuk “membunuh” rasa sepi, sambil memanjat pohon, petani kemenyan pun bersenandung. Sebuah talenta khas Batak, bisa bernyanyi di mana saja.

"Momen ini menjadi momen favorit saya sepanjang saya masuk hutan. Saya tidak pernah menyangka petani getah kemenyan yang sedang memanjat itu juga senang bernyanyi di atas dan suaranya bagus banget. Lagu Batak yang dinyanyikan bapak tadi terdengar di seantero hutan,” ucap Kamga penuh rasa kagum.

Kemenyan dari Sumatera Utara, sebagian besar atau sekitar 90 persen didistribusikan ke Jawa Tengah sebagai bahan campuran rokok klembak menyan. Bukan itu saja, kemenyan bahkan memiliki banyak manfaat lain.

Dalam industri farmasi, kemenyan antara lain bermanfaat sebagai ekspektoran pada obat batuk, disinfektan untuk luka, dan obat mata pada penyakit katarak. Harum kemenyan juga digunakan untuk bahan baku parfum karena memiliki sifat fiksatif untuk mengikat minyak atsiri agar tidak cepat menguap.

Di masa lampau, masyarakat setempat masih menggantungkan hidup pada produksi kemenyan. Namun kini, seiring waktu harga kemenyan semakin merosot. Saat ini harga kemenyan Rp 120 ribu per kilogram untuk kemenyan putih kualitas terbaik. Padahal di masa lalu kemenyan sempat menjadi primadona, bahkan setara harga logam mulia atau emas.

Getah kemenyan masih menempel di_pohon sebelum dipanen - Dok. Kompas TV
Getah kemenyan masih menempel di pohon sebelum dipanen. (Dok. Kompas TV)

“Sekitar tahun 60-an, harga 2 kilogram kemenyan sama dengan 1 gram emas. Kalau sekarang kan udah turun, penyebabnya itu ada ekspor dari sini sudah bukan murni ekspor kemenyan tapi sudah dicampur dengan damar,” jelas Arifin Sihite, saudagar kemenyan di Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan.

Dulu, lanjutnya, kemenyan yang diekspor bisa mencapai 10 ton. Saat ini, 5 ton kemenyan dicampur dengan damar. Tentu ekspor menjadi berkurang, makanya sekarang orang agak sungkan kerja kemenyan ini.

Keberadaan hutan kemenyan milik masyarakat pun terus menyusut, terdesak aliih fungsi lahan untuk tanaman industri kertas. Luas hutan kemenyan di Sumatera Utara yang masih produktif saat ini tinggal 15 ribu hektar.

Lembah Bakkara

Panorama Lembah Bakkara yang memukau menjadi salah satu “aset” alam Kabupaten Humbang Hasundutan. Sekitar 30 menit berkendara dari Dolok Sanggul, penjuru ternikmat untuk memanjakan indera penglihatan dari atas Toba dapat dicapai.

Tujuh kabupaten di Sumatera Utara memiliki akses langsung ke Danau Toba, karena danau ini menjadi bagian dari wilayah mereka. Kamga pun terpana melihat indahnya alam Lembah Bakkara.

Lembah Bakkara menawarkan keelokan_Danau Toba dan menyimpan nilai sejarah perjuangan Sisingamangaraja- Dok._Kompas TV
Lembah Bakkara menawarkan keelokan Danau Toba dan menyimpan nilai sejarah perjuangan Sisingamangaraja. (Dok. Kompas TV)

Di balik pesona alamnya, Lembah Bakkara memiliki nilai penting dalam sejarah perjuangan di Tanah Batak. Bakkara merupakan pusat pemerintahan Sisingamangaraja. Istananya berlokasi di Desa Lumbanraja yang kini berganti menjadi Desa Simamora.

Dinasti Sisingamangaraja memerintah sejak pertengahan abad ke-16. Dari Sisingamangaraja 1 hingga 12 yang pernah bertahta, Raja Ompu Pulo Batu yang bergelar Sisingamangaraja 12 paling populer dan dikenal sebagai pahlawan nasional.

Di dalam istana ini terdapat dua makam raja, yaitu Sisingamangaraja X dan XI, sedangkan makam pahlawan Sisingamangaraja XII berada di Balige. Saat berkuasa, Sisingamangaraja 12 sudah memiliki stempel yang digunakannya saat berkirim surat kepada Belanda.

Bentuk stempel tersebut tertera pada dinding makam. Stempel bertuliskan aksara Batak dan Arab yang memiliki makna ‘Saya adalah Cap Tuan Singa Mangaraja yang bertahta di Bakkara’.

Sisingamangaraja XII dikenal sebagai Raja Kharismatik yang disegani. Ia menjadi panutan bagi raja-raja Batak di sekitarnya.

Lubuk Larangan

Kabupaten Mandailing Natal atau yang biasa disebut Madina tidak luput dari penjelajahan Kamga, pembawa acara program “Explore Indonesia” di Kompas TV, selama berada di Provinsi Sumatera Utara. Madina berada 480 kilometer dari Medan.

Dari Medan menuju ke Panyabungan, ibu kota Kabupaten Madina dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan berkendara selama 12 jam. Bisa juga melalui jalur udara dengan pesawat perintis selama 45 menit ke bandara terdekat di Aek Godang, Tapanuli Selatan. Perjalanan lalu dilanjutkan dengan mobil selama 3,5 jam ke Panyabungan.

Lubuk Larangan, sebuah tradisi yang diusung oleh masyarakat Madina, menjadi momen berharga yang terekam dalam eksplorasi Kamga. Tradisi yang digelar setiap tahun ini menggambarkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, serta kebersamaan.

Lubuk Larangan berarti sungai yang dilarang. Dalam tradisi ini, sesuai kesepakatan adat, masyarakat dilarang untuk mengambil ikan yang berada di lokasi lubuk larangan. Lamanya masa larangan berkisar antara 6 bulan sampai 1 tahun. Benih ikan pun disemai dalam masa larangan itu.

Peserta tradisi lubuk larangan_berlomba-lomba menangkap ikan di sungai - Dok. Kompas TV
Peserta tradisi lubuk larangan berlomba-lomba menangkap ikan di sungai. (Dok. Kompas TV)

“Kalau misalnya ada orang yang melanggar kesepakatan adat itu sanksinya apa?” tanya Kamga ke Sabaruddin, tokoh masyarakat setempat.

“Sanksinya itu tergantung desa itu masing-masing. Setiap yang kedapatan mengambil ikan di lubuk larangan, dikenakan sanksi berkisar antara 500 ribu sampai 1 juta rupiah. Bentuk sanksi pun dipercaya dapat berupa penyakit,” ujar Sabaruddin.

Hari yang dinanti-nanti pun tiba, saatnya panen ikan di Lubuk Larangan setelah waktu yang ditentukan. Para peserta diwajibkan membayar biaya pendaftaran sejumlah 40 ribu rupiah.

Ratusan orang sudah berkumpul di Sungai Aek Pohon, Desa Pidoli Dolok. Jaring, pancing, dan berbagai alat tradisional menangkap ikan lainnya, sudah dipersiapkan.

Petasan dibunyikan, pertanda pesta panen ikan Lubuk Larangan dimulai. Bak melampiaskan hobi terpendam sekian lama, para kontestan Lubuk Larangan berjibaku melempar jaring.

“Setiap ada pembukaan Lubuk Larangan saya ikut terus. Banyak sedikitnya saya nggak jual saya makan sendiri dan bagi-bagi ke keluarga. Dapat ikannya cuma yang kayak gini ada yang besar ada yang kecil rata-rata pendapatan saya setiap ikut Lubuk Larangan 3 kilo. Ikannya cuma ikan merah sama aruti,” ujar Amar Habibullah, salah satu peserta Lubuk Larangan.

Melihat peserta begitu bersemangat menangkap ikan, Kamga pun tak mau kalah. Kamga berupaya melempar jaring agar tepat sasaran. Ternyata tidak semudah yang terlihat.

Petualangan Kamga menjelajahi Indonesia tak berhenti di Sumatera Utara. Saksikan petualangan Kamga lainnya di “Explore Indonesia”, yang tayang setiap hari Selasa pukul 11.00 dan 21.00 wib di Kompas TV. Anda juga bisa menyaksikannya di www.kompas.tv/live. (Kompas TV/ Anjas Prawioko/ Amelia Tagaroi/ Adelia Devita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com