Berangkat dari Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, bisa menjadi titik awal memulai perjalanan. Namun, lokasi dermaga penumpang yang digabung dengan dermaga nelayan mungkin akan mengurangi kenyamanan. Pasalnya, selain terkesan kumuh dan aroma khas beragam komoditas laut, untuk mencapai kapal penyeberangan juga bukan hal yang relatif mudah. Kita mesti terlebih dahulu naik ke kapal yang paling mepet dengan dermaga sebelum tiba di kapal dimaksud.
Dibutuhkan uang Rp 30.000–Rp 35.000 untuk membayar ongkos pelayaran selama sekitar dua jam dalam feri penumpang berbadan kayu tanpa tempat duduk itu. Akan tetapi, jika kapal penuh sesak, terutama saat akhir pekan, sebagian penumpang mesti rela hanya bisa ditampung di sisi-sisi terluar kapal.
Sebetulnya ada jalur lain yang bisa ditempuh, yakni melalui Pelabuhan Kaliadem yang juga masih berada di kawasan Muara Angke. ”Tetapi ini kapal-kapal cepat yang diprioritaskan untuk penduduk,” kata Nurdian (42), salah seorang penduduk Pulau Tidung.
Satu alternatif lokasi penyeberangan lainnya ialah melalui dermaga di Marina Ancol, Jakarta Utara. Akan tetapi, harga tiket yang perlu dibayar relatif jauh lebih mahal.
Pelayaran dengan feri penumpang cenderung diminati karena selain harga yang relatif lebih murah, guncangan dan goyangan gelombang relatif lebih bersahabat.
Ramai
Tiba di Pulau Tidung, kita akan disambut dengan suasana keramaian khas dermaga di wilayah kepulauan. Papan petunjuk untuk menyusuri pulau segera bisa ditemukan setelah keluar dari tembok pelabuhan.
Jalanan yang cukup dilalui dua unit sepeda motor secara berpapasan itu tampak ramai. ”Setiap akhir pekan memang ramai,” kata Andri M, salah seorang penduduk asli Pulau Tidung yang pada Sabtu (12/10/2013) lalu berlayar dari Pelabuhan Muara Angke.
Sebagian warga kemudian menjadikan rumah-rumah mereka sebagai penginapan untuk menampung para pengunjung itu. Ini selain sejumlah penginapan yang didirikan secara khusus untuk menampung wisatawan.
Akan tetapi, menurut Andri, yang masih tercatat sebagai mahasiswa semester V Universitas Negeri Jakarta, relatif banyaknya jumlah pengunjung juga kerap menyisakan soal tersendiri. Salah satunya ialah kebiasaan buang sampah sembarangan yang belum bisa dihilangkan oleh sebagian besar orang.
Jembatan Cinta
Para pengunjung yang datang ke Pulau Tidung terutama bisa menikmati beragam aktivitas wisata bahari. Menyelam, snorkeling, banana boat, dan sebagainya bisa dinikmati dengan relatif mudah.
Tempat makan bertebaran dan bisa ditemukan dengan relatif mudah. Tentu saja, menu masakan dengan bahan utama ikan laut mesti dicicipi di pulau ini.