Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kerusakan, Sebetulnya Berapa Kapasitas Pengunjung Candi Borobudur?

Kompas.com - 11/07/2017, 14:05 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

Iskandar melanjutkan, sebetulnya pemerintah yang bersinergi dengan berbagai BUMN sudah membuat program desa wisata untuk memecah wisatawan agar tidak melulu ke Candi Borobudur. Ada 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang telah dibangun di 20 desa di Borobudur. Lalu ada konsep wisata Joglosemar yang mengangkat semua potensi wisata di wilayah Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya.

Awal tahun 2017, bahkan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCPRB) telah mewacanakan menerapan pembatasan pengunjung menggunakan aplikasi berbasis smartphone. Aplikasi berfungsi tidak hanya mengatur jumlah wisatawan yang naik ke Candi Borobudur, tapi juga sekaligus mengontrol waktu kunjungan mereka.

"Tapi hal itu memang membutuhkan proses. Perlu dukungan semua pihak, dari pemerintah, masyarakat, dan lainnya," katanya.

Iskandar berpendapat, pembatasan pengunjung bisa juga dilakukan dengan mengelompokkan harga tiket sesuai dengan lokasi yang hendak dikunjungi. Harga tiket akan lebih mahal jika pengunjung ingin naik ke atas hingga puncak Candi Borobudur. Sebaliknya, jika pengunjung hanya ingin di pelataran atau area taman maka harga tiket lebih murah.

"Pengelompokkan harga tiket ini sebetulnya bukan hal baru. Di banyak objek wisata lokal sudah lama diterapkan, biasanya di tempat wisata yang banyak mainannya. Mereka (wisatawan) rela bayar mahal untuk naik wahana tertentu. Kalau di Borobudur memang agak susah ya, jadi perlu kesadaran tinggi demi kepentingan konservasi," ucapnya.

Pengelola membersihkan lingkungan sekitar Candi Borobudur, Magelang, dalam rangka hari Peduli Sampah Nasional, Jumat (24/2/2017).Kompas.com/Ika Fitriana Pengelola membersihkan lingkungan sekitar Candi Borobudur, Magelang, dalam rangka hari Peduli Sampah Nasional, Jumat (24/2/2017).

Hal senada dikatakan Kepala BKB Marsis Sutopo, bahwa wajar ketika ada ribuan orang dalam satu waktu di satu tempat kemudian ada yang tertib dan ada yang tidak tertib. Sekalipun sudah ada papan informasi atau larangan hingga imbauan petugas.

Oleh sebab itu, kata Marsis, memang masih perlu ada peningkatan edukasi wisatawan sebelum naik ke Candi Borobudur. Kemudian, perlu juga penambahan petugas ketertiban yang jumlahnya seimbang dengan jumlah pengunjung.

"Penambahan petugas itu bisa melibatkan pelajar, pramuka atau pihak-pihak lain terkait, terutama saat peak season (liburan). Penting pula ada pembenahan visitor management, informasi, dan flow pengunjung," jelas Marsis.

Terkait penerapan kebijakan pembatasan, Marsis mengatakan masih akan didiskusikan dahulu dengan pihak Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan dalam pengaturan obyek Warisan Dunia.

"Pembatasan tentunya disesuaikan dengan daya dukung obyek dan peningkatan kualitas pelayanan kepada pengunjung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com