Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Hadiah dari Sungai Nil

Kompas.com - 30/11/2014, 13:52 WIB

Tak jauh dari kompleks tersebut terdapat Masjid Amr ibn al-As, masjid tertua di Mesir yang dibangun pada sekitar tahun 642. Masjid itu dibangun oleh Amr ibn al-As (juga disebut Amru bin Ash), sahabat Nabi Muhammad SAW yang menaklukkan Mesir pada 640.

Peninggalan lain peradaban Islam di kawasan Kota Tua Kairo adalah Benteng Saladin (Cairo Citadel) yang dibangun Sultan Saladin (Salahuddin al-Ayyubi) pada abad ke-12. Benteng yang megah tersebut masih utuh hingga saat ini, termasuk bangunan saluran air (aquaduct) yang dulu menyalurkan air dari Sungai Nil ke benteng itu.

Dan tentu saja, di bagian lain Kairo, terdapat Masjid Hussein dan Masjid Al-Azhar yang termasyhur. Di dekat dua masjid ini pula terdapat pasar oleh-oleh Khan el-Khalili. Di sana bisa ditemukan berbagai suvenir khas Mesir dengan harga terjangkau dan bisa ditawar.

Semua itu baru atraksi wisata yang berada di Kairo dan sekitarnya. Masih banyak tempat lain di Mesir yang memiliki daya tarik wisata tak kalah memikat. Ada Alexandria di utara, Luxor di selatan, dan resor tepi laut Sharm el-Sheikh di ujung selatan Semenanjung Sinai.

Pertanyaan mendasar

Paling tidak ada dua hal mendasar yang sering ditanyakan orang Indonesia terkait Mesir, yakni faktor iklim dan keamanan. ”Panas banget, ya, di sana? Aman enggak, sih?” demikian pertanyaan beberapa teman di Jakarta.

Pertanyaan soal iklim mudah dipahami karena letak geografis Mesir di tengah gurun. Pemandangan hijau dan teduh di Mesir praktis hanya bisa ditemukan di dekat Sungai Nil. Bahkan, saat Kompas berkunjung ke kota Asiut, sekitar 400 kilometer sebelah selatan Kairo, lapisan hijau ini paling besar hanya setebal 2-3 kilometer dari tepian Nil.

Akan tetapi, temperatur di Mesir tak sepanas yang dibayangkan. Saat Kompas berada di Mesir, pertengahan Oktober lalu, suhu udara berkisar antara 30-33 derajat celsius, tak jauh beda dengan Jakarta.

Menurut Musthafa Abd Rahman, wartawan Kompas yang sudah puluhan tahun tinggal di Kairo, suhu udara bahkan cenderung dingin saat belahan bumi utara memasuki musim dingin.

Situasi keamanan di Mesir memang sempat tak menentu saat negara itu diguncang revolusi sejak 2011. Namun, sejak Mesir dipimpin Presiden Abdel Fattah el-Sisi yang didukung militer, situasi keamanan berangsur-angsur pulih. ”Semuanya baik-baik saja,” ungkap Mohamed Elhawary, warga Kairo.

Gangguan keamanan, terutama dari kelompok militan, kadang masih terjadi, tetapi terpusat di kawasan Sinai Utara, lebih dari 280 kilometer di sebelah timur Kairo.

Meski begitu, kewaspadaan tetap diperlukan dalam menghadapi risiko gangguan keamanan kecil di obyek-obyek wisata utama. ”Kalau ada orang yang memberi suvenir sebagai hadiah di dekat piramida, jangan diterima, karena nanti ujung-ujungnya disuruh bayar,” ujar Ashraf mengingatkan.

Selebihnya, melancong ke Mesir sangat menyenangkan. Dari urusan makanan, misalnya, warga Indonesia tak perlu bingung mencari makanan halal.

Citarasanya pun masih bisa dinikmati ”lidah Indonesia”. Secara umum, ragam kuliner di Mesir tak jauh beda dengan dunia Arab lain atau negeri-negeri di seputar Laut Mediterania.

Lalu lintas di Kairo memang macet pada jam-jam sibuk, mirip Jakarta. Bedanya, hanya ada sedikit pengendara sepeda motor sehingga jalanan terkesan tak terlalu ruwet dan jarang terjadi kemacetan total.

Bosan dengan yang kuno-kuno dan kangen mal? Jangan khawatir, Kairo adalah kota metropolis modern. Ada mal-mal modern yang tak kalah megah dibanding Mal Pondok Indah atau Grand Indonesia, seperti Mall of Arabia di kota satelit 6th October City di selatan Kairo atau Sun City Mall di kawasan elite Heliopolis.

Malam hari pun tak akan berlalu begitu saja di Kairo. Di sepanjang tepian Sungai Nil banyak kapal yang difungsikan sebagai restoran atau kafe.

Sebagian kapal itu menyediakan paket pesiar menyusuri sepenggal Sungai Nil yang pada malam hari memantulkan kerlap-kerlip cahaya kota yang romantis. Mesir memang hadiah terindah dari Sungai Nil.... (DAHONO FITRIANTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com