Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyapa Tiang Langit Wallacea

Kompas.com - 17/12/2014, 18:04 WIB
BINAIYA saya kenal lewat cerita-cerita teman-teman saya yang ikut Operation Raleigh di Seram, Maluku, tahun 1980-an. Ketika itu dua panitia asing di-SAR (istilah pendaki yang hilang dan dicari secara resmi—dari kata "search and rescue") hingga akhirnya satu ditemukan tewas di area puncak dan yang lainnya berhasil mencapai kampung Kanikeh dengan luka-luka yang sudah dipenuhi belatung.

Pendaki papan atas Indonesia yang terlibat urusan ini, seperti almarhum Norman Edwin, pendaki yang meninggal di Aconcagua, Loddy Korua yang sekarang dikenal sebagai pegiat arung jeram. Ini membuat Binaiya menjadi gunung legendaris.

Setahun lalu, tim Yepe, menyeberangi Binaiya dari utara ke selatan dengan membuka jalur lama yang sudah rapat. Rombongan ini melibatkan Hendricus Mutter, yang tahun 1980-an pernah menjajal Makalu (8.400 meter di Nepal Himalaya) bersama tim Trupala SMA 6 Jakarta.

Anggota tim perkumpulan yang sudah berdiri 40 tahun di Malang, Jawa Timur ini merintis jalur dari Desa Yaputi lurus ke puncak Binaiya. Lalu turun ke Kanikeh untuk mencapai ke pantai utara Seram.

Akhirnya, nafsu lebih unggul dibandingkan pertimbangan akal, saya mengiyakan ajakan Agam Napitupulu. Akhir-akhir ini saya mendaki hanya setahun sekali, itu pun gunung yang bisa dicapai dalam sehari atau paling lama dua malam di lerengnya.

Binaiya, menurut Agam, akan didaki dan kembali dalam sepuluh hari. Kebalikannya Agam akhir-akhir ini naik gunung seperti minum obat seminggu sekali. "Kita jalan sama Dody (Johanjaya mantan produser Jejak Petualangan Trans7) dan Fahmi (anggota Wanadri, klub pendaki tertua di negeri ini)," Agam mengatakan kepada saya.

Anggota termuda kami, Fahmi, masih kepala tiga. Ia yang mengirimkan jadwal pendakian kita. Beda dari literatur yang saya baca, pendakian rancangan Fahmi dan Agam hanya sepuluh hari.

Ketika GPS Dody dan Agam keluar, baru saya ketahui, bahwa rute kami didapat dari Hendri Agustin. Belum lama, pengarang buku panduan mendaki ini, menjelajahi Binaiya. Ia menjadi pendaki pertama yang mengumbar rute ringkas lewat desa Piliana. Hanya tujuh hari di gunung, dari pantai kembali ke pantai. Data GPS-nya dikirimkan kepada Dody dan ditembuskan kepada Agam.

Hendri juga melengkapi informasinya dengan siapa teman pendakiannya. Ia menjelaskan, timnya dibantu oleh petugas Taman Nasional Manusela, dan Sigret (Ige) Illepatoa serta saudaranya Yustus (Utus) Illepatoa.

Tim kami pun memutuskan untuk melengkapi GPS kami dengan kedua pemandu dan porter itu. Sekaligus persyaratan pendakian yang diminta pihak Taman Nasional.

Di Pelabuhan Taheru baru kami semua berkumpul Ige datang, disusul Ato. Utus masih nanti di Desa Piliana. Kini kami harus menyeberang teluk menuju Yaputi. Lalu mendaki ke Desa Piliana. Dody dengan bebannya yang sarat malah tiba lebih awal. Ia sudah santai bersandar di teras rumah raja (kepala desa) Piliana. Setelah kami semua tiba satu per satu, baru Utus muncul memperkenalkan diri, lengkap sudah tim kami bertujuh.

Malam itu kami menjalani upacara makan sirih, untuk mendoakan keselamatan kami. Dikisahkan oleh tetua desa, bahwa pada awalnya adalah Alifuru, semua berasal dari satu ibu, Nusa Ina.

"Kemudian datang agama hingga kita jadi berbeda, tetapi kita semua berasal dari satu ibu," jelas mereka. Perbedaan ini sangat terasa ketika kami menyeberangi ke Yaputi.

Di sisi timur terlihat gereja dan di baratnya masjid. Warga saling menyapa ketika lewat, namun saat menyusuri jalan desa ada terasa perbedaan di satu garis, bahwa kami telah meninggalkan satu sisi dan masuk ke sisi lainnya.

Rute kami hanya sehari saja melewati kampung, selanjutnya kami menembus kebun kopi dan sayur untuk masuk hutan, menyusur sungai. Kemah pertama kami di Aimato, yang memiliki aliran sungai kecil untuk minum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Travel Update
Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Travel Update
11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Jalan Jalan
Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Travel Update
Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Jalan Jalan
5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Jalan Jalan
Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Jalan Jalan
4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

Travel Update
Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Travel Update
Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Travel Update
Spot Sunrise Dekat Candi Borobudur, Sekalian Kunjungi

Spot Sunrise Dekat Candi Borobudur, Sekalian Kunjungi

Jalan Jalan
Jumlah Penumpang di Stasiun Malang Saat Libur Waisak Naik 37 Persen

Jumlah Penumpang di Stasiun Malang Saat Libur Waisak Naik 37 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com