Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Pemimpin di Batu Tering

Kompas.com - 07/04/2017, 19:36 WIB

Situs itu ditemukan tahun 1963 oleh petani. Menurut Dinullah, sarkofagus di situs Ai Renung diperkirakan sudah ada sejak 2000 tahun sebelum Masehi.

”Sarkofagus itu merupakan makam bagi pemimpin atau orang-orang yang dituakan oleh komunitas pada masa lampau di kawasan itu,” kata Dinullah.

Menurut Dinullah, relief atau motif hias di sarkofagus Ai Renung memiliki makna tersendiri. Secara umum, hal itu menggambarkan kehidupan, kesuburan, dan alam roh.

Kesuburan, misalnya, digambarkan lewat motif manusia dengan penonjolan pada alat kelamin perempuan, sedangkan kehidupan lewat motif kepala manusia.

Terkait posisi sarkofagus di bukit atau ketinggian, menurut Dinullah, hal itu melambangkan alam arwah berada di tempat tinggi, lebih dekat dengan nirwana.

Meski lokasinya cukup sulit dijangkau, situs Ai Renung yang berada di bawah tanggung jawab Balai Pelestarian Cagar Budaya Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang berkantor di Gianyar, Bali, banyak didatangi pengunjung.

Mereka tidak hanya masyarakat Sumbawa, tetapi juga dari luar, seperti Lombok dan Jakarta. Peneliti asing juga datang ke Ai Renung, seperti dari Hongaria, Australia, Belgia, Jerman, dan Polandia.

Sarkofagus Ai Renung dinilai sangat bermanfaat karena menambah pengetahuan tentang kehidupan masa prasejarah.

”Namun, infrastruktur jalan ke Ai Renung harus diperbaiki. Tidak ada gunanya mengembangkan pariwisata kalau infrastrukturnya jelek,” tulis Suparman, dosen salah satu perguruan tinggi di Sumbawa di buku pengunjung.

Di Kabupaten Sumbawa terdapat lima situs purbakala dan semua terletak di Moyo Hulu. Selain Ai Renung, juga terdapat situs Raboran di Sebasang dan tiga situs di Kuang Amo.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Sumbawa Muhammad Ikhsan mengatakan, situs-situs itu sudah lama dikembangkan sebagai destinasi wisata, tetapi hanya kalangan tertentu yang berminat.

Menurut Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali Wayan Muliarsa, pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan situs Megalitikum khususnya untuk pariwisata di Sumbawa adalah kewenangan pemerintah daerah. Pihaknya fokus pada bantuan teknis untuk perlindungan kawasan konservasi, zonasi, dan perawatan. (ISMAIL ZAKARIA/HARIS FIRDAUS/AGUS MULYADI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 April 2017 di halaman 24 dengan judul "Makam Pemimpin di Batu Tering".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com