Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejar Matahari di Bali

Kompas.com - 08/03/2017, 15:08 WIB

Saat kau rebah di bahu kiriku

Helai rambutmu halangi khusukku

Nikmati ramah mentari yang pulang...”

Asyik menikmati senja, dari tengah laut sana muncul sesosok lelaki menenteng papan selancar. Saya memotretnya.

”Fotonya keren juga. Bolehlah dikirim ke saya sebagian. Saya juga suka memotret,” kata lelaki tadi, Jair Lobo, yang seorang musisi.

Selang sekitar 10 menit kemudian, dia datang dengan kamera DSLR-nya. Kami pun terlibat obrolan tentang fotografi dan keelokan senja di Kuta.

Sore itu, Pantai Kuta menjadi ide bagus daripada diam di kamar dan berpeluh. Tetapi, rasanya belum seberapa lama menikmati senja, tiba-tiba hari mulai gelap.

(BACA: Raja Salman, Wisata Bali, dan Penerbangan Langsung)

Jika Kuta indah waktu senja, bagaimana dengan tempat lain? Perburuan matahari pun berlanjut.

Saya mengatur jadwal agar keesokan harinya cukup waktu untuk mengejar matahari senja.

Kali ini saya tiba sekitar pukul 18.00 di Pantai Seminyak, artinya masih ada sisa waktu sekitar 30 menit sebelum matahari benar-benar terbenam.

Ini waktu yang sangat pas menikmati senja karena saya bisa melihat proses matahari seolah meredup lalu perlahan ditelan cakrawala.

Sejumlah anak bermain pasir dan berkejaran. Kadang juga beberapa anjing peliharaan ikut nimbrung.

Mereka bermain seolah di halaman rumah sendiri. Orang-orang dewasa duduk-duduk atau joging.

Setelah memotret, saya memilih duduk mengantar matahari pulang. Saya tak rela kehilangan detik-detik terakhir matahari tenggelam.

Matahari sore itu seperti kawan lama yang hendak berpisah. Ada kalanya dia bersedih, tetapi sore itu dia tersenyum. Dia seolah berkata, besok bertemu lagi....

Kehangatan matahari sore itu benar-benar membekas. Mungkin karena Pantai Seminyak waktu itu memang bersahabat.

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Dua anjing liar terjaga bergurau ketika matahari terbit di Pantai Sanur, Senin (20/2/2017). Pagi-pagi sekali mereka terjaga untuk selanjutnya mencari makan.
Mungkin juga lantaran waktu itu saya tidak sedang buru-buru atau sebal seperti tempo hari sehingga lebih leluasa menikmati senja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com