Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasakan Sensasi Tinggal di Rumah Gadang Berusia Ratusan Tahun

Kompas.com - 29/06/2017, 12:31 WIB
Auzi Amazia Domasti

Penulis

TANAH DATAR, Kompas.com - Pukul sebelas malam, Syafridho (18) tiba di Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Dua hari lagi perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah. Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas ini sengaja homestay di nagari itu selama libur Lebaran 2017.

Edo, begitu ia biasa disapa, memilih homestay yang tak biasa. Ia akan menginap di sebuah rumah gadang asli Nagari Sumpur yang sudah dihuni turun temurun oleh pemiliknya.

Rumah gadang atau rumah godang merupakan rumah tradisional dari suku Minangkabau. Atapnya terdiri dari dua atau beberapa sisi yang melengkung dan kemudian meruncing. Biasanya, rumah gadang ini memang menjadi tempat tinggal bersama beberapa keluarga.
 
Di Nagari Sumpur, sebagian penduduknya memang masih bermukim di rumah gadang asli. Nagari ini merupakan desa yang terletak dekat Danau Singkarak.
 
Sekarang, nagari tersebut semakin dikenal sebagai destinasi wisata. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Nagari Sumpur. Semua itu karena mereka ingin merasakan sensasi tinggal di rumah gadang.
 
Walau Edo bersuku Minang yang sejak kecil tinggal di Padang, ini pertama kalinya ia menginap di rumah gadang. "Di kota (Padang) sudah jarang banget liat rumah gadang asli. Yang ada paling museum," kata Edo
AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Bagian dalam rumah gadang berusia 116 tahun yang bisa disewa wisatawan. Beberapa rumah gadang di Nagari Sumpu. Tanah Datar, Sumatera Barat, sudah berusia lebih dari 100 tahun.
 
Karmita, pemilik rumah gadang, segera menyambut Edo dan keluarganya. Perempuan ini menyebutkan kalau di rumah gadangnya ada 9 ruangan. Selain itu, ada pula dapur tradisonal yang masih menggunakan tungku perapian di bagian bawah belakang rumahnya.
 
Sejak kecil, perempuan yang disapa Ita itu sudah tinggal di rumah gadang. "Sudah tujuh turunan yang menghuni rumah ini," kata Ita.
 
Dari luar, bentuk rumah gadang belum terlihat jelas karena gelap. Ketika masuk ke dalamnya, ruang tengah rumah gadang terlihat cukup luas. Pada bagian dalam, ada beberapa tiang berderet dari kiri ke kanan.
 
Rumah gadang pun memiliki dua anjungan. Masing-masing anjungan ada dua kamar dengan lantai yang lebih tinggi dari lantai rumah lainnya. Orang yang mau ke kamar di anjungan, harus memanjat sedikit ke pijakan menuju kamarnya.
 
Rumah gadang itu telah lama berdiri. Usianya sudah 116 tahun. Selama ratusan tahun, tiang penyangga rumah masih berdiri kokoh. 
AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Tiang-tiang penyangga di bagian dalam gadang yang berusia 116 tahun. Tiang kayu berasal dari Pohon Jua. Batang pohon yang dipilih mesti di atas 50 tahun agar kokoh menyangga rumah gadang di Nagari Sumpu, Tanah Datar, Sumatera Barat.
 
Sejak awal dibangun, tiang rumah  menggunakan kayu dari Pohon Jua yang kuat dan mampu awet selama itu. Biasanya, warga memilih pohon yang usianya lebih dari 50 tahun untuk digunakan sebagai tiang rumah.
 
"Kayu yang di ruang tengah juga masih asli. Yang diganti hanya kayu di anjungan kanan dan kiri," kata Ita.
 
Empat tahun lalu, pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan lima (termasuk dua yang telah dibangun) dari 63 rumah gadang di Nagari sumpur. Mengutip dari Kompas.com pada Sabtu (5/3/2016), kerugian akibat kebakaran pada 26 Mei 2013 itu tak ternilai. Karena, rumah-rumah tersebut berusia di atas 100 tahun.
 
Cocok untuk wisata rombongan
 
AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Anjungan kiri rumah gadang ini menghadap Danau Singkarak yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Rumah gadang berusia 116 tahun ini disewakan bagi wisatawan yang ingin homestay.
 
Ada tiga rumah gadang yang bisa disewakan, termasuk Rumah Gadang Siti Fatimah yang terletak di dekat rumah gadang Ita. Rumah gadang itu mampu menampung hingga 90 orang.
 
Biasanya, rombongan mahasiswa atau pegawai kantor yang menyewa rumah gadang ini. Ita memasang tarif sewa inap per kepala seharga Rp 250.000,00. 
 
"Paketnya sudah termasuk makan dan diajak jalan-jalan ke sungai, sawah, dan melihat matahari terbit," ujar Ita.
 
Bila wisatawan ingin melihat atraksi pertunjukan silat air komunitas daerah setempat, ada biaya tambahan.
 
Pagi harinya, Edo merasa beruntung tidur di kamar anjungan kiri. Saat membuka jendela, ia langsung melihat pemandangan indah Danau Singkarak dan bukit-bukit hijau di sekitarnya.
 
Pada bagian luar atas anjungan, terdapat ukiran kayu berbentuk bunga yang memperindah rupanya.
 
"Karena diajak mendadak aja sama Om, akhirnya ke sini. Setelah Lebaran, mau ke sini lagi sekalian bisa menikmati makanan khasnya, pange ikan (tanpa santan) dan ikan bilih," kata Edo.
 
AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Rumah gadang yang tak dirawat pemiliknya di Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Selama libur Lebaran 2017, kunjungan wisatawan ke Nagari Sumpu meningkat.
 
Di sekitar rumah gadang Ita di Nagari Sumpu, tampak beberapa rumah gadang lainnya. Ada yang masih terawat dan dijadikan destinasi wisata. Ada pula rumah gadang tua yang sudah tak berpenghuni dan dibiarkan terbengkalai.
 
Nah, bila berlibur ke Sumatera Barat, tak ada salahnya mencoba menginap di rumah gadang asli. Ita berharap semakin banyak pengunjung yang mencoba wisata ini dan wilayah Sumpu bisa semakin terkenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com