Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambangi Halaman Depan Kantor Jokowi

Kompas.com - 28/09/2014, 11:45 WIB
TAMAN Monumen Nasional adalah ikon Jakarta yang menyedot pengunjung dari seluruh penjuru Tanah Air. Taman ini tepat di tengah pusat perkantoran diapit Jalan Merdeka Selatan, Merdeka Timur, dan Merdeka Barat.

Monas menjadi pemandangan utama dari depan Balai Kota DKI tempat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkantor. Tugu bersejarah itu pula yang akan menjadi titik pandang Jokowi jika kelak sebagai presiden terpilih ”hijrah” ke Istana Kepresidenan alias Istana Merdeka.

Setiap akhir pekan dan hari libur, banyak orang mengantre untuk bisa naik ke puncak Monas dan terpesona melihat pemandangan Jakarta dari ketinggian. Rasanya belum sah menginjakkan kaki di Ibu Kota jika belum pernah bertengger di sini atau minimal berfoto-foto di sini.

Di Monas, Jumat (26/9/2014) kemarin, wisatawan duduk-duduk di atas gelaran tikar memanfaatkan rindang pohon yang menjanjikan keteduhan sepanjang hari. ”Nyaman sekali, apalagi jika cuaca panas banget,” kata Sovie (42), warga Bekasi, Jawa Barat.

Sovie bersama ibu dan dua anaknya sengaja datang ke Monas untuk melihat Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri yang dihelat Kementerian Perdagangan, 26-29 September 2014.

Namun, pengunjung seperti Sovie selalu mendapat pengalaman tak mengenakkan saat berada di Monas. Fasilitas parkir di taman ini tidak secanggih di gedung perkantoran dan mal atau di Stasiun Kereta Api Gambir yang letaknya bersebelahan.

Pencatatan nomor polisi kendaraan masih memakai cara manual, ditulis tangan di secarik kertas. Lahan parkirnya cukup luas, tetapi tidak tertata dengan baik. Seusai turun dari kendaraan, pengunjung akan mendapati kurangnya tanda yang memandu mereka ke gerbang masuk Monas.

KOMPAS/PRIYOMBODO Capucino dari biji kopi jenis arabika toraja hasil racikan barista dari Kopi Indonesia dalam Pameran Pangan Nusa 2014 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).
Setelah menebak-nebak dan mencoba mengikuti orang lain dengan harapan bisa menemukan gerbang masuk, pengunjung dihadapkan pada kompleks tempat makan yang lagi-lagi tak tertata dengan baik. Pedagang kaki lima dan pedagang keliling ada di setiap sudut.

Jadi bertanya-tanya, apa hasil penertiban PKL liar di Monas yang digalakkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. ”Saya suka makan di warung kaki lima seperti ini karena biasanya murah. Tapi lebih baik kalau ada fasilitas cuci tangan yang bersih, terus harganya dituliskan terbuka saja,” kata Lukman, wisatawan.

Masuk ke halaman Monas, hamparan rumputnya kini mengering. Selain pedagang, banyak penyewaan mainan seperti mobil-mobilan sampai sepeda listrik yang menggunakan jalur pejalan kaki ataupun lapangan rumput sebagai arenanya.

Anak-anak pasti bahagia melihat ada fasilitas bermain seperti ini. Namun, tidak ada standar pengamanan khusus termasuk dalam permainan sepeda motor mini. Ah, Monas...! Kapan, ya, bisa teratur dan tertib sebagai ikon Jakarta? (NEL/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com