Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukarno, Penjaga Kali Senatah

Kompas.com - 09/08/2016, 21:35 WIB

Ternyata, perkiraan Karno salah. Pengelolaan Senatah memang stabil setelah beberapa tahun diinisiasi. Pengunjung semakin ramai, kali semakin bersih, dan tentu saja dampak ekonominya meningkat.

Namun, perkembangan itu memancing banyak pihak lain untuk memanfaatkan kepopuleran Senatah. Mereka hanya mau mengambil manfaat ekonomi tanpa mau terlibat penjagaan Senatah.

”Mereka masuk setelah saya melepaskan pengelolaan Senatah kepada teman-teman di Gadungan. Teman-teman di dusun, kan, terbiasa berprasangka baik saja. Ternyata malah ada yang menyalahgunakan. Makanya, saya kembali ke Gadungan dan terlibat lagi mengelola Senatah,” tuturnya.

Meski kembali terlibat, Karno tetap berharap suatu saat teman-temannya di Dusun Gadungan bisa mandiri mengelola Senatah dan menjaga kelestariannya.

”Air yang bersih akan menghasilkan kehidupan yang baik. Merusak dan menyalahgunakan sumber air berarti mengganggu kehidupan,” ujarnya. (Kris Razianto)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Agustus 2016, di halaman 16 dengan judul "Penjaga Kali Senatah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com