Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Rindu Pecel

Kompas.com - 22/02/2013, 08:42 WIB

Tiap kali balik ke Jakarta dari Malang, Ida dan suaminya bisa membawa masing-masing sepuluh kardus berisi bahan baku pecel. ”Kalau dikirim takut ada yang rusak,” tambah Ida.

Ketika pertama kali membuka warung di Jakarta, Ida membawa peranti pembuat pecel, termasuk deplokan untuk mengulek sambal pecel. Tiga dari empat anaknya telah menetap di Jakarta.

Demi memperoleh bahan baku, seperti kembang turi, Ida juga sampai harus menanam sendiri pohon turi. Kembang turi memang tergolong langka di pasar Jakarta. Pot-pot kembang turi lantas ditanam di lahan kosong dekat warung, halaman kontrakan karyawan, hingga di taman Kota Wisata Cibubur. Pohon turi akan berbunga tiga bulan setelah ditanam.

Untuk menciptakan atmosfer khas pedesaan, warung pecel Ibu Ida dilengkapi dengan atap rumbai alang-alang di bagian muka ruko. Dinding warung dilapisi dengan anyaman bambu sehingga memunculkan kesegaran khas pedesaan.

Nostalgia makan pecel di kampung halaman pula yang memunculkan ide di benak Dina untuk membuka usaha warung pecel. Dina yang kala itu masih bekerja di sebuah bank swasta lantas menyewa sebuah ruko dan meminta ibunya untuk datang ke Jakarta demi merintis warung pecel.

Dina sudah sejak lama bermimpi membuka warung pecel. Ia sempat mengungkapkan mimpinya itu kepada rekan-rekan kerjanya di bank sehingga dijuluki Mbok Dina. ”Sudah niat banting stir jualan pecel. Makanan tradisional yang mau saya bikin go international,” kata Dina.

Berbeda dengan Dina, Ida sama sekali tak pernah membayangkan bakal merintis warung pecel. Sejak sebelum suaminya pensiun dari Perhutani, Ida tidak punya pengalaman berjualan. ”Setelah dijalani ternyata senang. Jadi betah tinggal dengan anak-anak di Jakarta,” tambah Ida.

Dengan resep warisan keluarga, Ida meramu bumbu sambal pecel yang sudah disesuaikan dengan selera orang Jakarta. Jika dulu ia harus repot mengulek sambal pecel seorang diri, kini ia cukup memantau kerja dari sepuluh karyawan yang bertugas di dapur. (Mawar Kusuma)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com