Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceruk Berjaya dengan Pariwisata

Kompas.com - 16/09/2015, 17:36 WIB
DARI desa sepi di ujung Natuna, kabupaten terdepan Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau, kini Ceruk menjadi rujukan pelesir. Pelancong datang, pelesir, dan membeli hasil kebun warga.

Ceruk mulai dikembangkan sebagai desa wisata sejak 10 tahun lalu. Di dekat hutan desa, ada telaga dan air terjun yang oleh penduduk setempat disebut Ceruk Hiu. Berada di kaki Bukit Ranai, kawasan sekitar telaga itu tetap sejuk walau tengah hari.

Namun, dahulu akses ke sana sulit dan tidak ada fasilitas penunjang, seperti toilet, tempat parkir, dan tempat makan. Pilihan hiburan lain juga terbatas. Akibatnya, belum banyak warga melancong ke sana.

Sejumlah warga, dimotori oleh Zaharuddin, kemudian membuka kawasan wisata di ujung desa. Kebun yang lahannya disesaki batu dengan permukaan paling kecil 2 meter persegi dijadikan tempat wisata.

Fasilitas dibangun mengikuti ketinggian permukaan yang berbeda. Batu-batu besar tidak dipinggirkan, malah dijadikan bagian dari tempat wisata. Di bagian paling tinggi dibangun kolam renang. Air dari Ceruk Hiu dialirkan ke kolam itu. Limpasan air dari kolam renang dialirkan ke kolam-kolam ikan yang dibangun di tempat lebih rendah dari kolam renang.

”Air di sini tetap mengalir walau sedang musim kemarau. Airnya segar dan dingin,” ujar Zaharuddin.

Di lokasi itu juga dibangun tempat menginap, arena bermain, dan pondok-pondok untuk istirahat. Semua bisa dipakai dengan gratis oleh pengunjung. ”Imbalannya, beli makanan dan minuman dari penduduk sekitar,” ujarnya.

Warga sekitar arena wisata memang menyediakan makanan. Mereka juga menjual aneka hasil kebun sesuai dengan musimnya. ”Mau makan durian yang baru jatuh dari pohon, manggis, atau rambutan yang baru dipetik dari pohon, bisa di sini,” ujar Fathor, warga.

Desa Ceruk memang dikenal sebagai salah satu penghasil durian, manggis, rambutan, dan cengkeh. Seperti banyak desa lain di Natuna, warga desa juga memanen madu dari hutan.

Sebelum ada kawasan wisata di ujung desa, mereka membawa hasil kebun dan hutan itu ke pasar kelurahan atau kecamatan. Dengan demikian, harus keluar ongkos untuk mengangkut beberapa butir durian atau beberapa kilogram manggis dan rambutan.

Warga Ceruk memang petani yang sangat menghormati alam. Mereka hanya mengambil durian yang jatuh dari pohon, tanda buah sudah matang. Rambutan dan manggis diambil atau dipetik hanya saat dipastikan sudah masak.

Hasil penjualan kerap tidak sebanding antara waktu menunggu dan merawat tanaman serta biaya angkutnya ke pasar. Walau hanya menghabiskan tidak sampai 1 liter premium untuk sepeda motor, mereka tetap butuh biaya.

Sekarang, mereka cukup menjajakan hasil kebun tersebut di depan rumah dengan harga yang sama dengan harga di pasar. Bedanya, mereka tidak perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk berdagang di pasar. Mereka bisa berdagang sembari melakukan pekerjaan lain di rumah.

Tidak hanya petani yang bisa menikmati Desa Wisata Ceruk. Para seniman juga bisa mendapatkan hasilnya. Secara berkala, mereka diundang pentas di kawasan wisata Ceruk. Undangan paling banyak biasanya pada musim liburan sekolah.

Pengelola kawasan wisata ingin sekaligus mengenalkan kesenian dan kebudayaan Natuna kepada anak-anak. Di tempat wisata, anak-anak bisa bermain sembari menyaksikan pencak silat khas Natuna, teater lokal berdasarkan cerita rakyat, hingga musik tradisional.

Infrastruktur

Bupati Natuna Ilyas Sabli mengatakan, Pemerintah Kabupaten Natuna mendukung desa itu dengan mengembangkan infrastruktur. Jalan dibangun sampai ke ujung desa untuk memudahkan pelancong mengakses tempat wisata.

”Sekarang sedang dibangun jembatan yang lebih layak. Jembatan lama sudah tidak kuat menahan kendaraan yang semakin ramai di sana. Kendaraan warga dan wisatawan banyak sekali,” ujarnya.

Listrik juga sudah menjangkau hingga rumah di permukiman paling ujung. Meski masih kerap padam seperti di seluruh Natuna, warga sudah bisa menikmati listrik yang disediakan negara.

Listrik juga memungkinkan warga menyediakan lemari pendingin untuk berdagang minuman dingin. Pengunjung yang lelah dan haus bisa memilih minum dari mata air atau membeli minuman dingin dari warga.

Kini, Pemkab Natuna dan sejumlah warga tengah melatih warga desa untuk melayani pelancong asing. Natuna memang salah satu tempat wisata potensial untuk disambangi pelancong yang datang dengan kapal pesiar. Ceruk dijadikan salah satu pilihan pelesir untuk para pelancong asing itu. Beberapa rombongan pelancong asing sudah pernah menginap di pondok yang dikelola warga. (Kris R Mada)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 September 2015, di halaman 23 dengan judul "Ceruk Berjaya dengan Pariwisata".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com