Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Betawi-Tionghoa Dalam Semangkuk Mi Kangkung

Kompas.com - 13/03/2013, 09:23 WIB

Oleh Mawar Kusuma

Mi kangkung punya tempat istimewa bagi masyarakat Betawi. Setiap hari perayaan hari besar, seperti Lebaran, mi kangkung menjadi hidangan ”wajib”. Di dalam semangkuk mi kangkung bertemu dua budaya.

Satu dari sedikit penjual mi kangkung betawi yang masih tersisa adalah Mie Kangkung Betawi Ariyani di Jalan Kemang Pratama Raya, Bekasi Timur. Mi yang merupakan kuliner pengaruh China diberi sentuhan Betawi dengan menambahkan rebusan sayur kangkung.

Uniknya Ariyani yang keturunan Betawi asli menikah dengan Antonius Henk yang berdarah Tionghoa. Maka semakin lengkaplah pertemuan Betawi-Tionghoa dalam semangkuk Mi Kangkung Betawi Ariyani.

Ariyani berjualan mi kangkung di emperan toko milik orang lain sejak 2004 dengan mewarisi resep asli dari orangtuanya. Kala itu, warungnya berisi dua bangku yang hanya bisa menampung empat pembeli. Mi kangkung buatan Ariyani ternyata disukai sehingga pembeli mulai antre. ”Mereka suka karena enak. Buka warung juga karena dorongan teman dan saudara,” kata Ariyani.

Setelah lima tahun berjualan di pinggiran toko, Ariyani kemudian memindahkan usahanya ke sebuah rumah toko. Saat ini lebih dari 200 pembeli menikmati mi kangkung buatan Ariyani setiap hari.

Permintaan mi kangkung dari kantorkantor di seputaran Jakarta juga terus berdatangan. Dalam satu pekan, minimal ada empat kali pesanan prasmanan dengan sekitar 700 mangkuk mi kangkung setiap kali pesan. Karyawan yang awalnya dua orang pun kini berkembang menjadi 21 orang.

Untuk menjaga kualitas, bahan kangkung sengaja dipanen dari kebun sendiri. Hanya kangkung muda berusia tiga minggu yang dipetik untuk bahan baku mi kangkung. ”Harus muda sekali. Kangkung yang dijual di pasar sudah terlalu tua,” kata Ariyani.

Agar tersaji dalam kondisi masih segar, hijau, dan terasa kriuk-kriuk, kangkung hanya dicelup 5 menit dan langsung disantap. Jika ada permintaan prasmanan di kantor-kantor di Jakarta, batang-batang kangkung muda ini dibawa dalam keadaan mentah.

Resep rahasia

Jika dulu warga Betawi memasak mi kangkung dengan arang dan tungku tembikar, Ariyani sudah beralih menggunakan kompor gas. Namun, ia tetap memanfaatkan resep rahasia pembuatan bumbu kering yang diwarisi keluarganya turun-temurun.

Aneka macam rempah-rempah diramu kemudian direbus dengan api kecil selama seharian mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Bumbu basah itu baru selesai dimasak setelah benar-benar mengering.

Bumbu kering inilah yang menjadi ciri khas kuah mi kangkung ala Ariyani. Jika ada pesanan prasmanan dari Jakarta, Ariyani cukup membekali karyawannya dengan bumbu kering dan terciptalah rasa khas mi kangkung betawi.

Bumbu kering yang dicairkan menjadi kuah lezat ini lantas disiramkan ke atas mi dan kangkung, serta sayuran lain seperti taoge rebus. Satu butir telur puyuh ditambahkan ke dalam semangkuk mi kangkung. Konsumen bisa memesan tambahan bakso atau ceker ayam kampung yang sudah direbus hingga empuk.

Kuah mi kangkung diberi maizena sehingga lebih kental. Kaldu yang digunakan berasal dari ayam dan dijamin halal. ”Asal mula resepnya berasal dari masyarakat Betawi di Tambun, Bekasi,” kata Antonius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com