Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Permainan Tradisional di Aceh

Kompas.com - 19/05/2016, 07:41 WIB

Adapun beberapa permainan untuk anak laki-laki adalah bermain gasing, sepak tempurung, dan meutak tham (mendorong dan menahan). Sementara beberapa permainan buat orang dewasa adalah galah panjang dan meugeudeu-geudeu (menyerang dan bertahan).

”Permainan ini diikuti dua kelompok pemuda dari dua kampung. Lebih disukai kalau diselenggarakan sore atau pada malam bulan purnama. Mereka berhadapan. Penonton yang menyaksikan berjubel,” kata Snock dalam bukunya.

Nilai luhur

Dosen Ilmu Sejarah Universitas Syiah Kuala, TA Sakti, menuturkan, permainan tradisional lahir dari kreativitas masyarakat dan beranjak dari kondisi alamnya.

Dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai-nilai luhur, seperti kekompakan, relasi sosial, berani, jujur, mencintai alam, dan membangun kreativitas.

Nilai-nilai itu secara pelan-pelan tertanam pada anak-anak yang terlibat dalam permainan. ”Permainan tradisional secara tidak langsung menjadi media pembentukan karakter anak-anak,” ujar Sakti.

Sakti mencontohkan pengalaman sendiri. Saat dia masih kanak-kanak dia sangat takut pada kegelapan. Namun, saat bermain cang cubet (permainan sembunyi dan mencari) pada malam hari dia tetap memberanikan diri bersembunyi dalam gelap agar tak ditemukan lawan.

Permainan tradisional juga membangun kebersamaan karena tidak ada permainan yang bisa dimainkan sendiri. Berbeda dengan permainan pada telepon pintar, bisa bermain tanpa butuh orang lain.

”Peradaban sudah berganti. Saat ini orang semakin individualis. Sesama tetangga bisa tidak saling kenal,” ucap Sakti.

KOMPAS/ZULKARNAINI Anak-anak sambil menenteng alas kaki batok kelapa menunggu giliran untuk bermain dalam permainan tradisional di Desa Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (16/4/2016). Permainan tradisional seperti engrang, patok lele, dan sambar elang yang sempat menghilang kini mulai dihidupkan kembali.
Di Aceh, permainan tradisional mulai jarang dimainkan sejak era 1990-an. Saat itu, Aceh tengah dilanda konflik, permainan yang bisa dimainkan pada malam hari hilang. Perkembangan teknologi semakin menyudutkan permainan tradisional. Kini, bahkan sebagian anak tidak pernah merasakan permainan tradisional.

”Sekarang, karakter, moral, dan perilaku anak-anak semua dibentuk melalui pendidikan formal. Padahal, nilai-nilai luhur dari kegiatan tidak formal lebih mengakar,” ujar TA Sakti.

Menurut TA Sakti, hilangnya permainan tradisional dalam masyarakat adalah kerugian. Namun, di sisi lain, perubahan suatu peradaban tidak bisa hadang. Permainan tradisional kini bisa dihidupkan kembali dengan pendekatan wisata. Selain merawat budaya juga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi daerah. (ZULKARNAINI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com