Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2014, 17:06 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

MATAHARI terik menghujam kepala saat tiba di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, sebuah wilayah terkenal dengan penghasil lokan dan motto "Kampung Sakti Rantau Betuah". Sebuah kabupaten di Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat. Dari Kota Bengkulu menuju kabupaten ini sekitar 281 kilometer. Untuk mencapainya bisa menggunakan jalur darat atau jalur udara dengan penerbangan perintis dari Bandara Fatmawati Kota Bengkulu.

Jika jalur darat Anda akan menyisiri pantai Bengkulu dengan segala keindahan dan perpaduan Bukit Barisan, komplet ada pantai dan hutan belantara. Jalur darat ditempuh dengan mobil sekitar lima jam dari Kota Bengkulu. Sementara jika menggunakan transportasi udara tentu lebih eksotis lagi, karena di atas Laut Bengkulu Anda akan menikmati manuver canggih para pilot.

Dari ibu kota Mukomuko perjalanan kami arahkan menuju Desa Talang Arah, Kecamatan Malin Deman. Perjalanan kali ini melihat sebuah obyek wisata batu yang jika dilihat kasat mata seperti batu bersambung, berhimpit, di daerah ini batu tersebut dikenal dengan "Batu Takup".

Setelah perjalanan beberapa puluh menit melalui perkebunan kelapa sawit, tanah dan koral menghiasai sepanjang perjalanan, dan permukiman penduduk, tibalah kami di Desa Talang Arah. Suasana kampung menyambut tentu saja mencerahkan mata dan jiwa. Batu Takup dahulunya merupakan gugusan bukit tinggi. Batu ini adalah batu yang memiliki legenda dan pesan tersendiri bagi masyarakat setempat, pesan kesengsaraan dan penderitaan di balik tindakan poligami seorang suami.

Rosma (76) tetua kampung, warga Desa Talang Arah, bertutur, dahulu kala hiduplah seorang laki-laki yang memiliki dua orang istri. Istri pertama memiliki tiga anak, sementara istri muda tak dikaruniai anak. Namun, dalam perjalanan rumah tangga, sang suami lebih sayang dengan istri muda.

Rosma melanjutkan, akibat ketidakadilan itu istri tua merasa sakit hati atas perhatian lebih yang diberikan suami kepada istri muda. Akhirnya istri tua melarikan diri. Dalam pelariannya itu, istri tua menitipkan dua orang anaknya yang telah beranjak remaja. Sementara ia membawa anaknya yang masih menyusui menembus belantara dengan segala kepiluan hati.

Dalam petualangan yang penuh kepiluan itu istri tua menemukan batu besar yang datar. Di sana, dia beristirahat untuk menyusui anaknya. Usai menyusui anaknya, sang ibu pun berkata kepada anaknya. "Tinggallah di sini nak (di atas batu), ibu mau bunuh diri," kata Rosma menceritakan kepada Kompas Travel.

KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Batu menyusui, di batu inilah istri tua dari suami yang berpoligami tersebut meninggalkan bayinya. Lokasi batu ini ditemukan tak jauh dari obyek wisata Batu Takup di Bengkulu. Saat ini kedua tempat ini menjadi obyek wisata yang sering dikunjungi pelancong.

Mengetahui istri tua meninggalkannya, sang suami berusaha mencari keberadaan istrinya itu. Rimba belantara juga ia tempuh hingga ia tiba di batu tersebut dan menemukan bayinya menangis di atas batu tersebut. Sang suami juga bingung saat istri tuanya tak ada di sana, ia hanya melihat batu datar dan bayinya yang tak kunjung berhenti menangis.

Namun alangkah terkejutnya saat dia berjalan sekitar lima meter dari batu datar tempat bayinya menangis, ia melihat bukit batu yang cukup besar seperti baru saja terbelah, sementara di celah belahan batu itu ia melihat beberapa helai rambut istrinya. Sang suami pun berusaha mencoba menarik sang istri namun gagal karena batu telah memeluk tubuh sang istri. ”Itu merupakan cerita yang diwariskan secara turun temurun imbas dari poligami,” kisah Rosma.

Di sekitar Batu Takup tersebut juga ditemukan banyak nisan yang ditengarai merupakan keturunan dari keluarga tersebut. Sayang kisah ini tak tercatat dengan baik, hanya sejarah bertutur. Sementara Bukit Batu Takup tersebut tak sebesar dahulu, karena saat ini telah dibelah menjadi menjadi dua bagian di tengah Bukit Batu Takup itu dibuat jalan. Namun, masih dapat terlihat sebagai bukti dan kisah sedih poligami.

Selain mendapatkan kisah legenda, pelancong dapat menikmati pemandangan yang cukup indah yakni hiasan bukit nan hijau bersatu dalam gugus Bukit Barisan. Salah satu perusahaan perkebunan membelah Batu Takup tersebut lalu di tengahnya dibuat jalan dari semen untuk pelancong yang kerap datang ke daerah itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Travel Update
Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Travel Update
Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com