Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2015, 10:23 WIB
JELEKONG adalah wajah lain Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perkampungan yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Bandung ini berubah menjadi kampung budaya dan wisata setelah hampir empat dekade memproduksi gambar atau lukisan secara massal.

Warga Jelekong mengangkat lukisan dari atas genteng rumah karena gerimis. ”Buru, euy, hujan gede,” kata Bambang Hermawan (29), perajin lukisan sekaligus pemilik studio dan galeri lukisan, kepada para pekerjanya di Jelekong. Mereka lantas menumpuk begitu saja belasan lukisan di pojok studio, yang tak lain berupa bangunan seluas 28 meter persegi, berdinding bilik bambu, berlantai semen, dan beratap genteng.

Gerimis itu berubah jadi hujan lebat. Tempiasnya masuk ke studio yang beberapa bagian atapnya memang bocor. Beberapa lukisan basah terkena tempias hujan, tetapi Bambang dan para pekerjanya seolah tak hirau. ”Paling basah sedikit. Kalau rusak, ya, tinggal dicat lagi,” kata Iwan Setiawan (34), salah satu pekerja Bambang.

Mereka lantas melanjutkan mengerjakan lukisan. Di samping Iwan, berderet belasan lukisan ikan mas koi setengah jadi. Warna latas belakang dan pola ikan sudah terbentuk, tinggal memberi motif ikan dan sentuhan akhir.

Iwan mengisahkan, dia dulu belajar mewarnai dari lukisan-lukisan setengah jadi para gurunya. Para guru itu yang nanti memberi arahan sembari memperbaiki lukisan hasil sentuhan para pembelajar. ”Prinsipnya, tidak ada yang tidak bisa melukis dan tidak ada lukisan yang terbuang,” kata Iwan.

Iwan belajar melukis sejak usia 12 tahun. Bambang dan para pemuda di Jelekong juga belajar melukis sejak usia belasan tahun. Tradisi ini ditularkan mendiang Odin Rohidin yang pada 1965 baru pulang dari Jakarta setelah belajar melukis dari seorang kerabatnya. Odin ingin agar pemuda Jelekong mandiri. Obsesi itu seolah menjadi nyata. Tak ada pemuda Jelekong menjadi mengganggur, kecuali malas belajar melukis.

Biasanya, mereka mengawali dengan belajar melukis pemandangan yang nyaris seragam, yakni hamparan padi menguning yang dibelah jalan setapak mengarah ke gunung di ujung sana. Kadang ditambah beberapa petani tengah memanen padi. Lukisan pemandangan ini menjadi ciri khas Jelekong hingga awal 2000-an.

Selama 10 tahun terakhir, tren berubah. Warga Jelekong beramai-ramai melukis ikan koi. Di galeri-galeri sepanjang jalan di Jelekong, lukisan ikan koi dalam berbagai variasi dipajang di bagian depan. ”Tren ini semata bergantung permintaan konsumen. Sekarang yang laris lukisan ikan koi. Mungkin tiga tahun lagi permintaan mereka berubah, kami juga harus ikut,” kata Agus Ruhimat (42), pemilik galeri Al-Farrizy, Jelekong, yang menampung hasil kerja warga Jelekong.

Beberapa perajin melukis kuda berlarian, suasana pasar, bunga, atau kapal-kapal di tepi laut. Rata-rata lukisan itu tanpa menyebutkan nama perajinnya.

Produksi massal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com