WASSENAR, KOMPAS.com - Kokohnya kebudayaaan Hindu Bali tidak saja tergantung kepada penyajian seni semata. Belajar gamelan dan tari sudah lazim sebagai bagian dari pelestarian budaya demi menjaga keutuhan Bali.
Mendengarkan dharma wacana tentang bimbingan kerohanian, umatnya hanya menjadi pendengar yang baik.
Kemudian merayakan hari besar keagamaan setiap 6 bulan sekali seperti Galungan dan Kuningan. Mungkin bagi sebagian orang cukup merepotkan.
(BACA: Pura Bali Berselimut Salju di Belgia)
Pada Sabtu (15/4/2017), dalam suasana musim semi bersuhu 11 derajat celcius, masyarakat Hindu Bali merayakan Galungan dan Kuningan di Wisma Duta Besar, Wassenaar Belanda.
Galungan dan Kuningan adalah rangkaian hari raya besar umat hindu Bali yang jatuh setiap 210 hari sekali menurut kalender Bali.
(BACA: Dharma Shanti Nyepi dan Pray for Brussels di Belgia)
Galungan sebagai hari kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kebathilan). Sedangkan Kuningan sebagai rangkaian dari Galungan bermakna lebih kepada pengendalian dan instropeksi diri.
Hadir dalam kesempatan tersebut Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja, masyarakat Indonesia, Friends of Indonesia, perwakilan Kementerian Luar Negeri Belanda dan para Duta Besar negara sahabat.
Dalam sambutannya, Dubes Wesaka Puja menyampaikan ucapan selamat hari raya Galungan dan Kuningan kepada seluruh umat Hindu di Eropa.
Sebanyak empat grup gamelan yang tampil dalam kegiatan tersebut adalah Swara Santi (Amstelveen), Sekar Alit (Leiden), Banjar Suka Duka Nederland dan Grup Gamelan Belanda-Belgia.
Penonton yang hadir dalam pertunjukan tersebut sangat antusias dan memberi perhatian khusus terhadap penampilan seniman yang berpartisipasi dengan kegiatan ini bahkan sangat kagum akan kekuatan budaya Hindu Bali yang begitu memesona warga Belanda.
Sepasang warga Belanda, Erik Van Rossem dan Arjanti Sosrohadikoesoemo selalu hadir di setiap kegiatan budaya Hindu Bali.
"Saya tidak saja berpartisipasi bermain gamelan Bali tetapi juga respek budaya Hindu Bali yang banyak mengandung nilai toleransi dan kedamaian. Saya sangat senang diterima dan menjadi keluarga besar masyarakat Bali di Eropa," ujar Erik dan Arjanti di sela-sela kegiatan tersebut. (MADE AGUS WARDANA, dari Wassenaar, Belanda)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.