Selain foto-foto lawas yang merekam kehidupan masyarakat di sana pada awal abad ke-20, kita juga bisa melihat teknologi fotografi pada masa itu.
Dari mulai kamera antik, pengolahan foto dan kartu pos, film negatif, hingga kamar gelap. ”Peralatan yang ada di sini masih beroperasi dengan baik,” kata pemandu kami di museum ini.
Semuanya menyatu dengan perabot pribadi Seidel dan keluarganya di ruangan dengan cat berwarna pastel.
Sesi tur museum diakhiri dengan foto bersama dengan kostum lama, suasana berfoto yang sama dengan yang dirasakan orang-orang dari masa awal abad ke-20. Hasil akhirnya dalam bentuk foto berwarna dan hitam putih.
Rintik hujan masih terus mengiringi langkah kaki kami menapaki jalan-jalan berbatu di kawasan kota tua Cesky Krumlov. Topografi kota ini sedikit berbukit yang membuat kaki harus siap berjalan naik turun.
Namun, itu semua setara dengan pemandangan dan pengalaman yang diperoleh. Lorong-lorong yang kami lewati dan lukisan fresco di dinding-dinding bangunan seakan melempar kami ke berabad-abad lalu.
Kastil Cesky Krumlov sudah dibangun sejak 1253. Bangunan aslinya yang bergaya gotik dulunya milik Lord of Krumlov dari keluarga Vitkovci (Witigonen) yang merupakan salah satu trah tertua di Ceko.
Trah ini yang membangun wilayah Bohemia Selatan. Namun, tidak mempunyai keturunan lagi, kastil ini kemudian diwarisi oleh keluarga Rosenberg yang merupakan cabang lain dari keluarga Vitkovci.
Jadilah, bangunan-bangunan yang ada di kompleks ini mencerminkan berbagai era, mulai dari gotik, barok, hingga renaisans.
Martina sempat mengajak kami mampir ke Gereja St Vitus dan museum yang ada di kompleks kastil. Jangan lewatkan untuk naik ke puncak menara kastil setinggi 54,5 meter dengan 162 anak tangga.
Pemandangan bangunan-bangunan bergaya renaisans di antara liukan Sungai Vltava yang berbentuk tapal kuda hadir bagai lukisan.
Kita bisa jalan berputar mengikuti bagian dalam puncak menara yang berbentuk lingkaran untuk melihat bagian atas kota tua dari berbagai sudut.
Setelah makan siang di Jakub Restaurant yang dindingnya dipenuhi cekungan berhiaskan lukisan fresco, akhirnya kami harus meninggalkan Cesky Krumlov, kota kedua terpopuler di Ceko setelah Praha.
Kota Pilsen