Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gowes ke Banten Lama...

Kompas.com - 28/06/2014, 10:06 WIB

Kamis (26/6/2014) pukul 07.00 saya lanjutkan perjalanan pulang. Di Jongjing, saya bersama Suhadi (63) yang sedang mengayuh sepeda onthel menuju Jakarta. Ayah tujuh anak dan kakek enam cucu itu menempuh jarak 70 km dari rumahnya di Desa Lempuyang, Jongjing untuk menjemput rezeki sebagai pengojek sepeda. Ia biasa mangkal di Taman Fatahillah dan dua minggu sekali pulang kampung dengan sepeda tuanya.

“Kalau rezeki, biasanya dua atau tiga minggu bisa dapat Rp 500.000,” tutur Suhadi yang sudah lima tahun ngojek sepeda setelah berhenti jadi pekerja toko bangunan. Dari kampungnya, kata Suhadi ada tiga orang seumuran yang menjadi pengojek sepeda di kawasan Jakarta Kota. Mengais rezeki dari sepeda membebaskannya dari keharusan ini itu sebagai pekerja.

Di Mauk kami berpisah. Saya lanjutkan perjalanan melalui Tanjung Kait, Teluk Naga, sampai Tangerang. Jalur sepanjang sekitar 25 km itu sungguh menyenangkan untuk bersepeda. Jalanan mendatar dengan aspal mulus dan teduh oleh pepohonan rindang. Di beberapa titik pandangan leluasa disegarkan oleh bentang sawah yang berbatasan dengan pantai.

Pantai Tanjung Kait berlokasi di sebelah Markas Satuan Radar 211 TNI AU. Desa nelayan itu menjadi tempat wisata untuk memancing dan menikmati aneka makanan laut segar.

MAX AGUNG PRIBADI Kelenteng Tjo Soe Kong di Tanjung Kait.
Di dekat pantai, sebuah kelenteng kecil dengan dua pagoda berwarna kuning dan merah menarik perhatian saya. Kelenteng Tjo Soe Kong itu dibangun tahun 1792 oleh imigran asal Hok Kian, Tiongkok yang juga membangun perkebunan tebu di kawasan itu dan kota Tuasiah di bibir pantai. Perkebunan dan kota itu kini sudah lenyap karena abrasi 200 meter dari bibir pantai awal.

Saat Gunung Krakatau meletus tahun 1883 dan terjadi tsunami, klenteng itu luput dari kehancuran dan disebut-sebut menjadi tempat perlindungan warga yang selamat. Saya lanjutkan perjalanan melintasi jalur sepi kendaraan sampai Teluk Naga, lalu terus ke Tangerang. Pukul 16.00 saya tiba kembali di rumah, mengakhiri perjalanan 220 km menyusuri halaman belakang yang menyenangkan. (Max Agung Pribadi, wartawan Warta Kota)

MAX AGUNG PRIBADI Pelabuhan Karangantu
MAX AGUNG PRIBADI Benteng Spellwijk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com