Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Langka Itu Mekar di Bekasi...

Kompas.com - 03/02/2016, 17:23 WIB
MATA Azka Nadhif berbinar memandang bunga bangkai raksasa yang sudah tumbuh menjulang sekitar 1,2 meter di sebuah pot besar di pekarangan Rumah Perubahan, Selasa (2/2/2016). Bocah lelaki berusia 4,5 tahun itu begitu takjub. ”Bagus banget, ya.”

Azka kembali memandang bunga itu dari berbagai sisi. Dia terdiam sesaat lalu menyatakan rasa penasaran. ”Kok, yang aku lihat di Youtube bunganya kecil, tetapi di sini besar sekali,” kata anak yang masih duduk di taman kanak-kanak itu. Tak tercium bau bangkai dari bunga itu.

Sang pemandu dari Rumah Perubahan pun menjelaskan, jika bunga bangkai raksasa atau Amorphophallus titanum ini berbeda dengan bunga Rafflesia arnoldii. Bunga Amorphophallus ini bisa tumbuh hingga setinggi 3,5 meter.

Bunga bangkai tersebut telah ditanam 10 tahun silam di Rumah Perubahan yang terletak di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Bunga itu dibudidayakan oleh sang pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali.

Azka pun menyempatkan diri berfoto dengan latar belakang bunga tersebut sebelum pergi. ”Abang.. coba menghadap ke sini, ya..,” ucap Nurul (13), kakak perempuan Azka, sambil membidikkan kamera sakunya.

Azka dan Nurul berkunjung ke Rumah Perubahan bersama ibu mereka, Trifana Usye (41) dan sang nenek, Lidia (66). ”Saya ikut ke sini demi Azka, cucu saya. Dia dari kecil memang senang sekali dengan bunga,” kata Lidia.

Warga Depok, Jawa Barat, itu mendapatkan informasi mengenai keberadaan bunga bangkai di Rumah Perubahan dari media sosial dan berita daring di internet.

”Setelah Azka pulang sekolah, kami kesini. Dia sudah lama ingin lihat bunga bangkai secara langsung,” ucap Trifana.

Edukasi masyarakat

Rhenald Kasali mengaku mendapatkan bibit bunga bangkai itu dari warga yang membudidayakannya di Sumatera.

”Saya membawa dua umbi bunga tersebut ke Rumah Perubahan, 10 tahun lalu, dan baru sekarang tanaman ini mulai berbunga,” ujar Rhenald.

Rhenald berharap keberadaan bunga bangkai di Rumah Perubahan dapat mengedukasi anak-anak dan masyarakat mengenai tanaman endemik asal Indonesia.

”Dengan adanya bunga ini, kita berharap anak-anak jadi mengenal tumbuhan asli Indonesia yang sangat indah. Mereka juga tahu bagaimana cara melestarikannya,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Pengelola Rumah Perubahan, Afifa Anistia, mengatakan, bunga bangkai di Rumah Perubahan diperkirakan akan mekar secara sempurna pada 7-10 hari mendatang.

Mekarnya bunga tersebut hanya akan bertahan antara 8 jam-48 jam. Saat mekar itulah bau bangkai akan keluar dari bunga itu.

Setiap pengunjung yang ingin menyaksikan bunga bangkai di Rumah Perubahan akan dikenai biaya Rp 50.000 per orang sebagai biaya konservasi.

Bunga bangkai tersebut dirawat oleh tim konservasi dan dibatasi dengan pagar yang berjarak sekitar 1 meter. Tujuannya agar bunga tak rusak oleh pengunjung yang penasaran ingin memegang bunga langka itu.

Selain bunga bangkai, Rumah Perubahan juga memiliki beragam koleksi tanaman langka lain sebagai bagian dari edukasi.

”Kami juga memiliki Rafflesia arnoldii, tetapi masih berukuran 5 sentimeter. Bunga ini sangat sensitif jadi belum bisa dibuka untuk umum,” kata Rhenald.

Yuzammi, peneliti bunga bangkai dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, mengatakan, selama ini masyarakat kerap salah persepsi mengenai bunga bangkai. Bunga bangkai kerap diasosiasikan dengan Rafflesia arnoldii yang nyatanya sangat berbeda.

”Kedua bunga tersebut berasal dari suku berbeda dan bentuknya juga beda. Selain itu, bunga Rafflesia itu jenis bunga parasit, sedangkan bunga bangkai merupakan tanaman yang mandiri,” ucap Yuzammi.

Yuzammi mengungkapkan, bunga bangkai yang merupakan tanaman endemik Sumatera ini dapat dibudidayakan di dataran rendah yang bercuaca panas, seperti di Bekasi atau Jakarta. Tak heran jika bunga tersebut dapat tumbuh di Rumah Perubahan.

”Yang terpenting adalah media tempat bunga itu ditanam. Bunga bangkai membutuhkan tanah yang gembur, cukup air, serta cukup ruang untuk umbi berkembang,” kata Yuzammi.

Dengan membudidayakan Amorphophallus titanum di Bekasi, warga pun tidak perlu pergi jauh ke Sumatera untuk menyaksikan keindahan tanaman langka tersebut. Nilai-nilai konservasi pun dapat ikut ditularkan.... (HARRY SUSILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com