Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendaki Rinjani, Oh Indahnya...

Kompas.com - 29/05/2013, 17:23 WIB
KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Gunung Rinjani (3726 m) dan Danau Segara Anak dilihat dari Pelawangan Senaru, utara bibir kaldera. Rinjani merupakan bagian dari Gunung Samalas yang meletus hingga melumpuhkan dunia pada tahun 1257. Superletusan mengakibatkan terbentuknya kaldera dan danau.

KOMPAS.com - Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu ikon dari Keindahan alam Indonesia. Tidak heran Rinjani menarik banyak wisatawan mancanegara untuk mendakinya dan melihat langsung keindahan Gunung Rinjani. Selain itu Gunung Rinjani merupakan salah satu spot terindah dan diincar oleh banyak fotografer karena medannya untuk mendaki terbilang sulit dan butuh persiapan yang matang. Dibutuhkan banyak persiapan dan perlengkapan untuk bisa mendaki dengan nyaman.

Ketika kita mendengar Gunung Rinjani yang terbayang adalah keindahan gunung ini dan cerita-cerita seru selama pendakian, tidak heran Gunung Rinjani merupakan sebuah gunung yang esksotis dan sebuah ikon di Pulau Lombok, NTB. Dengan tingginya yang mencapai 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl), gunung ini pun mencatatkan dirinya sebagai gunung api tertinggi ke-2 di Indonesia, setelah Gunung Kerinci di Tanah Sumatera.

Gunung Rinjani terletak di 3 wilayah kabupaten di Lombok, yakni Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur dan masih berstatus gunung api aktif sampai sekarang. Para ahli vulkanologi memperkirakan, Gunung Rinjani meletus pada tahun 1257.

Kemudian, pada letusan yang terjadi pada tahun 1874, di tengah kawah Rinjani muncul sebuah gunung baru, yang kemudian dikenal dengan Gunung Baru Jari (2.376 mdpl).

Aktivitas Rinjani terakhir terjadi pada tahun 2010 yang melontarkan lava dan meterial vulkanik lainnya hingga area sejauh 5,5 km. walaupun masih beberapa kali meletus, kita masih bisa mendaki. Tentunya dengan izin terlebih dahulu ke Taman Nasional, karena merekalah yang bisa menentukan kita untuk bisa naik apa tidaknya dengan memperkirakan cuaca alam dan aktivitas gunung tersebut.

KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Awan menyelimuti puncak Gunung Rinjani (3726 m) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Puncak ini merupakan bagian dari Gunung Samalas yang meletus hingga melumpuhkan dunia pada tahun 1257. Superletusan mengakibatkan terbentuknya kaldera dan Danau Segara Anak.

Saya dari dahulu sudah ingin sekali untuk mendaki Gunung Rinjani karena beratnya medan dan persiapan fisik inilah yang membuat terus batal dan akhirnya datang juga kesempatan untuk mendaki Gunung Rinjani.

Saat ini Gunung Rinjani juga telah lama menjadi obsesi berbagai kalangan, mulai dari pendaki gunung, peneliti lingkungan dan gunung api, para fotografer baik profesional maupun hobi, hingga wisatawan penikmat alam dan keindahan. Alamnya yang kaya dengan keanekaragaman hayati, medannya yang menantang, serta panorama alamnya spektakuler menjadi rangkaian daya tarik dari gunung ini.

Puncak Gunung Rinjani, panorama alamnya yang spektakuler serta medannya yang menantang adalah daya tarik utama bagi para pendaki gunung. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat Danau Segara Anak, sumber mata  air panas berikut air terjunnya, sebagai daya tarik lainnya. Kawasan Rinjani menjadi habitat ragam flora dan fauna serta fenomena alam yang dapat menjadi sumber plasma nutfah dan sangat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan hingga penelitian.

Dari sisi flora, kawasan ini memiliki sejumlah flora endemik Nusa Tenggara, seperti Vernonia Albiflora, Vernonia Tengwalii dan beberapa jenis anggrek (Peristylus Rintjaniensis dan Peristylus Lombokensis).

Sementara pada sisi fauna, selain menjadi habitat kawanan babi hutan (Sus Scrofa), kera abu-abu (Macaca Fascicularis), Lutung (Tracyphitecus Auratus Cristatus), Trenggiling (Manis javanica), Musang  Rinjani (Paradoxurus- Hermaproditus Rhindjanicus), Leleko atau Congkok (Felis Bengalensis Javanensis), Rusa Timor (Cervus Timorensis Floresiensis) dan Landak (Hystrix javanica).

Di sini juga terdapat beberapa jenis burung yang diantaranya adalah Punglor Kepala Hitam (Zootera Doherty), Koakiau (Philemon Buceroides Neglectus), Kakatua Jambul Kuning (Cacatua Shulphurea Parvula), Isap Madu Topi Sisik (Lichmera Lombokia), Punglor Kepala Merah (Zootera Interpres), Perkici Dada Merah (Trichoglossus Haematodus). Walaupun secara ketika pendakian kita jarang menjumpai hewan hewan ini, tetapi tercatat hewan hewan di atas masih ditemukan.

gunung-rinjani
Gunung Rinjani. (BARRY KUSUMA)

Dengan kekayaan yang dimilikinya, pada tahun 1997 pemerintah Indonesia menetapkan kawasan Gunung Rinjani sebagai Taman Nasional dengan luas kawasan perlindungan yang mencapai 41.330 hektar.

Fotografi

Untuk pencinta fotografi saya menyarankan untuk melewati rute Sembalun karena dari sini kita bisa menikmati banyak landscape pegununungan dan bukit. Tidak hanya itu, di sini kita bisa menikmati pemandangan savana dan rumput di sekitar kita.

Halaman:


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com