Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspansi ke Australia

Kompas.com - 13/02/2013, 02:33 WIB

Grup Lion Air siap melebarkan sayapnya hingga Australia. Pada Maret 2013, Grup Lion Air–dengan maskapai Malindo-nya memulai menjajaki Malaysia, maka tahun ini juga Lion Air segera mengekspansi ke Australia.

”Grup Lion Air akan terbang ke Australia dengan maskapai Batik Air,” ujar Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, di Sydney dan Canberra, Australia, awal bulan Februari ini.

Batik Air dijadwalkan mengudara pada April 2013. Seiring dengan itu, Batik Air tahun ini akan menerbangi rute Kupang-Darwin, Denpasar-Perth, dan Denpasar-Adelaide.

Sejak tahun 2010, maskapai Indonesia AirAsia sebenarnya telah menerbangi rute Denpasar-Perth. Namun, Batik Air yang tampil dengan badan pesawatnya dicat batik motif parang warna merah, justru akan menantang Garuda Indonesia dan Qantas pada rute ke Australia ini.

Batik Air sengaja memosisikan diri sebagai maskapai berpelayanan penuh, full service. Berbeda dengan Indonesia AirAsia yang menyasar segmen maskapai berbiaya rendah. Dengan lima unit Boeing 787 Dreamliner, Batik Air menargetkan dapat menerbangi rute Denpasar-Sydney mulai tahun 2015.

Saat Batik Air beroperasi antara Denpasar-Sydney, kita berharap tarif penerbangan Indonesia-Australia dapat ditekan. Tarif sekali jalan Garuda dari Denpasar-Sydney pada Maret 2013 berkisar 614 dollar AS (sekitar Rp 5,89 juta).

Harapan Batik Air dapat merevolusi penerbangan Indonesia-Australia. Mengingat reputasi Lion Air dalam menekan harga tiket penerbangan saat mengudara Juni 2000. Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat menginformasikan betapa mahalnya harga tiket penerbangan di Australia.

Dari penelusuran Kompas di Australia, saat sebuah rute penerbangan hanya diterbangi oleh Qantas saja, tarifnya mencapai 1,81 dollar Australia per kilometer. Namun, begitu rute dilayani Qantas, Virgin, dan Jetstar, tarifnya hanya 13 sen Australia per kilometer.

Mendirikan maskapai baru atau sekadar terbang ke Australia, tentunya punya peluang bisnis besar. Potensi penumpang yang diangkut cukup besar. Tahun 2012, ada 12.000 penumpang tiap minggu terbang dari Indonesia menuju Australia. Sebaliknya, tiap minggu, 17.000 penumpang terbang dari Australia ke Indonesia. Tahun 2012, jumlah penumpang dari Indonesia menuju ke Australia naik 13 persen.

Perjanjian Pelayanan Angkutan Udara (Air Service Agreement/SAS) yang ditandatangani Kamis (7/2) di Canberra oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Antony Albanese, juga menjadi angin segar bagi Batik Air.

Dalam SAS dianut rezim ”double disapproval”, artinya tarif yang nanti ditetapkan Batik Air hanya membutuhkan persetujuan salah satu negara. Jadi, tidak dibutuhkan persetujuan dari Pemerintah Australia bila nanti Batik Air menetapkan tarif yang ”luar biasa” kompetitifnya.

Maskapai Lion Air dengan Batik Air jelas membawa sebuah rencana serius bagi penerbangan Indonesia-Australia. Sebuah ancaman serius pula bagi Qantas, Jetstar, dan Virgin Australia, bahkan juga Garuda Indonesia. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com