Selama ini bentang alam pesisir Pantai dari Pantai Mbolata sampai di Pantai Nanga Rawa hanya dinikmati oleh penggembala ternak sapi, kerbau dan kambing. Mengapa? Padang savana yang terbentang dari Mausui sampai di Watukodi, Nanga Rawa merupakan tempat pelepasliaran ratusah hewan dari warga masyarakat setempat.
Selasa (25/8/2015), KompasTravel dari Kota Waelengga, ibu kota Kecamatan Kota Komba mengikuti rombongan dari pejabat Pemerintah Kecamatan Kota Komba dan aparat keamanan yang mengunjungi padang savana Poma Sambi dan Lembah Leketure.
Kesempatan itu tak disia-siakan dimana KompasTravel baru pertama kali mengunjungi wilayah Padang Savana Poma Sambi, Pantai Watukodi dan Pantai Nanga Rawa yang berada di Kampung Nanga rawa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur.
Apa yang saya rasakan, saya sangat terkagum dan tersentak dengan suguhan alam yang dianugerahkan oleh maha pencipta bagi manusia yang hidup di bumi Indonesia pada umumnya dan di Pulau Flores pada khususnya.
"Betapa ironis terhadap keadaan masyarakat di wilayah itu dengan ratusan ekor sapi, kerbau dan kambing namun infrastruktur jalan tak pernah disentuh pembangunan. Kampung Watukodi dan Nanga Rawa, kampung yang dilupakan oleh perencanaan pembangunan di Manggarai Timur,” kata saya dalam hati.
Selama ini saya sering mendengar tentang cerita keindahan alam Pantai Nanga Rawa. Bahkan, di Muara Nanga Rawa dijadikan tempat ritual adat Suku Rongga yang disebut Kebhu. Kebhu adalah menangkap ikan di muara dengan menggunakan tangan secara massal. Namun, sebelum memulai menangkap dilaksanakan ritual adat sesuai adat istiadat Suku Rongga.
Penggembala ternak yang berasal dari masyarakat Desa Bamo dan Kelurahan Watu Nggene dan Kelurahan Tana Rata sudah menguasai medan padang Savana yang dimulai dari Mausui dari bagian Timur dan Nanga rawa dari bagian baratnya.
Padang savana ini berada di bawah Gunung Komba. Pagi dan sore, kita bisa menikmati ratusan ternak sapi dan kerbau yang dilepasliarkan secara berkelompok oleh pemiliknya. Bahkan, Padang Savana ini menjadi tempat pemeliharaan sapi dan kerbau, kuda oleh masyarakat setempat secara mandiri dan berkelompok-kelompok.
Bahkan di Padang itu warga masyarakat Suku Rongga sudah menyerahkan tanah untuk lahan Landasan Bandara yang disebut Bandara Tanjung Bendera. Potensi Pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur sangat banyak yang tersebar di sembilan Kecamatan.
Memang ada sebagian sepanjang belasan kilometer sudah di aspal hotmix, namun sebagian besarnya masih jalan tanah yang bisa dilalui dengan jalan kaki.
Ombak di pesisiri pantai yang dimulai dari Pantai Pasir Putih Mausui sampai di Nangarawa sudah memberikan keindahan. Bahkan bawah lautnya yang berada di kawasan itu sangat indah. Nelayan sendiri sering menyelam untuk menangkap gurita, menangkap ikan.
Sayangnya, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur belum pernah menyentuh potensi pariwisata yang sangat menjanjikan pendapatan asli daerah dari retribusi pariwisata. Berbagai kesempatan selalu dikomunikasikan, namun, belum pernah direalisasinya.
Berkali-kali KompasTravel mengangkat dan mempromosikan potensi pariwisata di Manggarai Timur. KompasTravel merupakan satu-satunya media di Pulau Flores yang selalu mempromosikan keunikan, alam, budaya dan wisata petualang serta ritual-ritual adat.
“Saya sangat kagum kekayaan potensi pariwisata di Pulau Flores pada umumnya dan di wilayah Manggarai raya pada khususnya. Tugas saya adalah mempublikasikan kekayaan alam yang masih sangat asli di wilayah Pulau Flores,” bisik saya dalam hati.
Misalnya, di Kecamatan Elar di Buntal, ada Komodo dan Tanjung Nanga Lok, ada Komodo Flores di Watu Payung, Kecamatan Sambirampas, Bunga Teratai terbesar kedua di dunia ada di Rana Tonjong.
Selanjutnya ada Taman Wisata alam di Kecamatan Ranamese, ada air terjun tertinggi di Pulau Flores, ada wisata kopi di Colol, goa bawah gunung di Lambaleda.
Sementara di Kecamatan Kota Komba, ada situs batu kelamin laki-laki dan perempuan di Gunung, ada dua batu di Gunung Komba berbentuk payudara perempuan, ada situs kuburan tua di gunung Komba dan Padang Savana Teleng.
Di Kecamatan Elar Selatan ada jejak kaki raksasa. Di kecamatan Borong ada pantai Cepi Watu, goa Liang Bala, air panas Rana Masak, kampung tenggelam.
Kota Borong merupakan kota transit untuk makan siang dari wisatawan yang datang dari arah Labuan Bajo, Flores Barat maupun dari Maumere, dari arah Flores Timur. Itu disebabkan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur belum mempromosikan obyek-obyek wisata yang berada disekitar Kota Borong.
Salah satu tempat yang selalu dikunjungi wisatawan asing dan domestik adalah Pantai Mbolata dengan Mbolata Cottages yang bernuansa alam dan rumah adat masyarakat Pulau Flores atau disebut Eco Cottages.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.