Fenny A Sofyan, Public Relation PT Astra Agro Lestari Tbk memastikan kembali kepada Kompas Travel, apakah ingin ke Derawan atau Biduk-Biduk? Sesuai program yang telah disusun sebelumnya, Kompas Travel dan reporter Kaltim Post sepakat memilih Biduk-Biduk untuk melancong. Pasalnya, nama Biduk-Biduk membuat penasaran bagi siapa saja yang belum pernah mendatangi lokasi tersebut. Apalagi kami bertiga memang penasaran seperti apa sih keindahan Biduk-Biduk.
Sekitar 1,5 jam setelah meninggalkan guest house PT SKP dan melewati areal perkebunan kelapa sawit, mobil belok kanan memasuki jalan sempit, masih tak beraspal. Kadang mobil kami dihadang jalan kubangan yang hanya cocok dilalui truk-truk berukuran besar. Untungnya kendaraan kami dilengkapi 4 WD sehingga perjalanan melintasi jalan berkubang dengan mudah dilalui.
Memasuki Kecamatan Biduk-biduk, kami disambut lambaian pohon kelapa di kanan-kiri jalan. Di sebelah kiri jalan terbentang birunya Laut Sulawesi. Sepanjang pantai tumbuh pohon bakau.
"Jajaran pohon kelapa jadi kesan pertama bagi pengunjung termasuk saya ketika memasuki Biduk-Biduk. Hijaunya rumput di halaman yang asri bak karpet sangat indah," tutur Fenny.
Memasuki Biduk-Biduk, kami pun sedikit heran. Meskipun pohon kelapa berjejer rapi di pinggir jalan, tak satu pun kami menemukan penjual kelapa muda di sepanjang Jalan Belimbing sampai warung di Teluk Sulaiman. "Aneh juga ya, tak ada penjual kelapa muda di pinggir jalan. Apalagi siang-siang gini, minum air kelapa muda pasti terasa segar," katanya.
Kami memilih kamar di pinggir pantai yang merupakan bangunan baru milik Mayang Sari dari 18 kamar yang ada. Tarif kamar di Mayang Sari untuk kamar AC sebesar Rp 200.000 dan kamar tak ber-AC Rp 150.000. Mba Nur, pengelola penginapan mengatakan, sebagian tamu yang menginap di Mayang Sari berasal dari Berau, Samarinda dan Bulungan. "Kebanyakan mereka datang ke Biduk-biduk pada akhir pekan. Apalagi jarak Berau ke Biduk-Biduk sekitar 5 jam perjalanan menggunakan mobil. Kalau wisatawan asing jarang ke sini," katanya.
Ingin jalan-jalan menggunakan sepeda? Mayang Sari menyiapkan sepeda bagi tamu atau wisatawan yang ingin gowes pagi atau sore hari di Biduk-Biduk dengan tarif Rp 25.000 per hari.
Berikut tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi di Kecamatan Biduk-Biduk.
Perjalanan menuju Teluk Sumbang sekitar sejam. Kami berangkat setelah makan siang. Ombak siang itu mulai menggoyang boat ketika meninggalkan Teluk Sulaiman. Tiba di Kampung Teluk Sumbang, kami berjalan memasuki perkampungan dan menyusuri pantai sekitar 25 menit sebelum menemukan air terjun pertama yang dinamakan Air Terjun Penimbul. "Ada tiga air terjun di Kampung Teluk Sumbang. Paling dekat Air Terjun Penimbul. Paling jauh Air Terjun Bidadari," kata Dayat, pemilik Warung Ryanda di Teluk Sulaiman, pada saat kami makan siang di warungnya.
Fenny mengaku cukup puas bisa menyambangi satu dari tiga air terjun yang ada di Kampung Teluk Sumbang. Tetapi catatan untuk obyek wisata air terjun itu juga ada. "Sayang, untuk mencapai air terjun pertama harus menyusuri pinggiran pantai dan menghadapi terjangan ombak. Belum lagi pasirnya kotor dipenuhi sampah. Bahkan ada sampah bohlam yang sangat berbahaya kalau diinjak wisatawan. Alangkah bagusnya kalau dibangun jalan yang memudahkan wisatawan atau pengunjung menuju ke tiga air terjun tersebut sehingga waktu tempuh lebih cepat," tuturnya sambil berjalan menuju boat di dermaga Kampung Teluk Dalam.
Karena waktu terbatas, kami memutuskan hanya mendatangi satu air terjun saja. Kembali ke dermaga, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Kaniungan Besar. "Pulau Kaniungan Besar ada penduduknya, ada resort juga. Sedangkan Pulau Kaniungan Kecil tak berpenduduk," kata Dayat.
Perjalanan dari Kampung Teluk Sumbang menuju Pulau Kaniungan Besar sekitar 30 menit. Angin laut dan gelombang menerpa perahu yang membawa kami ke Pulau Kaniungan Besar. Mendekati pulau, pasir putih pantai menyambut kedatangan kami. Suasana Pulau Kaniungan masih sangat asri bahkan bisa dibilang sepi.
Kami menginjakkan kaki di kelembutan pasir putih pulau yang hanya memiliki satu-satunya resort di sana. Sebenarnya pantai dengan pasir putih merupakan modal besar bagi Pulau Kaniungan Besar untuk mengundang wisatawan datang ke sana. Hanya saja keindahan pantai terasa terganggu oleh banyaknya pelepah pohon kelapa memenuhi bibir pantai.
"Sepi ya di sini. Untung ada kelapa muda," kata Fenny.
Puas berkeliling pulau nan sepi dan meneguk air kelapa muda, kami pun memutuskan untuk segera kembali ke Teluk Sulaiman. Apalagi jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.25 Wita.
Labuan Cermin
Setelah beristirahat semalam di Mayang Sari, keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Labuan Cermin. Kami penasaran akan keindahan Labuan Cermin. Sehari sebelumnya, saat mobil memasuki Biduk-Biduk dan melintasi jembatan, Freddy, sopir PT SKP berujar, "Itu Labuan Cermin." Dia menunjuk di kiri jembatan.
Bagi masyarakat setempat Labuan Cermin dinamakan danau dua rasa. Air laut masuk ke daratan dan tertampung laksana sebuah danau. Air tawar terasa sampai kedalaman 2 meter saja dari permukaan, sedangkan selebihnya merupakan air asin.
Dijamin, pengunjung atau wisatawan yang datang akan mengagumi warna dan rasa air di Labuan Cermin, karena sangat jernih. Tak ubahnya seperti cermin yang dominasi warna hijau. "Duh, sungguh indah," kata Fenny.
Berpelesir ke Biduk-Biduk paling cepat menggunakan pesawat udara dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (dulu dikenal dengan Bandara Sepinggan) di Balikpapan menuju Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten Berau). Beberapa maskapai yang melayani jalur penerbangan Balikpapan-Tanjung Redeb tercatat Wings Air, Kalstar, Garuda, dan Sriwijaya.
Lebih paktis lagi bila Anda menyewa kendaraan di Tanjung Redeb. Pasalnya tidak ada kendaraan umum melayani rute Tanjung Redeb ke Biduk-Biduk sejauh 250 kilometer itu. Sewa kendaraan sekitar Rp 750.000 untuk sekali jalan sudah termasuk bensin.
Tips
Perlu Anda ketahui, selama berwisata di Biduk-biduk, layanan operator telepon seluler hanya berlaku untuk Telkomsel. Satu hal lagi, listrik di Biduk-Biduk beroperasi dari jam 18.00 hingga 06.00 keesokan harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.