Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Tepi Danau Poso Melanglang ke Swiss

Kompas.com - 04/10/2014, 15:40 WIB
GULUNGAN ombak memukul tiang ruang makan itu. Lantai goyang pada siang yang terik. Dengan wajah semringah, Serly Mandung (59), memperlihatkan sebuah kalender lusuh yang menampilkan foto putri sulungnya bersama suami serta anak-anak mereka.

Ia menunjuk foto seorang gadis berkulit putih, berambut pirang, dan hidung mancung mengendarai motor gede. ”Dia anak pertama putri saya,” kata Serly di Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (26/8/2014). Senyumnya mengembang.

Lembar demi lembar kalender itu dibuka. Ada foto ia dengan menantunya yang jangkung berpelukan di sebuah bandar udara. Terdapat pula foto ia berpose berdampingan dengan besan perempuan.

Serly adalah pemilik Penginapan Victory di tepi Danau Poso di Pendolo. Tidak ada yang spesial dengan penginapan itu. Wujudnya seperti rumah tinggal. Namun, putri sulungnya menikah dengan warga Swiss. Itu terjadi pada tahun 1998.

”Anak saya ngobrol dengan pemuda itu. Tiba-tiba ia bilang mau menikah dengan anak saya,” kata Serly.

Pemuda itu pun pulang ke Swiss memberi tahu keluarganya. Enam bulan berselang, calon menantunya datang bersama orang tua untuk melamar putri Serly.

Setelah itu, dua karyawati penginapan juga ke Eropa. Seperti putri Serly, mereka menikah dengan warga asing.

Kisah asmara di tepi Danau Poso bagian selatan itu menandai kejayaan wisata. Sebelum kerusuhan Poso (1998-2001) pecah, wisatawan mancanegara membanjiri Pendolo, terutama pada bulan Juni. Penginapan Serly yang punya 8 kamar besar selalu penuh.

”Belum menurunkan tas dari bus, mereka sudah berebut kunci kamar. Banyak juga yang tidur di ruang tamu dengan alas matras seadanya,” ujarnya.

Kisah sama diungkapkan Markus (56), pengelola Hotel Mulia yang berjarak 1 kilometer dari Penginapan Victory. Pada Juni, semua kamar terisi. Wisatawan yang tak kebagian kamar membuka tenda di tepi danau untuk beristirahat.

KOMPAS/VIDELIS JEMALI Salah satu tim peserta Festival Danau Poso dalam kirab di arena utama, Jumat (29/8/2014). Festival Danau Poso di Kabupaten Poso, diselenggarakan pada 29 Agustus-1 September, melibatkan seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.
Kala itu, Pendolo-Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, di muara Danau Poso, merupakan jalur wisata. Para wisatawan berlayar ke Tentena sambil menikmati birunya danau. Ada juga sejumlah titik singgah, seperti Taman Wisata Alam Bancea dengan hamparan anggrek sebagai vegetasi dominan, dan sejumlah gua purba di tepi danau.

”Waktu itu kami menawarkan paket wisata, mulai dari Bancea, tracking ke sejumlah gua, hingga ke lokasi megalit di Besoa, Napu, dan Bada,” ujar Markus.

Kejayaan wisata Danau Poso kini tinggal kenangan. Hotel dan penginapan di Pendolo pun senyap. Di Penginapan Victory, wisatawan mancanegara yang menginap tidak lebih dari 10 orang setiap tahun.

Menyusuri tepi Danau Poso di Pendolo, kejayaan wisata tampak tersisa pada dermaga kayu yang terbengkalai. Tiangnya membusuk, lantai papannya terbongkar. Jalur wisata Pendolo-Tentena telah mati.

Kehadiran jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan wilayah utara dan selatan Poso turut mematikan jalur wisata itu.

Strategis

Danau Poso menyimpan sejuta pesona. Danau yang berada di ketinggian 657 meter di atas permukaan laut dengan luas 512 kilometer persegi berselimut pasir kuning keemasan di tepinya. Kulminasinya sempurna di Siuri, Kecamatan Pamona Puselemba, tak jauh dari Tentena.

Danau ketiga terluas setelah Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Singkarak di Sumatera Barat ini memiliki air sangat jernih hingga tampak membiru. Kejernihan ini akan ”langgeng” karena budidaya karamba masih sedikit.

Di sekitar danau, terdapat berbagai obyek wisata yang menawan, mulai dari Taman Wisata Alam Bancea, Gua Pamona di Tentena, hingga Air Terjun Saluopa yang berundak-undak.

Secara statistik, kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Tengah pada 2012 hanya 9.255 orang. Angka ini naik sedikit dari tahun sebelumnya, 7.163 orang. Wisatawan dengan destinasi utama Danau Poso masih sekitar 1.000-an orang.

Kondisi ini disadari Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Poso Putera Botilangi. Di sela-sela pembukaan Festival Danau Poso pada 29 Agustus-1 September, ia menyatakan, sektor wisata sedang dibenahi. Promosi akan dilakukan secara terstruktur, masif, dan sistematis.

Pada Oktober akan digelar acara ”Semalam di Danau Poso” di Denpasar, Bali, untuk menggaet wisatawan mancanegara. Tahun depan, dinas akan menggelar roadshow ke berbagai kota, antara lain Makassar, Pare-pare, Tana Toraja di Sulawesi Selatan; Manado dan Tomohon di Sulawesi Utara; Surabaya (Jawa Timur), dan Yogyakarta.

Jalur Pendolo-Tentena akan dihidupkan kembali. Dermaga di Pendolo akan diperbaiki. Dermaga wisata juga akan dibangun di kampung-kampung sekitar danau. Warga kampung dilatih untuk mengembangkan kerajinan khas sebagai suvenir. Kapal-kapal wisata diperbanyak. ”Tentu kami membutuhkan partisipasi swasta,” kata Putera.

KOMPAS/VIDELIS JEMALI Dua wisatawan mancanegara berpartisipasi dalam lomba tangkap ikan menggunakan keranjang anyaman bambu (mosango) di Tepi Danau Poso, Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/8/2014). Acara itu merupakan bagian dari rangkaian Festival Danau Poso XVII.
Menurut Bupati Poso, tahun depan akan dibangun 11 anjungan mewakili kecamatan. Lahan untuk proyek itu disiapkan di dekat arena Festival Danau Poso seluas 1 hektar. Di anjungan, pagelaran budaya dan pameran produk dari semua kecamatan diselenggarakan berkala, terutama pada Juni hingga Agustus.

Koming Satige, pemilik hotel di Tentena, berharap pemerintah lebih kreatif mengemas Festival Danau Poso dan acara promosi wisata. Acara berskala nasional harus diselenggarakan, antara lain dengan jelajah sepeda mengelilingi Danau Poso dan lomba perahu layar yang melibatkan provinsi lain.

Keindahan Danau Poso harus dijual. Citra negatif akibat konflik sosial sudah tidak relevan. Danau yang terletak di jalur transit (Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan) terlalu sayang untuk disia-siakan.

”Danau ini sangat indah. Begitu memandang hamparan danau, saya bilang ke istri saya, ’wow...’. Semula saya berencana menginap dua hari, tapi jadinya empat hari,” ujar Manuel Blein, wisatawan asal Swiss, yang mengikuti seluruh rangkaian Festival Danau Poso.

Nah, tunggu apalagi? (Videlis Jemali)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com