Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dermaga Tanah Ampo Rusak

Kompas.com - 01/03/2013, 10:37 WIB

KARANGASEM, KOMPAS - Dermaga apung di pelabuhan kapal pesiar Tanah Ampo, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, sejak awal Januari, rusak dan tak terawat. Akibatnya, belasan kapal pesiar asal Eropa yang akan berlabuh pun batal.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, Kamis (28/2/2013), mengakui, Pelabuhan Tanah Ampo butuh perhatian serius. Jika infrastruktur tersebut bisa dipergunakan, diyakini pelabuhan itu mampu menggairahkan perekonomian daerah dan warga setempat.

”Kami telah mengirim surat kepada pemerintah pusat untuk perbaikan serta kelanjutan pembangunan pelabuhan tersebut. Kami juga berharap PT Pelindo III Benoa segera memperbaiki dermaganya,” kata Geredeg, di kantornya.

Ia menargetkan, jika dalam waktu dekat pelabuhan itu belum diperbaiki, pihaknya mengajukan perubahan APBD khusus untuk pembangunan dermaga apung baru. ”Kami tak bisa menunggu terlalu lama karena sejumlah kapal pesiar serta travel agen asing segera datang,” ujarnya.

Menurut dia, Kabupaten Karangasem bukan daerah yang termasuk kaya seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar. ”Karena itu, keberadaan infrastruktur pelabuhan diharapkan dapat menarik pariwisata dan peluang ekonomi yang tak bisa dilewatkan,” papar Geredeg.

Kerusakan dermaga apung, kata Geredeg, bisa menyebabkan mangkraknya sejumlah fasilitas pelabuhan dan bangunan lainnya di areal seluas 1,5 hektar itu.

Perbaikan belum bisa

General Manager PT Pelindo III Benoa Iwan Sabatini membenarkan kerusakan dermaga apung. Namun, ia tak bisa memastikan kapan perbaikan dimulai. ”Kami sudah mengirimkan permintaan ke Pelindo pusat untuk anggaran perbaikan sekitar Rp 200 juta. Selanjutnya kami menunggu, dan belum bisa memastikan,” ujarnya.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali, Ngurah Wijaya mendukung kelanjutan pembangunan Pelabuhan Tanah Ampo. Alasannya, pariwisata Bali harus mampu mengembangkan diri. ”Bali tak bisa cuma mengandalkan kedatangan wisatawan dari jalur udara dan jalan darat. Potensi kedatangan kapal-kapal pesiar asing mulai melirik pasar Asia, terutama Bali,” ujarnya

Dari pantauan Kompas, selain besi dermaga yang keropos dan tali baja lepas, kerusakan lainnya juga terlihat di beberapa bangunan terminal seperti tembok yang kusam dan pintu terlepas serta genteng dan atap hilang akibat tak terawat dan angin kencang.

Pelabuhan Tanah Ampo sebenarnya memiliki dermaga sepanjang 300 meter dan lebar hingga 20 meter. Namun, karena dana dari APBN dan APBD Provinsi Bali hanya Rp 104 miliar, dermaga yang dibangun sejak tahun 2008 ini baru selesai 150 meter dan lebar 8 meter. Saat itu, kapal pesiar tak bisa merapat ke dermaga, tetapi hanya bisa menurunkan penumpang di laut. Selanjutnya, penumpang diangkut dengan sekoci.

Tahun lalu, kapal pesiar yang merapat ke pelabuhan tercatat 17 kapal. Setiap kapal rata-rata memuat 2.000-3.000 orang yang diperkirakan separuhnya turun menikmati Bali.

Ditutup untuk pelayaran

Akibat cuaca buruk yang melanda perairan Jepara-Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sejak 10 hari lalu, Syahbandar Pelabuhan Jepara dan Kepulauan Karimunjawa menutup perairan.

Adapun nelayan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, khawatir utangnya bertambah jika mereka tak segera melaut. Sebab, melaut satu-satunya mata pencaharian nelayan di sana. (AYS/HEN/WIE/CHE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com