Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/12/2014, 09:48 WIB
|
EditorI Made Asdhiana
TARIAN Vera adalah salah satu tarian khas warga masyarakat Suku Rongga di wilayah selatan Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur. Selain itu ada juga Tarian Caci, Tarian Ndundu Ndake, Tarian Kerangkuk Alu dan berbagai tarian lainnya yang ada di budaya seni orang Manggarai Raya.

Tarian Vera hanya ada di Suku Motu Kaju, salah satu sub klan dari Suku Besar Rongga. Memang dalam Suku Rongga ada tujuh suku besar. Namun, tidak semua sub suku memiliki Tarian Vera.

Bagi peminat seni tari di Indonesia dan mancanegara, apabila berwisata ke Flores, jangan hanya mempelajari seni Tarian Caci, mereka juga bisa mempelajari keunikan-keunikan tarian lainnya. Salah satunya Tarian Vera tersebut. Apa uniknya Tarian Vera yang masih dipertahankan warga Suku Rongga?

Tarian ini hanya dipentaskan pada upacara kematian. Namun, sejalan dengan perkembangan pariwisata Flores, tarian ini bebas dipentaskan pada berbagai upacara, seperti upacara Kemerdekaan Republik Indonesia, festival budaya di Kabupaten Manggarai Timur dan Flores.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Gerak Tari Vera melingkar saat dipentaskan.
Tarian ini dipentaskan warga Suku Rongga saat kematian tokoh suku. Untuk upacara kematian dipentaskan selama tujuh hari tujuh malam sampai pada puncak "ngua" atau kenduri. Sementara pada upacara umumnya hanya dipentaskan satu atau dua bentuk tarinya.

Tidak semua sub suku di Suku Rongga memiliki tarian Vera, hanya beberapa suku saja yang bisa mementaskan tarian Vera.
Demikian dijelaskan seorang penari dari Suku Motu Kaju di Suku Rongga, Kornelia Jaghung (69) kepada Kompas.com di kediamannya di Jalan Transflores Ruteng-Waelengga, Minggu (30/11/2014).

Kornelia menjelaskan, Tarian Vera memiliki rumah tersendiri seperti di Kampung Lekeng yang dimiliki Suku Motu Kaju. Tidak semua rumah ada Tarian Vera, ada rumah khusus Tarian Vera di Suku Rongga. Seperti di Suku Motu Pumbu di Kampung Pandoa, Suku Raghi di Kampung Waewole. Selebihnya tidak memiliki rumah khusus Tarian Vera.
 
Mengenai asal warga masyarakat Suku Rongga, Kornelia menuturkan, berdasarkan penuturan nenek moyang Suku Rongga Motu Kaju yang terus dituturkan kepada anak-anak mereka bahwa keturunan Suku Rongga sub klan Motu Kaju berasal dari Kalimantan. Dikisahkan dua pasang suami istri yang berlayar dari Kalimantan dan turun di Pantai Sari Kondo bersama dengan dua anak bayi. Pasangan ini juga membawa seekor anjing.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tari Vera pada upacara keagamaan di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Saat mereka tiba di Sari Kondo, mereka kesulitan air minum karena di daerah itu adalah padang savana. Nah, pada suatu pagi mereka melihat tubuh anjing ini basah kuyup. Suami-istri ini lantas berpikir bagaimana caranya mengetahui sumber air tersebut. Lantas keduanya menggosok tubuh anjing dengan abu supaya mereka bisa mengikuti anjing dari belakang kemana arah anjing berjalan. Mereka mengikuti anjing tersebut sampai berhenti di sumber mata air Wae Motu.

Hingga saat ini bukti sejarahnya masih ada di sumber mata air Wae Motu di Kelurahan Watu Nggene. Buktinya adalah mata air dan batu megalitik yang masih ada sampai sekarang.

“Mulai saat ini ketika ada mata air ada dua pasang keluarga yang datang dari Kalimantan bersama anak bayi mereka bertumbuh menjadi besar hingga tersebar di sejumlah sub-sub suku di Suku Besar Rongga. Nah, mulai saat itulah ada Tarian Vera. Saya sendiri tidak tahu apa arti Vera, tetapi itu merupakan tarian adat yang diwariskan leluhur hingga sekarang,” paparnya.

Para penari Vera pada umumnya berpakaian putih, baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan. Entah pada upacara "ngua" atau kenduri tetap memakai pakaian berwarna putih. Namun, kini sudah bervariasi yaitu pakaian berwarna putih untuk laki-lakinya dan baju berwarna pink bagi penari perempuan ditambahkan dengan selendang dan kain Songke.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tari Vera saat mengantar tamu di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, penari laki-laki memakai topi dan penari perempuan memakai ‘Neo Weti’ atau keranjang kecil yang terbuat dari daun lontar muda ditaruh di kepala.

Gerakan Tarian Vera
      
Penari perempuan dan laki-laki menari searah dengan membentuk sebuah lingkaran. Kedua, penari kaum perempuan dan laki-laki berjejeran sambil berlari-lari dengan saling memegang tangan. Saat saling pegang tangan tidak boleh lepas. Sebelum Tarian Vera dipentaskan, terlebih dahulu peserta menari Mbata yang dipadukan dengan musik gong dan gendang. Sementara pada tarian Vera tidak dibunyikan gong dan gendang melainkan seseorang memimpin dalam bentuk lingkaran sambil menyanyikan lagu-lagu daerah dengan penuh semangat.

Biasanya tarian Vera dilaksanakan pada malam hari selama semalam suntuk sementara tarian Vera pada siang hari dipentaskan pada puncak acara "Wela Kamba" atau bunuh kerbau. Kornelia sekaligus Ketua Kelompok Kerajinan Tangan "Rebo Ndii" menjelaskan, pada upacara kenduri, tarian Vera dipentaskan searah yaitu ke arah kiri dan menarinya selama tujuh kali dalam sebuah lingkaran besar.

“Tahun 1986, saat puncak Kenduri orangtua, Gabriel Inge dengan Marta Jaja dipentaskan tarian Vera dengan ‘Wela Kamba’ sebanyak tujuh ekor serta tahun 2013 lalu digelar lagi Tarian Vera saat acara upacara 'ngua' atau kenduri kakak saya dengan membunuh satu ekor kerbau,” jelasnya.

Untuk diketahui bahwa asal usul keturunan orang Manggarai sangat bervariasi, seperti di wilayah Kolang berasal dari Minangkabau, wilayah Cibal juga dari Minangkabau, wilayah Todo dan sekitarnya nenek moyangnya berasal dari Gowa bercampur dengan Minangkabau sedangkan beberapa suku kecil di Manggarai Raya ada yang berasal dari keturunan Belu.
      

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tari Vera saat mengantar tamu di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Agustinus Nggose, seorang tokoh masyarakat di Manggarai Timur menjelaskan, nenek moyang Suku Nggai berasal dari Belu. Dikisahkan Agustinus, sesuai yang dituturkan nenek moyang mereka, orang Belu berlayar menuju ke Aimere lanjut berjalan ke wilayah Rajong, Wukir di Elar Selatan. Dari situ menuju ke Watu Tonda dengan membentuk sebuah kampung. Kemudian pindah lagi ke Kampung Munde, Desa Komba hingga saat ini.

"Jadi asal usul nenek moyang orang Manggarai Raya sangat bervariasi dari seluruh Nusantara. Untuk itu tariannya juga bervariasi di berbagai wilayah di Manggarai Raya walaupun satu kesatuan budaya,” jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Travel Update
Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Travel Update
Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Travel Tips
8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

Jalan Jalan
Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Travel Tips
Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Travel Update
Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Travel Update
4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

Travel Tips
Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Travel Update
5 Gunung Sekitar Soloraya yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Ada yang Tak Perlu Jalan Kaki

5 Gunung Sekitar Soloraya yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Ada yang Tak Perlu Jalan Kaki

Travel Tips
10 Tempat Ngabuburit Murah di Jakarta Timur, Bisa Sambil Wisata Religi

10 Tempat Ngabuburit Murah di Jakarta Timur, Bisa Sambil Wisata Religi

Jalan Jalan
5 Wisata Dieng yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Tak Perlu Jalan Jauh

5 Wisata Dieng yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Tak Perlu Jalan Jauh

Travel Tips
Apa itu Prepaid Baggage untuk Bagasi Pesawat?

Apa itu Prepaid Baggage untuk Bagasi Pesawat?

Travel Tips
3 Syarat Masuk Museum Fatahillah, Dilarang Foto Pakai Flash

3 Syarat Masuk Museum Fatahillah, Dilarang Foto Pakai Flash

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+