Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa TMII Tetap Menarik Dikunjungi?

Kompas.com - 02/08/2015, 13:42 WIB
MINIATUR Indonesia yang sebenarnya. Itulah kesan saya saat mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tiga tahun lalu. Tepatnya ketika menghadiri Pameran Filateli yang diselenggarakan Kompasianer Christie Damayanti pada 16 Agustus 2012. Bagi saya, TMII bukanlah tempat rekreasi yang asing. Sebab, sejak kecil saya sudah sering mengunjungi taman wisata yang diresmikan Ibu Tien Soeharto pada 20 April 1975 ini.

Teranyar, saya menjadi saksi saat Kompasiana menyelenggarakan HUT ke-6 pada 22 November lalu. Kebetulan, dalam acara yang bertajuk Kompasianival: Aksi Untuk Indonesia itu bertempat di Gedung Sasono, TMII. Jadi, saya memiliki banyak cerita tentang TMII. Baik itu ketika mengunjunginya sendiri, bersama keluarga, rekan Kompasianer, dan juga orang terdekat. Hingga, terlintas pertanyaan dari dalam hati. Kenapa harus ke TMII?

Jawabannya, tentu saja mudah. Salah satunya adalah faktor harga yang relatif terjangkau serta lokasinya strategis. Ya, TMII bisa dikatakan sebagai salah satu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi masyarakat luas. Tidak hanya warga DKI Jakarta saja. Melainkan, dari seluruh penjuru Tanah Air.

Bahkan, wisatawan mancanegara pun begitu antusias mengelilingi tempat rekreasi keluarga seluas kurang lebih 150 hektar ini. Itu karena TMII juga ditujukan untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

Maklum, berdasarkan sejarahnya, TMII dibangun untuk mengenalkan kepada seluruh rakyat di nusantara mengenai Indonesia yang seutuhnya dalam versi mini.

Selain Teater Keong Mas, beberapa taman, museum, dan sarana rekreasi, di TMII juga terdapat anjungan daerah yang mewakili 33 provinsi di Indonesia. Jadi, secara tidak langsung, kita dapat mengetahui keanekaragaman suku dan budaya yang ada di Tanah Air yang turut merekatkan pengunjung dengan budaya bangsa ini.

Misalnya, saya yang ingin tahu mengenai adat Minangkabau, bisa mendatangi anjungan Sumatera Barat (Sumbar). Dalam anjungan itu, terdapat Rumah Gadang khas Sumbar yang setiap hari buka pada pukul 08.00-18.00 WIB.

Di dalam balairung, kita dapat menyaksikan sejarah Minang dan juga berbagai aktivitas kesenian yang ada. Termasuk disajikannya beberapa aspek tradisional meliputi busana adat, pelaminan pengantin, kain Songket Silungkang, dan seperangkat alat musik Talempong. (Choirul Huda)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Kenapa Harus ke Taman Mini Indonesia Indah?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com