Adapun beberapa permainan untuk anak laki-laki adalah bermain gasing, sepak tempurung, dan meutak tham (mendorong dan menahan). Sementara beberapa permainan buat orang dewasa adalah galah panjang dan meugeudeu-geudeu (menyerang dan bertahan).
”Permainan ini diikuti dua kelompok pemuda dari dua kampung. Lebih disukai kalau diselenggarakan sore atau pada malam bulan purnama. Mereka berhadapan. Penonton yang menyaksikan berjubel,” kata Snock dalam bukunya.
Nilai luhur
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Syiah Kuala, TA Sakti, menuturkan, permainan tradisional lahir dari kreativitas masyarakat dan beranjak dari kondisi alamnya.
Dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai-nilai luhur, seperti kekompakan, relasi sosial, berani, jujur, mencintai alam, dan membangun kreativitas.
Nilai-nilai itu secara pelan-pelan tertanam pada anak-anak yang terlibat dalam permainan. ”Permainan tradisional secara tidak langsung menjadi media pembentukan karakter anak-anak,” ujar Sakti.
Sakti mencontohkan pengalaman sendiri. Saat dia masih kanak-kanak dia sangat takut pada kegelapan. Namun, saat bermain cang cubet (permainan sembunyi dan mencari) pada malam hari dia tetap memberanikan diri bersembunyi dalam gelap agar tak ditemukan lawan.
Permainan tradisional juga membangun kebersamaan karena tidak ada permainan yang bisa dimainkan sendiri. Berbeda dengan permainan pada telepon pintar, bisa bermain tanpa butuh orang lain.
”Peradaban sudah berganti. Saat ini orang semakin individualis. Sesama tetangga bisa tidak saling kenal,” ucap Sakti.
”Sekarang, karakter, moral, dan perilaku anak-anak semua dibentuk melalui pendidikan formal. Padahal, nilai-nilai luhur dari kegiatan tidak formal lebih mengakar,” ujar TA Sakti.
Menurut TA Sakti, hilangnya permainan tradisional dalam masyarakat adalah kerugian. Namun, di sisi lain, perubahan suatu peradaban tidak bisa hadang. Permainan tradisional kini bisa dihidupkan kembali dengan pendekatan wisata. Selain merawat budaya juga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi daerah. (ZULKARNAINI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.