Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakatobi, “Surga” yang Tak Bikin Kernyit Dahi!

Kompas.com - 03/11/2016, 13:45 WIB

KOMPAS.com - Ikan badut namanya. Berwarna merah menyala, dengan setrip putih di punggungnya berenang di kejernihan air laut di sela-sela terumbu karang. Paras eloknya menyenangkan hati.

Sementara itu, masih ada ikan napoleon yang melenggok anggun, seolah tak peduli dengan gerakan penyelam di dekatnya. Ikan bernama Latin Cheilunus undulatus ini punya warna hijau yang khas. Sekilas, selain tonjolan khas di dahinya, mulut ikan ini juga mirip dengan mulut louhan.

Napoleon merupakan jenis ikan karang besar yang hidup di perairan tropis. Umur ikan ini bisa mencapai 50 tahun dengan panjang dan berat mencapai 1,5 meter dan berat 80 kilogram.

Menurut para penyelam, ikan yang hidup di rerata kedalaman laut 23 meter ini, adalah ikan yang kalem. Napoleon pun hidup soliter atawa tak berkoloni.

Nah, dua jenis ikan ini saja sudah menjadi pemandangan menyedapkan di perairan Wakatobi. Bayangkan, andai Anda mampu merebut banyak waktu untuk berasyik-masyuk menyelam,  pemandangan yang begitu indah bisa ditangkap mata.

Ya, pemandangan yang menyamankan hati dan menghilangkan kernyit dahi. Penat pun lepas, yang tersisa hanya rasa santai, nyaman, dan tentunya bahagia seperti di surga.

Wakatobi, tulis laman indonesia.travel adalah surga bawah laut yang menjadi kekayaan Indonesia. Letaknya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu kota Wakatobi adalah Wangi-Wangi. Kabupaten ini terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Jadi, Wakatobi adalah singkatan nama dari keempat pulau utama tersebut.

Sebelum 18 Desember 2003, kepulauan ini disebut Kepulauan Tukang Besi dan masih merupakan bagian dari Kabupaten Buton. Kabupaten Wakatobi berada di selatan garis khatulistiwa dan seperti daerah lain di Indonesia.

Wakatobi memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Taman Nasional Wakatobi yang ditetapkan pada 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, menyangkut keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia.

Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral.

Disebutkan, di Taman Nasional Wakatobi terdapat 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Konfigurasi kedalamannya bervariasi mulai dari datar sampai melandai ke laut dan di beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Bagian terdalam perairannya mencapai 1.044 meter.

Pariwisata bahari adalah aktivitas wisata yang sudah lama dikenal dan merupakan pariwisata andalan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi. Kekayaan biota laut ini tidak lain karena hamparan terumbu karang yang sangat luas di sepanjang perairan dengan topografi bawah laut yang berwarna-warni seperti bentuk slop, flat, drop-off, atoll, dan gua bawah air.

Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili, antara lain Acropora formosa, A Hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp tinggal harmonis bersama penghuni bawah laut lainnya.

Kekayaan ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis. Di antaranya, Cephalopholus argus, takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Ikan Napoleon

Taman Nasional Wakatobi juga menjadi tempat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii) dan raja udang erasia (Alcedo atthis).

Beberapa jenis penyu juga menjadikan taman ini sebagai rumah mereka, seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Perairan Wakatobi memiliki "tamu" setia yang menjadikan perairan Wakatobi sebagai taman bermainnya. "Tamu" itu tidak lain dan tidak bukan adalah ikan paus sperma (Physeter macrocephalus).

Biasanya, kawanan paus sperma berada di Wakatobi pada bulan November, saat belahan bumi lain membeku. Pada bulan tersebut, perairan Wakatobi relatif lebih hangat dan berlimpah pakan yang bisa mengenyangkan perut kawanan paus.

Wakatobi juga menjadi tempat bermain ikan pari manta (Manta ray) yang ukuran tubuhnya tergolong raksasa. Pari manta merupakan salah satu jenis ikan yang khas dan unik, yang hanya terdapat di perairan tropis.

Keberadaan 25 gugusan terumbu karang dan kedalamannya menjadikan perairan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi tempat yang ideal bagi berbagai jenis biota laut untuk tinggal, juga menjadikan penghuni laut di sini memiliki nilai estetika dan konservasi yang tinggi.

Secara spesifik Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dikelilingi pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km serta obyek wisata pantai dan tersebar di seluruh wilayah Wakatobi sangat potensial untuk dikelola. Jadi, bukan tanpa alasan jika kawasan pantai di wilayah ini sangat cocok untuk wisata seperti diving, snorkeling, berenang, dan memancing.

 Cantik menarik

Hilda B Alexander/Kompas.com Wakatobi

Adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang menjadikan Wakatobi menjadi satu dari 10 Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN). Laporan laman Kompas.com per 1 November 2016, menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Wakatobi sudah menyiapkan berbagai perencanaan membuat taman nasional ini kian cantik menarik bagi para pelancong.

Bupati Wakatobi Arhawi Ruda sempat mengatakan bahwa target kunjungan wisatawan baik domestik dan lokal ke Wakatobi sampai dengan 2016 usai adalah 25.000 orang. Jumlah ini naik 7.000 orang ketimbang pencapaian pada 2015.

Rencana besar yang bakal diwujudkan segera adalah penataan empat pulau besar Wakatobi. Sampai kini, begitu banyak potensi di Wakatobi yang terpencar. Tantangan yang mengemuka adalah belum ada keterhubungan yang menyatu dari potensi-potensi itu.

Sebut saja Pulau Kapota yang berada di tengah gunung dengan danau air asin serta gua kelelawar. Pantai Kapota juga dikenal sebagai tempat menyelam terindah. (Baca:Festival Wakatobi Digelar 18 Desember 2016).

Selain itu ada Pulau Runduma yang berjarak 42 mil dari pulau besar Wakatobi di tengah-tengah Laut banda. Di sinilah ikan napoleon paling banyak dijumpai. Menarik bukan?

Adapun percepatan pembangunan yang segera dilakukan adalah revitalisasi dan penataan pantai di Pulau Wangi-wangi sepanjang 1.400 meter. Pemkab Wakatobi akan menjadikannya sebagai ruang publik yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat juga wisatawan.

Sudah barang tentu, andai saja pembangunan yang bakal menelan dana hingga Rp 1,2 triliun itu terwujud semua, Wakatobi adalah destinasi dambaan insan yang menyukai perjalanan wisata laut.

Apalagi, percepatan pembangunan itu bakal memudahkan pelancong bisa datang dari mana saja menuju Wakatobi. Saat ini, perjalanan menuju ke Wakatobi paling mudah dilakukan dengan pesawat terbang.

Begini caranya. Dari Jakarta atau juga dari kota-kota lainnya di Tanah Air, silakan terbang dengan pesawat paling awal menuju ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Dari Kota Daeng itu, silakan terbang menuju Bandara Matahora di Pulau Wangi-wangi. Jadwal keberangkatan saat ini tersedia tujuh hari dalam seminggu.

Pilihan lainnya adalah terbang dari Jakarta atau juga dari kota-kota lainnya di Tanah Air menuju ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari. Lantas, lanjutkan penerbangan Kendari-Wakatobi dengan jadwal yang juga tersedia tujuh hari dalam seminggu.

Yang memilih jalur laut, silakan mengikuti perjalanan kapal cepat dari Kota Baubau di Pulau Buton. Pulau ini masih dalam bagian Provinsi Sulawesi Tenggara. Rute yang ditempuh adalah Baubau ke Wangi-wangi. Durasi perjalanan empat jam lamanya.

Nah, mari berpetualang!

Facebook Indonesia.Travel/Wonderful Indonesia Pemandangan bawah laut Wakatobi

Link Socmed FB : https://www.facebook.com/indonesiatravel/

Link Socmed Twitter : https://twitter.com/indtravel

Link Socmed Instagram : https://www.instagram.com/indtravel/

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com