Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Belajar Membatik...

Kompas.com - 13/06/2013, 18:31 WIB

LIBUR panjang sekolah sebentar lagi. Jika tak sempat bepergian jauh ke luar Jakarta, jangan kecewa. Ada banyak pilihan yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan di Jakarta. Ada kegiatan bermanfaat sekaligus menyalurkan hobi. Salah satunya, membatik.

Di Jakarta, keterampilan membatik bisa dipelajari di Pendopo Batik Museum Tekstil, Jalan Aipda KS Tubun No 2-4, Tanah Abang.

Keterampilan membatik ini telah menarik banyak orang. Selain orang dewasa, membatik pun bisa dipelajari anak-anak dari berbagai usia.

”Kalau pas masa sekolah, banyak rombongan anak sekolah yang datang ke sini untuk belajar membatik. Saat akhir pekan atau musim liburan sekolah, biasanya keluarga yang datang untuk belajar membatik,” ucap Krisnini, instruktur membatik di museum tersebut, Selasa (4/6/2013).

Bagi pemula, pelajaran membatik sangat sederhana. Peminat dipersilakan memilih motif tertentu yang disukai. Terdapat lebih dari 100 contoh motif batik yang disediakan di museum ini, dari motif kuno sampai modern.

Setelah menggambar motif di atas kain, langkah selanjutnya menggariskan lilin atau yang disebut klowong pada motif yang telah digambar, dilanjutkan dengan pemberian detail seperti titik atau garis kecil pada motif yang dibuat. Sesudah itu, dilakukan pewarnaan dan lorot.

Untuk anak-anak yang masih sangat belia dianjurkan membatik cap dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.

Proses membatik di atas kain berukuran 30 sentimeter x 30 sentimeter membutuhkan waktu 1-2 jam. Hasil batik bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Untuk satu kali pembatikan ini, peserta diminta mengganti biaya bahan-bahan seharga Rp 40.000.

Peminat serius

Bila menginginkan pelatihan tambahan, peminat bisa membatik di kain yang lebih lebar, yakni berukuran 50 cm x 1 meter. Untuk pembatikan di kain yang lebih lebar ini tidak ada batasan waktu. Kalau proses pengerjaan belum selesai dalam satu hari, bisa dilanjutkan pada hari berikutnya selama jam buka museum, yakni pukul 09.00-15.00 hari Selasa-Minggu, kecuali pada hari libur nasional.

Pendopo yang dibangun dari kayu ini bisa menampung sekitar 70 pembatik sekaligus. Itu sebabnya, kalau ada rombongan yang datang dengan jumlah anggota lebih dari itu, akan dibagi dalam dua grup. Pada saat satu grup belajar membatik, grup lainnya bisa berkeliling dahulu melihat koleksi museum, kemudian bergantian.

Kalau ada peminat yang ingin membatik di rumah, museum ini juga menyediakan peralatan membatik. Satu set peralatan lengkap dengan kainnya dijual seharga Rp 200.000.

Nyonya Tanaka merupakan salah satu peminat batik yang serius. Sejumlah motif digoreskan dengan canting di kain mori putih yang dibentangkan di hadapannya. Keasyikan membatik telah membuat Tanaka memilih menghabiskan dua hari dalam sepekan di Pendopo Batik. Ibu tiga anak ini telah menghasilkan 10 lembar kain batik selama setahun mempelajari teknik membatik.

”Ada motif klasik, ada motif yang saya bikin sendiri. Kebetulan pada dasarnya saya suka menggambar sehingga saya senang membuat desain sendiri,” ucap perempuan asal Jepang ini. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com