Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersebelahan, Masjid dan Kelenteng Ini Jadi Simbol Toleransi Kota Muntok

Kompas.com - 19/09/2015, 15:25 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

MUNTOK, KOMPAS.com – Hadir dengan keberagaman yang tinggi membuat Muntok tumbuh menjadi kota yang unik dan menarik. Kehadiran beberapa etnis seperti Tionghoa, Melayu, dan juga Arab yang rukun hidup bersama dalam kawasan ini turut mewarnai kehidupan di ibu kota Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung ini.

Terdapat dua bangunan yang berdiri berdampingan sebagai cermin toleransi yang terbangun di Kota Muntok. Kelenteng Kong Fuk Miau dan Masjid Jami’ memang menjadi dua bangunan ikonik dari Kampung Tanjung, Kecamatan Muntok yang dibangun pada era abad ke-18.

Kerukunan yang terjalin antara etnis Melayu dan Tionghoa ini nyatanya tidak hanya seumur jagung. Sejak zaman nenek moyang, kerukunan serta toleransi sudah mulai ditanamkan di kehidupan mereka.

“Resep dari nenek moyang. Kebanyakan dari dulu memang keturunan Tionghoa dan Melayu jadi sudah dibiasakan (bersama), misal main dari kecil,” cerita seorang Humas Masjid Jami’, Sulawejadi A. Kadir, beberapa waktu lalu.

Menyambung cerita temannya, M. Najib Isa yang juga menjadi Humas Masjid Jami’ mengungkap sebuah kisah menarik di balik pembangunan Masjid Jami’. Kisah tersebut ternyata juga menjadi pertanda bahwa kerukunan yang terjalin antar dua umat beragama ini memang terjalin sejak dulu kala.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Masjid Jami' Muntok Bangka Barat
“Masjid dibangun secara gotong royong antara Muslim dengan non-Muslim. Jadi masjid pertama di Muntok,” jelas Najib.

Selang waktu pembangunan antara kelenteng dan juga masjid memang terbilang cukup lama, yakni sekitar 80 tahun. Beberapa bahan bangunan untuk masjid pun disumbangkan dari kelenteng, salah satunya tiang penyangga Masjid Jami’.

Rasa menjunjung tinggi tenggang rasa dan kerukunan antar masyarakat juga diterapkan pada nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Keakraban terjalin dari hal-hal kecil seperti saling mengunjungi ketika hari raya tiba.

“Masyarakat Muntok yang Muslim dan non-Muslim memang dari dulu akrab. Kalau hari raya apa, yang lain datang, begitu sebaliknya,” lanjut Najib.

Tak berhenti sampai di situ, mereka pun acap kali duduk bersama untuk sekadar berbagi cerita. Warung kopi pun menjadi saksi keakraban yang terjalin di antara mereka. Aneka jenis obrolan dilontarkan, mulai dari isu seputar lingkungan mereka, hingga isu nasional yang tengah terjadi.

“Di Muntok enggak pernah terjadi (konflik antar agama), semuanya ngalir secara spontanitas. Isu nasional tidak berpengaruh, kita bicarakan tapi ya sudah tidak berlanjut lagi,” ungkap Najib.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Klenteng Kong Fuk Miau yang berada di Kota Muntok dan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya
Sementara bagi Bong Sen Khian, kerukunan yang terjadi memang disebabkan adanya saling pengertian dan tenggang rasa antar mereka. Ketua Kelenteng Kong Fuk Miau ini juga mengatakan tak jarang ia menggeser waktu ibadah di kelenteng jika ternyata bersamaan dengan waktu ibadah di masjid.

“Islam kan ada waktu (ibadah), kita tidak. Jadi kalau ada waktu mereka ibadah ya mereka harus di waktu itu, kami yang mengalah dengan dimajukan atau dimundurkan,” tutur pria yang akrab disapa Asen ini.

Asen menganggap kebiasaan serta cara pandang masyarakat yang menilai perbedaan bukan menjadi sebuah penghalang untuk bersatu merupakan salah satu resep mengapa kerukunan tetap terjadi di Muntok selama beratus-ratus tahun ini.

“Semua agama kan sama, saling menghargai saling menghormati saja,” tutup Asen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com