Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Nikmatnya Santapan Rakyat

Kompas.com - 06/06/2013, 08:58 WIB

Kepala kambing

Kenikmatan memang tak harus mewah. Dari pinggir jalan, sudut-sudut kampung, atau di balik keriuhan pasar tradisional, kenikmatan bisa disuguhkan. Bahannya pun tak harus yang ”kelas satu”. Di Solo, tengkleng membuat bagian-bagian kambing yang dulu tidak dilirik orang menjadi hidangan yang diburu. Seperti itu pula di Yogyakarta, baceman kambing menawarkan kenikmatan yang dicari-cari orang.

Suatu petang di Kampung Babadan Baru, Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Sujinten (67) mengupas daging dan bagian tulang lunak yang menempel di kaki kambing yang sudah dibacem. Bagian kambing yang biasanya dibacem adalah kepala—termasuk lidah, mata, kuping, otak yang ada di situ itu—dan kaki-kaki.

Sujinten menjelaskan, dibacem artinya bagian kambing itu direbus dengan bumbu bawang merah, serai, daun salam, lengkuas, jahe, gula kelapa, dan jeruk nipis. Setelah empuk—biasanya membutuhkan waktu sekitar dua jam—barulah bagian-bagian kambing itu ditiriskan. Ketika akan dihidangkan, rebusan itu akan digoreng lebih dulu.

Setelah digoreng, irisan baceman kambing pun tersaji panas-panas, ditemani kuah gula kelapa berbumbu salam, lengkuas, serai, jahe, dan daun jeruk purut. Tak ketinggalan, ulekan cabai rawit dengan bawang putih. Rasa gurih, manis, dan pedas berpadu sempurna di situ. Suguhan sedap ini juga tak menyisakan jejak bau prengus kambing.

Bersama suaminya, Sukirman, Sujinten berjualan baceman kambing sejak tahun 1970-an. Pasangan ini adalah generasi ketiga penjaja baceman kambing. ”Dulunya Mbah Kasan, eyangnya Pak Sukirman, jualan ini juga di daerah Demangan,” ujar Sujinten.

Kampung Babadan Baru punya sejarah lama sebagai tempat penjagalan. Pada masa lalu, kepala kambing sempat sekadar material buangan yang tak laku. Akan tetapi, mendiang Mbah Kasan yang warga asli kampung itu meramu resep baceman untuk mengolahnya.

Seperti juga tengkleng, baceman kambing adalah kenikmatan yang lahir ketika rakyat diimpit kesusahan dan keterbatasan. Mereka mesti bersiasat untuk ikut merasakan aroma sedap yang biasa datang dari olahan daging. Hasilnya, sungguh tak kalah menggiurkan.

Mau menu ”ekstrem” lain? Jajal saja brongkos. Jika belum tahu rasanya, ingatlah rawon, sup segar Jawa Timur yang kuahnya hitam oleh keluak. Nah, bayangkanlah rawon itu berkuah santan kental, lalu dimanisi gula kelapa, itulah brongkos.

Citarasa masakan rumahan berisi kacang tolo, tahu, dan kulit melinjo, kadang diimbuhi telur ayam atau daging, itu barangkali memang ”terlalu Yogya” sehingga susah ditemukan di luar Yogyakarta. Buat yang belum pernah menjajal, Warung Ijo Bu Padmo di Jalan Turi, kawasan Pasar Tempel, Sleman, Yogyakarta, boleh jadi pilihan.

Kekhasan brongkos Bu Padmo yang sejak tahun 1950 berjualan di Pasar Tempel itu adalah memisahkan antara sayuran dan daging. Kacang tolo dan tahu putihnya justru disayur dengan santan tanpa keluak. Sementara tetelan, koyoran, dan daging disantan kental, lalu diimbuhi keluak.

Menantu Bu Padmo, Enni Nugroho (47), menuturkan, cara memasak yang meneruskan resep Bu Padmo itu membuat pembeli punya banyak pilihan rasa. Buat yang tidak suka kacang tolo dan tahu, bisa memilih brongkos tetelan, koyoran, atau daging. Kalau tak suka daging, pesanlah lodeh kacang tolo dan tahu, yang di warung Bu Padmo kondang sebagai sayur tolo.

Buat yang ingin menjajal brongkos tempo doeloe, pesanlah sayur tolo diimbuhi kuah brongkos. ”Sampai sekarang banyak juga pelanggan yang memesan sayur tolo diimbuhi kuah brongkos dan dagingnya. Kalau kulit melinjo, sejak dulu Bu Padmo memang tak pernah memakainya,” tutur Enni.

Akhirnya, demi rindu brongkos masa lalu, sepiring nasi sayur tolo yang banjir kuah brongkos berpindah tangan. Seseruput santan kental hitamnya tercicipi, sebenang rasa seperti jahe atau kencur? Santan manisnya, berpadu dengan rasa khas keluak dan..., hmm..., lezatlah pokoknya. Orang Jawa bilang nyamleng. (Helena Nababan/Sri Rejeki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Travel Update
    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Travel Update
    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com