Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Matahari Terbit di Pantai Timur

Kompas.com - 24/04/2013, 10:43 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com — Kontur pesisir menjadi ciri khas Pangandaran, sebuah daerah di selatan Jawa Barat. Mungkin Anda ingat, beberapa tahun silam, Pangandaran pernah luluh lantak diterjang gelombang tsunami.

Kini, jejak keganasan tsunami beberapa tahun lalu tersebut hampir hilang. Bahkan, Pangandaran tetap menyimpan eksotisme keindahan pantai laut selatan yang aduhai.

Keindahan Pangandaran bahkan bisa ditemukan sejak fajar menyingsing di pagi hari. Datanglah ke Pantai Timur Pangandaran untuk mendapatkan salah satu momen terbaik menikmati fajar, sambil menunggu sinar matahari perlahan-lahan naik.

Pantai Timur Pangandaran memang merupakan salah satu tempat terbaik menikmati matahari terbit. Meski langit masih gelap karena matahari belum memunculkan sinarnya ke muka bumi, deburan ombak yang memecah di antara batu-batu besar di pesisir pantai sangat menenangkan.

Walau masih subuh, jangan kira tepi Pantai Timur akan sepi. Justru, banyak orang duduk-duduk di tepi pantai dengan tujuan yang sama, yaitu menyaksikan matahari terbit. Terlihat pula para nelayan merapikan jaring ikan.

Bila memandang jauh ke depan, terlihat titik-titik kecil. Mereka adalah perahu-perahu nelayan di antara hamparan laut yang telah melaut dari tengah malam.

Pantai Timur Pangandaran bukan merupakan pantai berpasir, melainkan pantai dermaga. Saat siang hari, kawasan ini merupakan pusat bagi kegiatan olahraga air, seperti banana boat dan flying fox.

Saat petang menjelang malam, banyak warung-warung yang menjajakan makanan kecil, makanan laut, bahkan kelapa muda yang baru dipetik dari pohon. Pesisir yang memesona....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com