Di beberapa sisi Pantai Tanjung Pendam, warung-warung penyedia makanan dan minuman tampak melayani wisatawan. Mereka bersuka cita dengan tertawa di tengah siang hari yang cukup menyengat kepala kali ini.
Beberapa perahu nelayan terlihat lalu lalang membelah laut berpasir bekas penambangan ini. Suara mesin diesel meraung-raung menggelitik gendang telinga wisatawan di tepi Pantai Tanjung Pandan.
(BACA: Saksikan GMT di Belitung, Ada Bus Gratis ke Tanjung Kelayang)
KompasTravel bersama rekan wartawan yang tergabung dalam acara Dwidayatour Media Trip - Gerhana Matahari Total Belitung, Senin (7/3/2016), sempat menikmati pemandangan di sekitar Pantai Tanjung Pendam usai mendarat dengan maskapai Citilink di Bandara H.A.S Hanandjoeddin.
Sang pemandu wisata, Escape Jolly Barito (51) mengarahkan kami untuk melihat salah satu obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Belitung.
Escape mengatakan Pantai Tanjung Pendam adalah tempat bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersantai. Pada waktu-waktu tertentu, air laut di Tanjung Pendam kerap surut dan meninggalkan laguna yang memungkinkan wisatawan menjejak.
"Tapi ada bahayanya kalau mau berjalan. Ada semacam lumpur hisap yang bisa membahayakan," ujar laki-laki kelahiran Tanjung Pandan tahun 1967 ini.
Sejauh mata memandang, hamparan biru laut dengan warna lumpur yang kecoklatan bak karpet bermotif ini bisa terlihat. Pohon-pohon tumbuh di pinggir laut siap meneduhkan suasana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.