Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Jalur Impian di Selatan Malang

Kompas.com - 17/01/2017, 11:23 WIB

MUNGKIN benar adanya bahwa Malang adalah kepingan surga yang terserak di ujung selatan Jawa Timur. Hampir setiap sudutnya menawarkan eksotisme dengan caranya tersendiri, termasuk keelokan jalur lintas selatan Kabupaten Malang.

Siapa sangka jalur yang setahun lalu masih rusak di beberapa titik, pada awal Januari ini seakan berubah menjadi ”jalan impian” bagi warga Kabupaten Malang. Jalan di jalur ini tampak mulus dan sepi sehingga orang bisa memacu kendaraan dengan nyaman sekaligus menikmati panorama alam luar biasa.

Di sisi selatan, pengguna jalan akan melewati deretan pantai berpasir putih dan laut berwarna biru. Di sisi utara, jika tidak disuguhi hijaunya kebun (pisang, singkong, dan kelapa), orang akan menikmati gugusan tebing kapur berwarna putih kekuningan.

(BACA: Tahun 2017 Destinasi Wisata Bahari Bakal Naik Daun)

Perpaduan warna putih, biru, hijau, dan kuning di sepanjang perjalanan terasa sangat menyejukkan. Di tengah, panasnya mentari menyengat kulit.

Jalur lintas selatan Malang membentang mulai dari Desa Sendang Biru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, hingga Desa Balekambang, Kecamatan Bantur.

Jalur sepanjang 25 kilometer (km) itu seakan merangkai deretan pantai berair biru, mulai dari Pantai Sendang Biru, Tiga Warna, Gua China, Ungapan, Bajulmati, Batu Bengkung, Jalangkung, Ngudel, Nganteb, hingga Pantai Balekambang. Jalur ini melewati tiga kecamatan, yaitu Sumbermanjing Wetan, Gedangan, dan Bantur.

(BACA: Pantai Ora Serasa di Maladewa)

Di kawasan Bajul Mati, pengguna jalan bisa menikmati kuliner khas pantai selatan, yaitu menikmati ikan bakar di beberapa warung pinggir jalan. Di beberapa titik, banyak orang menjajakan pisang yang merupakan salah satu hasil bumi warga setempat.

Keelokan pantai

Tak lengkap rasanya melintasi jalur lintas selatan Malang tanpa menikmati keelokan pantainya. Berhenti di satu atau dua pantai adalah pilihan terbaik menikmati eksotisme jalan impian tersebut.

Seperti di Pantai Jalangkung, tampak deretan gubuk kayu yang ditata rapi di sepanjang tepi pantai. Seperti layaknya wisata pantai, di Pantai Jalangkung disuguhi debur ombak laut selatan yang berkejaran di tengah birunya air.

Duduk di gubuk kayu menjadikan wisatawan bisa menikmati laut lepas tanpa tersengat panas matahari. Ditambah meneguk es kelapa muda yang dijual warga di warung makan membuat pengunjung ingin berlama-lama.

Dari situ, bisa berpindah lagi ke Pantai Ungapan. Pantai ini tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga tersedia tempat bagi pengunjung untuk berkemah. Pantai ini sekaligus merupakan bumi perkemahan. Lokasinya berada di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan.

Pantai Ungapan terasa lebih sejuk karena deretan pohon kelapa dan pepohonan lain cukup rimbun. Di pantai ini terdapat lebih banyak warung yang menjajakan makanan ringan, nasi, ikan bakar, dan lainnya.

Bahkan, ada juga tuna bakar, makanan khas pantai Malang selatan. Yang menarik, menu ini tidak hanya dinikmati dengan cara biasa (makan di warung), tetapi juga bisa menyewa tikar dan membawa makanan ke tepi pantai.

Menyantap ikan tuna bakar, lalapan dengan sambal kecap, dan es kelapa muda sambil menatap laut lepas dan merasakan kaki terbenam pasir pantai adalah satu sensasi tersendiri. Sengat sang sury, seakan terusir oleh semilir angin dan segarnya es kelapa muda.

”Pantai ini mulai ramai sejak jalur lintas selatan (JLS) jadi. Di akhir pekan, dahulu paling-paling dalam sehari hanya 200-an pengunjung. Sejak ada JLS, dalam sehari bisa datang 700 pengunjung. Terasa sekali perbedaannya,” kata Paeri, tokoh masyarakat Desa Gajahrejo yang berjualan sejak tahun 2009.

Pengunjung Panti Ungapan, menurut Paeri, tidak hanya warga lokal Malang, tetapi juga wisatawan luar kota dan luar negeri.

Selain potensi wisata terangkat, hasil bumi warga seperti pisang dan kelapa, kata Paeril, akhirnya laku terjual.

”Dahulu kami harus pergi ke pasar desa lain untuk memasarkan hasil bumi. Kini, dengan banyaknya wisatawan datang, kami bisa memasarkannya di tempat wisata atau di sepanjang jalur selatan ini,” katanya.

Keberadaan JLS memang menjadi impian bagi warga Kabupaten Malang. Bupati Malang Rendra Kresna mengibaratkan, jika JLS bisa tersambung dari Banyuwangi hingga Pacitan, seakan ”membangunkan raksasa tidur”.

Banyak potensi wisata, pertanian, dan perikanan di pesisir selatan Jatim akan terangkat. JLS Jatim direcanakan membentang sepanjang 618,8 km mulai dari Banyuwangi hingga Pacitan.

”Untuk potensi wisata, saat ini, kami sudah menerima wisatawan 3,5 juta orang dalam setahun. Tahun ini kami menargetkan bisa 4-5 juta orang. Dengan semakin baiknya jalur menuju pantai selatan ini, saya yakin semakin banyak wisatawan mengunjungi pantai-pantai di Malang selatan,” kata Rendra.

Impian warga Kabupaten Malang ini memang beralasan. Selama ini, keelokan pantai Malang selatan yang tak kalah dengan Bali atau daerah lain seakan tak terjangkau oleh dunia luar. Namun, dengan terbangunnya JLS, secara perlahan banyak orang bisa menikmati keindahannya.

Sayangnya, seperti sebuah mimpi, tak selamanya keindahan jalur lintas selatan bisa dinikmati. Saat malam datang, keindahan jalur selatan Malang seakan turut melayang.

Jalan dengan lebar dua lajur itu akan menjadi gelap gulita dan hanya mengandalkan penerangan pada bintang, rembulan, dan lampu kendaraan yang melintas. Rasanya perlu dipikirkan penerangan jalan umum di jalur ini.

Bukan itu saja. Jalur lintas selatan bolehlah dibilang sudah bagus. Namun, jalan pendukung JLS masih jauh dari harapan. Sepanjang jalan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan bisa dibilang kondisinya masih rusak. (DAHLIA IRAWATI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Januari 2017, di halaman 23 dengan judul "Menyusuri Jalur Impian di Selatan Malang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com