WARISAN tradisi leluhur orang Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, sangat bermacam-macam. Upacara adat juga sangat beraneka ragam.
Warisan tradisi leluhur itu terus dilestarikan di kampung-kampung di tengah arus budaya global. Tradisi orang Manggarai Timur tidak terpengaruh dengan budaya global. Masyarakat Manggarai Timur terus mempertahankan warisan budaya leluhur mereka.
Salah satu dari sekian banyak warisan leluhur orang Manggarai Timur adalah ritual "Raga Kaba" dari Bukit Lete, di Kampung Lete, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur.
"Raga" artinya menari, sedangkan "kaba" artinya kerbau. Jadi ritual raga kaba adalah ritual menari keliling kerbau. Ritual raga kaba sangat berkaitan dengan peresmian sebuah rumah adat.
Masing-masing kampung yang tersebar di Manggarai Timur memiliki warisan budaya yang berbeda-beda. Namun, tradisi itu menyatukan seluruh keluarga yang tersebar di Manggarai Timur. Tradisi dan ritual-ritual mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan.
Dengan melaksanakan ritual adat ini, rasa persaudaraan, persatuan dan kekeluargaan sangat terasa. Saat ritual itu berlangsung, semua keluarga, adik kakak, saudara dan saudari berkumpul di dalam satu rumah gendang (rumah adat).
Ritual "Pui Pejak" Mbaru Gendang Lebok Teno Gunung dilangsungkan Sabtu (27/8/2016). Apa itu Ritual "Pui Pejak"? "Pui" artinya membersihkan, dan "pejak" adalah sisa-sisa kotoran. Jadi ritual "Pui Pejak" adalah ritual membersihkan sisa-sisa kotoran seusai membangun rumah gendang.
Ritual ini juga diartikan membersihkan rumah adat gendang dari berbagai gangguan-gangguan roh halus. Bisa juga dimaknai membersihkan rumah adat gendang dari berbagai kotoran-kotoran, seperti sisa-sisa kayu, pasir dan lain sebagainya.
Ritual ini bisa juga digelar sebelum rumah gendang dihuni oleh satu suku atau beberapa kumpulan suku-suku yang berada di satu kampung.
Mentari beranjak di Gunung Inerie, Sabtu (27/8/2016). Pancaran sinar Sang Surya menembus bukit-bukit di kawasan Manggarai Timur. Bukit-bukit disegarkan oleh sinar Sang Surya yang selalu setia menyinarinya pada pagi hari.
KompasTravel bersama Frans Sarong dan Marsel Mon beranjak dengan mengendarai kendaraan roda empat menuju ke kampung Lete untuk mengikuti ritual adat tersebut. Frans Sarong (mantan wartawan Kompas) merupakan bagian dari anggota suku di Rumah Gendang Lebok Teno Gunung.
Anggota suku di kampung itu sudah menunggu kedatangan kami dari Borong dan Waelengga. Setiba di rumah adat Gendang Lebok Teno Gunung, kami diterima dengan ritual kepok.
Rerumputan dan pohon-pohon itu bergembira di Bukit Lete atas cahaya kehidupan. Alam hanya tahu menerima cahaya kehidupan yang menghidupkan. Cahaya kehidupan itu menembusi bukit-bukit yang tersebar di kawasan Kabupaten Manggarai Timur.
Cahaya kehidupan itu juga membangunkan warga Kampung Lete pada Sabtu itu. Cahaya kehidupan itu membangunkan mereka agar bersiap-siap melaksanakan ritual Pui Pejak. Saat cahaya kehidupan itu menyinari mata orang-orang di kampung itu. Saat itu pula mereka menyiapkan diri untuk melaksanakan ritual tersebut.
Gaspar Taulero, Thomas Lalung, Sabtu (27/8/2016) pagi itu menginformasikan kepada anggota suku untuk mempersiapkan hewan ternak seperti kerbau, babi, ayam, gendang, tali nilon, parang serta berbagai kebutuhan lainnya.
Sebuah tiang yang disebut Ngadhu ditanam di depan rumah adat. Tiang ngadhu itu adalah pohon dadap berduri. Tiang Ngadhu itu diperuntukkan untuk mengikat seekor kerbau.
Tua Teno Rumah adat Gendang Lebok Teno Gunung, Stanislaus Jalang kepada KompasTravel di Kampung Lete, menjelaskan, ritual ‘Pui pejak Mbaru Wono Siri Bongkok’ atau ritual meresmikan rumah adat Mbaru Gendang Lebok Teno Gunung (Suku Gunung).
Jalang menjelaskan, ada beberapa ritual yang dilangsungkan sebelum puncak ritual paki kaba (bunung kerbau). Pertama, weri ngadhu jejat (tanam tiang batang pohon kayu dadap). Kedua, soa kaba (ikat kerbau). Ketiga, raga ramang kaba (menari keliling kerbau yang sudah diikat di Ngadhu).
Keempat raga sakil naki ruda raja (menari untuk membereskan urusan leluhur di sekeliling kerbau). Kelima, tola kaba (ujud-ujud atau permohonan sebelum kerbau dibunuh). Keempat, paki kaba. Paki kaba dilaksanakan oleh ana rona.
Raga Ramang Kaba
Sebelum kerbau dibunuh, terlebih dahulu dilangsungkan raga rama kaba (menari keliling kerbau) yang dipimpin oleh Tua Teno atau Kepala Suku. Pakaian yang digunakan oleh anggota menari adalah kain songke, selendang, baju putih, topi songke.
Sesuai dengan adat istiadat dari suku tersebut, raga ramang kaba lima kali. Artinya, penari yang terdiri laki-laki menari lima putaran dalam bentuk lingkaran. Penari menari mengelilingi kerbau yang sudah diikat.
Tua teno dengan sebuah keris ditangannya menari-nari sambil menyanyikan goet-goet bahasa lokal. Goet-goet atau bahasa tutur meminta leluhur yang sudah meninggal dunia bersama dengan alam dan Sang Pencipta kehidupan memberikan berkat dan restu atas ritual ini.
Tola Kaba
Sesudah menari lima putaran mengelilingi seekor kerbau, tua teno melangsungkan ritual tola kaba. Arah tola kaba harus ke timur. Arah datang cahaya kehidupan. Artinya, tola kaba menghormati matahari sebagai cahaya kehidupan kepada manusia di bumi ini yang diciptakan oleh Sang Pencipta Cahaya Kehidupan.
Ritual Tola kaba menghormati Sang Pencipta bersama dengan leluhur yang sudah meninggal dunia dari suku tersebut.
“Warisan leluhur ini harus diikuti. Cara mengikat kerbau dan melangsungkan ritual tola kaba harus selalu ke arah matahari terbit. Sebab, kepercayaan orang Manggarai Timur, matahari memberikan cahaya kehidupan. Terang bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.