Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesejukan Bogor Menjelma di Resto

Kompas.com - 20/02/2017, 19:23 WIB

BEGITU kata Bogor terlintas di pikiran, gambaran pohon-pohon yang besar dan tinggi, hamparan kebun teh di Puncak, serta gemuruh air terjun di kawasan Pegunungan Salak-Halimun pun bermunculan.

Kini, gambaran itu diadopsi dalam konsep sejumlah tempat kuliner di Bogor. Yuk, kita jelajahi!

Salah satu tempat kuliner asyik itu ada di kawasan Pajajaran Raya, Kota Bogor. Begitu masuk dari Jalan Pajajaran, di kanan dan kiri jalan terdapat setidaknya empat atau lima restoran yang interiornya terlihat jelas dari luar. Sebab, resto tersebut tidak berdinding luar, pun tak ada pintu dan jendela.

Tiadanya sekat tersebut membuat pertunjukan musik di resto itu bisa juga dinikmati oleh orang-orang yang berjalan kaki atau makan di warung tenda kaki lima di sebelahnya.

Resto itu memang dibangun sedemikian rupa agar ”menyatu” dengan dinamika di luar resto dan atmosfer lingkungan.

Sekarang mari kita mampir ke Two Stories Resto dan Cafe. Resto yang berdiri sejak dua tahun lalu ini memakai ”The Rabbit” sebagai karakter khasnya.

Si Kelinci, kata Tomi, yang juga karyawan di situ, adalah simbol bahwa kita masing-masing memiliki cerita yang bisa kita bagikan dan menjadi berbeda ketika diutarakan.

”Kelinci itu menjelma menjadi diri kita yang menyimpan banyak cerita. Kami menghadirkan suasana resto yang membuat pengunjung nyaman dalam berbagi cerita sambil menikmati berbagai cita rasa hidangan yang tersedia,” katanya.

Ruang terbuka resto ini, selain yang berada di halaman muka, juga berada di lantai dua, bersebelahan dengan ruang resto yang menjadi tempat pertunjukan musik.

Dari ruang terbuka itu, sambil menikmati udara dan langit Bogor, kita pun menikmati musik.

Aneka perpaduan ini menghadirkan sebuah tempat yang nyaman untuk berbagi cerita dengan teman, kerabat, pasangan, atau keluarga.

Begitu juga di lantai tiga. Meski ukuran ruangan lebih kecil, rooftop resto ini tetap menawan. Sembari menikmati aneka hidangan grill, kita bisa memandangi langit Bogor serta temaram saat senja menghampiri.

Jika tidak ingin terlalu diterpa angin, ada pilihan untuk bercengkerama di lantai satu. Di sini, sejumlah meja kursi diatur sebagaimana meja kursi di ruang tamu rumah, lengkap dengan bantal-bantal kursi yang membuat ngobrol menjadi lebih santai.

Sebagian meja-kursi lainnya diatur seperti di ruang makan sehingga kita bisa ngobrol sambil berbagi makanan yang dipesan.

Pernak-pernik interior di resto ini antara lain berupa guci yang dipajang di rak-rak terbuka, menambah atmosfer keakraban bagi pengunjung.

Tentang makanan, tersedia aneka pilihan yang menggoda. Daging dan ikan panggang bisa menjadi pilihan di sini. Begitu pula dengan aneka jenis sop, seperti sop buntut atau sop iga.

Pilihan lainnya adalah aneka kuliner Asia, seperti spicy mongolian beef dan thai bibimbap. Minumnya pun aneka ragam, mulai dari teh dan kopi, aneka jus buah, atau es krim. Minuman bersoda pun menjadi unggulan di resto ini. Salah satunya cu ling san.

Rasa asam segar dan manis menjadi semakin menggigit rongga mulut berkat campuran sodanya. Setelah menyeruputnya, kantuk hilang dan kita menjadi segar kembali.

Rumah pohon

Kalau kita datang ke Bogor dari Jakarta dengan melewati Bogor Outer Ring Road (BORR), arahkan kendaraan ke Jalan Pajajaran untuk belok ke kiri menuju Jalan H Achmad Andawijaya atau Pandu Raya. Di situ, ada Foresthree Resto.

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO Salah satu menu di Foresthree Resto, yakni Korean Fried Chicken, yang merupakan salah satu menu andalan di resto ini.
Bangunan yang semula adalah gedung futsal, sejak tiga bulan lalu disulap menjadi resto keluarga.

Dengan mempertahankan konstruksi dasar bangunan lapangan olahraga, interior resto dibuat longgar tanpa sekat-sekat pembatas yang kaku antarmeja.

Satu-satunya pembatas berupa dinding yang memisahkan dapur pengolah hidangan dengan ruang santap pengunjung. Namun, jendela-jendela dapur yang lebar membuat pengunjung juga bisa melihat kesibukan para koki menyiapkan hidangan.

Sesuai namanya, interior resto ini didesain dengan sejumlah pohon, baik yang hidup maupun yang artifisial atau berupa gambar dan foto dekoratif.

Gerobak-gerobak pajang diatur sedemikian rupa dengan aneka keranjang di dalamnya. Keranjang itu berisi berbagai macam buah hiasan seakan buah hasil kebun.

Langit-langit resto juga dibuat tinggi sebagaimana sebuah lapangan futsal. Desain ini membuat kita tidak kepanasan meski resto ini hanya dilengkapi dengan kipas angin. Terlebih lagi, kita dibawa pada suasana makan di luar ruangan.

Namun, jika kebetulan hujan turun, kita tak perlu khawatir kebasahan. Hanya suara jatuhnya butir-butir air di atap menyadarkan kita bahwa di luar tengah hujan.

Kita pun punya alasan kuat untuk terus berada di tengah-tengah ”pepohonan hutan”.

”Kami memang ingin menghadirkan suasana sejuk penuh pohon yang menjadi kekhasan Bogor. Ini resto keluarga. Karena itu, ada spot untuk anak-anak bermain ayunan sebagaimana di taman,” kata Budi, manajer resto ini.

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO Lemongrass Resto di Kota Bogor hadir dengan konsep tropical garden.

Sembari menikmati suasana resto sekaligus hawa Bogor, mari kita mulai memesan makanan. Berbagai masakan Eropa, Asia, dan Indonesia tersedia di sini. Beberapa di antaranya aneka jenis roti bakar dan piza.

Untuk pencuci mulut, ada tropical sour, yang merupakan andalan resto ini. Tropical sour memadukan beberapa macam buah segar dan krim kental. Rasa segar pun tersaji dalam sebuah mangkuk besar.

Kopi atau teh bisa dipesan untuk menemani assorted fritters atau tiga macam gorengan gurih dalam satu porsi.

Kedai kopi modern

Ada satu resto lagi yang bisa kita coba, yaitu Lemongrass Resto. Tempat ini berkonsep kopitiam atau kedai kopi modern.

Sebagaimana kopitiam, di resto ini tersedia berbagai jenis kopi. Jika tak suka kopi, ada pula pilihan teh di sini. Untuk teman menikmati kopi, kita bisa memilih roti bakar (toast) atau laksa. Laksa di sini paling banyak dipesan pengunjung.

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO Two Stories Resto Bogor.
Karena begitu beragamnya pelanggan, Lemongrass juga menyediakan hidangan lain, seperti szenchuan, menu khas Thailand atau Jepang, dan tentu saja masakan Indonesia, termasuk gado-gado.

Yang menarik dari Lemongrass ini adalah interior restonya. Menurut seorang pemiliknya, Deni, Lemongrass berkonsep tropical garden.

Selain berhias dengan benda-benda khas perabot peranakan, resto ini juga menata dengan asri pohon peneduh dan tanaman hiasnya.

Sejumlah pohon atau bunga artifisial juga dipakai untuk melengkapi interior di dalam ruangan. Semuanya menjadi satu kesatuan harmonis dengan pernak-pernik lain, semisal dengan berbagai lampu.

Di sini, tidak ada dinding utuh yang membatasi ruangan dalam dan teras. Dengan begitu, kita bisa tetap merasakan hawa alami Kota Bogor meski tidak duduk di teras.

Berada di resto-resto keren ini memang sayang kalau tidak diabadikan dalam foto. Jadi, jangan lupa bawa kamera atau ponsel cerdas. Lalu, ambil sudut favorit untuk berpose dengan teman atau keluarga.

Dengan penataan interior yang indah, kita bisa mengoleksi gambar menarik. Tentu saja sembari menikmati aneka kudapan yang nikmat.

Cheers! (Ratih P Sudarsono)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Februari 2017, di halaman 28 dengan judul "Kesejukan Bogor Menjelma di Resto".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com