Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwisata ke Kelenteng Cu An Kiong di "Tiongkok Kecil"

Kompas.com - 17/07/2015, 15:27 WIB
REMBANG, KOMPAS.com - Tak salah jika Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dijuluki "Tiongkok Kecil". Pasalnya, masih banyak bangunan kuno bergaya Tiongkok berdiri kokoh dan menjadi tempat tinggal warga.

Begitu pula, Kelenteng Cu An Kiong yang berada di Jalan Dasun No 19, Lasem. Kelenteng yang berada tak jauh dari jalur Pantai Utara (Pantura) Rembang ini merupakan tertua di Jawa. "Konon, di depan kelenteng ini Laksamana Cheng Ho mendarat," ungkap Cik Lan, penjaga kelenteng.

Di seberang kelenteng memang mengalir Sungai Lasem yang bermuara ke Laut Jawa. Konon, di sungai tersebut ada dermaga tempat para saudagar dari Tiongkok mendarat menggunakan perahu kecil.

Kini, meski tak bersisa tanda-tanda keberadaan dermaga, sungai tersebut masih menjadi tujuan warga mencari ikan.

Ada gapura besar yang menjadi pintu masuk kelenteng. Di depan gapura terdapat dua patung singa berwarna emas dan dua tokoh yang masing-masing membawa senjata dan seolah menjadi penjaga kelenteng.

Menurut Cik Lan, kedua tokoh tersebut merupakan Bi Nang Un dan istrinya, Na Li Ni, dua tokoh Tiongkok yang berbaur dan mengajarkan batik kepada warga.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Lukisan di satu pintu Kelenteng Cu An Kiong di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Di teras, terdapat tiang yang memuat pahatan huruf Cina. Di ruang tengah terdapat cerita bergambar di ubin yang terpasang di kiri dan kanan ruangan. Setiap ubin mewakili satu lukisan. Total ada 50 lukisan yang disusun hingga ke langit-langit.

"Dulu, ada teman saya yang pergi ke Den Haag (Belanda) dan sempat mampir ke museum khusus Indonesia. Di sana ada peta Lasem buatan 1477, dan Kelenteng Cu An Kiong sudah masuk di dalamnya. Itu berarti, kelenteng ini sudah dibangun sebelum peta itu dibuat," kata pengurus Kelenteng Cu An Kiong, Gandor Sugiharto.

Ada yang menyebut, kelenteng itu dibangun pada 1335. Sampai sekarang, mayoritas bangunan fisik Cu An Kiong masih asli. Keleteng ini pernah menjadi lokasi syuting film Ca Bau Kan.

Makco Thian Siang Sing Bo atau Dewa Laut merupakan tuan rumah kelenteng ini. Namun, ada pula kongco atau dewa lain yang ditempatkan di kelenteng tersebut.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Lorong menuju tempat sembahyang utama Kelenteng Cu An Kiong di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Yang menarik, ada nama dewa berbau Jawa, yaitu Raden Panji Margono. Dewa ini memiliki bentuk dan pakaian yang lebih Jawani karena memakai beskap. Berbeda dari kongco lain yang asli Tiongkok, kongco Raden Panji Margono tak diberi sesembahan berbau babi setiap kali arak-arakan digelar.

Raden Panji Margono merupakan pahlawan yang berjuang mengusir penjajah Belanda bersama tokoh Tionghoa saat itu, Tan Kee Wie dan Raden Ngabehi. Di tempat yang kini menjadi kelenteng itulah mereka menyusun strategi penyerangan meski akhirnya kalah. Belakangan, umat Tionghoa membuat kongco Raden Panji Margono sebagai bentuk penghormatan.

Perjalanan Kelenteng Cu An Kiong cukup berliku, khususnya saat Orde Baru. Saat itu, mengecat tembok pun dipersulit aparat pemerintah setempat. Namun, selepas Ore Baru, banyak pejabat mendatangi kelenteng tersebut.

Menurut Gandor, ada tulisan berhuruf Cina di depan kelenteng yang menjadi daya tarik. Ia tidak bisa membacanya namun dari sesepuh, diungkapkan maknanya yang kira-kira berbunyi "semua permohonan pasti terkabul".

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Ornamen di atap Kelenteng Cu An Kiong, di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Maksudnya, doa jelek seseorang juga akan terkabul tetapi orang yang berdoa harus berani menanggung akibatnya. Kelenteng Cu An Kiong ramai tanggal tiga bulan tiga menurut penanggalan Tiongkok. Saat itu, Makco berulang tahun.

Selain Kelenteng Cu An Kiong, di Lasem ada Kelenteng Poo An Bio di Jalan Karang Turi VII Nomor 15, dan Kelenteng Gie Yong Bio di Jalan Babagan Nomor 7. Sekitar tahun 1815, Lasem menjadi kota yang memiliki penduduk Tionghoa terbanyak di Pantura. Itu sebabnya, di wilayah ini terdapat beberapa kelenteng. (Rika Irawati & Bakti Buwono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com