Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2013, 08:39 WIB
EditorI Made Asdhiana
Oleh: Pingkan Elita Dundu dan Budi Suwarna

CABAI rawit atau rica menyengat di hampir semua masakan Minahasa. Lihat saja, pisang goreng dan jagung rebus pun disantap dengan rica. Tidak heran, ketika harga rica melonjak, banyak orang Minahasa jadi merana.

Jefta Sinombor (48) mengambil segenggam rica. Ia masukkan cabai rawit berwarna oranye dan merah itu ke dalam lumpang. Lantas ia tumbuk bersama bumbu ayam buluh lainnya, seperti kunyit, jahe, bawang merah, dan bawang putih. Aroma pedas rica langsung menyeruak ke udara begitu alu menumbuknya hingga hancur.

”Ricanya harus banyak supaya masakan jadi enak,” kata Jefta, warga Desa Elusan, Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, akhir November lalu. Untuk memasak seekor ayam, Jefta memasukkan segenggam rica segar. Jika ayamnya dua ekor, berarti dua genggam, dan seterusnya.

Tak lama kemudian, bumbu yang Jefta tumbuk sudah siap. Lientje mengambil alih pekerjaan selanjutnya. Ia mengaduk ayam dengan bumbu itu dan memasukkannya satu per satu ke dalam buluh atau bambu. Setelah buluh penuh, Lientje menggarangnya di sebelah api. Dua jam kemudian, aroma ayam buluh melayang ke sekujur gudang kopra yang disulap menjadi dapur dadakan itu.

Saat waktu makan tiba, ayam buluh dituangkan ke atas piring. Bumbu ayam buluh yang bercampur lemak ayam berkilauan menjanjikan rasa lezat. Kami mencicipinya sepotong. Sengatan pedas rica seolah meledak di mulut bercampur dengan rasa gurih ayam. Sekujur mulut langsung terasa panas. Keringat meleleh di kening dan leher.

Takaran rica yang digunakan Jefta pada bumbu ayam buluhnya buat sebagian orang Minahasa tergolong moderat. Dwita Rembet (45), warga Desa Kayu Uwi, Tompaso, biasa menggunakan seliter rica untuk memasak satu ekor ayam. Untuk memasak daging hewan lain yang ukurannya lebih besar, Dwita memakai 3 liter rica.

Rica yang digunakan agak berbeda dengan rica yang ditanam di Jawa. Rica Minahasa bentuknya lebih ramping dan panjang dengan rasa yang jauh lebih menyengat dibandingkan dengan rica di Jawa. Rica semacam itu disebut rica anjing yang membuat penyantapnya bisa ”terkaing-kaing” tersengat pedasnya.

Seperti Dwita, Olfie Raranta (45), warga Desa Kakas, juga biasa memasak masakan dengan takaran rica yang luar biasa banyak. ”Rica satu loku bagini nyanda cukup untuk tiga orang. Minimal dua loku (Cabai segenggam tidak cukup untuk bikin sambal buat tiga orang. Minimal dua genggam),” ujar Olfie yang menghabiskan sekitar 3 liter rica untuk lima hari.

Buat Minahasa, makan tanpa rica seperti menyantap sayur tanpa garam. Tidak heran, masakan apa pun pasti diberi banyak rica, mulai dari dabu-dabu, tumis kembang pepaya, pampis, woku, cakalang garo rica, sup ikan, bubur manado, rintek wuuk (bulu halus), tinorangsak, hingga ayam buluh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Travel Update
Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

Jalan Jalan
Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli 'Max Havelaar'

Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli "Max Havelaar"

Jalan Jalan
Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Travel Update
Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Jalan Jalan
Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Travel Update
Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Penjelasan Pengelola

Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Penjelasan Pengelola

Travel Update
DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

Travel Update
Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Travel Tips
5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

Jalan Jalan
Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Travel Update
Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Travel Update
Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Hotel Story
Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+