Sebab, Oman Air baru saja meluncurkan penerbangan perdana Muskat-Jakarta pada 12 Desember 2014. Sebagai gambaran, negara Oman berada di Semenanjung Arab. Negara-negara ini didominasi dengan daratan yang berupa padang pasir.
Namun, Oman berada di sisi selatan. Negara ini berbatasan dengan Teluk Oman di sisi timur yang merupakan terusan dari Teluk Persia. Sementara di sisi selatan adalah Laut Arab yang menuju Samudra Hindia.
Oman juga memiliki banyak pegunungan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Oman menawarkan destinasi wisata yang unik, perpaduan antara gunung, laut, dan gurun pasir.
"Oman ibarat sebuah rahasia yang tersimpan dengan baik. Tak banyak yang tahu mengenai kecantikan negeri ini," kata Chief Operating Officer Oman Air Abdulrahaman Al-Busaidy, di Jakarta, Senin (15/12/2014).
Ia menjelaskan, Oman merupakan negara perpaduan modernitas dan tradisional. Seperti Muskat, ibu kota Oman, merupakan kota yang penuh dengan hotel-hotel bintang lima, pantai-pantai cantik, dan baru saja memiliki opera house sebagai pusat seni.
"Tapi kami punya benteng-benteng kuno peninggalan Portugis di abad 16 saat Portugis menjajah Oman," katanya.
Ada pula kota Nizwa, yang dulunya merupakan ibu kota Oman. Jaraknya 1,5 jam dari Muskat. Kota ini tak punya pantai, namun dikelilingi oleh pegunungan. Salah satunya Green Mountain.
Destinasi lainnya, saran Abdulrahaman, adalah Salalah di sisi selatan Oman. Di kawasan ini memiliki pantai-pantai cantik. "Banyak turis yang datang ke sini saat musim panas," cerita Abdulrahaman.
Di beberapa daerah di Oman juga masih mudah ditemukan rumah-rumah tradisional yang sudah tua namun dipelihara dengan baik, misalnya di Misbat. Menurut Abdulrahaman, daya tarik Oman adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara kecantikan tradisional khas Oman.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.