Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2014, 23:24 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Pada Selasa sore, 18 November lalu, saya menginjakkan kaki di Bandara Iskandar Muda, Banda Aceh. Mendung masih menggayut di langit. Hari itu di benak saya banyak rencana yang ingin saya tuntaskan selama di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Selain ingin menikmati kopi Gayo yang nikmat, saya juga kepingin napak tilas menyusuri jejak "orang Aceh".

Hal pertama tentu akan mudah saya dapatkan selama di Aceh. Warung-warung kopi dan kafe, dapat saya jumpai setiap saat, sehingga saya bisa minum berteguk-teguk kopi hingga kembung sekalipun. Sementara untuk menyusuri jejak sejarah orang Aceh, adalah perjuangan yang tidak gampang. Tiap orang yang saya temui di Banda Aceh, tak ada yang memuaskan keingin-tahuan saya mengenai asal muasal warga bangsa yang menempati bumi Serambi Aceh itu.  

Baiklah, untuk urusan melacak jejak sejarah orang Aceh rasanya tak tepat untuk waktu sekarang. Jadwal perjalanan saya cukup padat selama di bumi Aceh. Hari pertama dan kedua di Banda Aceh untuk mengikuti simposium kopi, hari berikutnya ke Bireun dan Lhokseumawe, dan berakhir di Takengon.

Maka keesokan harinya, saya pun datang ke sebuah hotel berbintang lima untuk mengikuti pembukaan simposium internasional tentang kopi. Selain acara seremoni, huburan, ada juga diputar film mengenai kopi. Tapi saya lebih tertarik untuk berbincang2 dengan Yusianto, 50, yang mengaku sebagai peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jembar. DIa adalah salah satu peserta Simposium Kopi Internasional yang berlangsung di Banda Aceh, 19-21 November 2014.

Untuk memenuhi rasa keingintahuan yang sudah lama tersimpan, sayanpun langsung bertanya mengenai kopi yang paling nikmat. Yusianto langsung menjawab, "Kopi Gayo!"
Yusianto mengemukakan, tak heran jika kopi gayo dimninati oleh masyarakat luar, karena citarasa kopi gayo memang salah satu kopi terbaik di dunia.

Pendapat Yusianto tentu tidak main-main, karena, selain sebagai peneliti, dia juga bekerja sebagai pencicip. Yus mengatakan, dirinya sudah mencicipi semua kopi yang ada di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Wamena di Papua.

Selanjutnya, di antara hunyi hujan yang mengguyur Banda Aceh malam itu, kami pun terlibat obrolan hangat mengenai kopi. Yusianto bilang, Indonesia memiliki tiga jenis kopi, robusta, arabica, dan ekselsa. Kopi terakhir itu di Jawa disebut kopi nongko.

Secara rinci, Yusianto memaparkan sebaran tiga jenis kopi di atas. Kopi arabica 25 persen berpusat di gayo. Selebihnya di mandailing, yang tua java kopi atau raung kopi, toraja kopi, enrekang, kerinci, bengkulu. Jawa barat ada pendatang baru yan pesat di pengalengan, malabar. Jawa tengah di temanggung kita sebut sindonro sumbing kopi. Ke timur ada bali kintamani kopi, flores bajawa kopi, manggarai kopi, baliem highland kopi, mona mane nabire.

Sementara Robusta paling banyak di segitiga sumbagsel, lampung, sumsel dan bengkulu. Ada juga di jateng, jatim, bali, dan manggarai. Sumbagsel 50 persen.
Librica atau ekselssa terutama di daeraah yg sulit, daerah marjinal, daerah rawa2, gambut, makanya dulu transmigran dikaasih bibit kni, di kalimantan, jambi, tanjung jabung. Di samping itu, banyak digunakan sebzgai tanaman pagar tanaman kopi lainnya. Citarasanya kurang familier, skrg harganya lebih tinggi dari robusta tapi lebih rendah dari arabica.

Karakteristik Arabica memiliki keasaman, manis, diperkaya oleh aroma2 lain, rempah2, kapulaga karena pengaruh tanah.  Robusta kalo dari segi aroma lebih kecil, dia lebih cokliti, body atau memiliki kekentalan kopi. Librica rasanya speerti rasa sayur, agak langu, ada rasa aneh mirip karet. Tapi ada yang berasa manis. Yang paling banyak di tanjung jabung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Travel Update
Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Travel Update
Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Travel Update
Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Travel Update
9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

Travel Update
Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Travel Update
#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

Travel Update
Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Travel Tips
Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Travel Update
Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Jalan Jalan
4 Tips Berkunjung ke Waduk Sunter Selatan, Datang Mulai Sore

4 Tips Berkunjung ke Waduk Sunter Selatan, Datang Mulai Sore

Travel Tips
Perancis Akan Larang Turis Merokok di Pantai

Perancis Akan Larang Turis Merokok di Pantai

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com